Cara Mengatasi Bullying Di Sekolah

Jurus Menteri Anies Menghentikan Bullying di Sekolah



Kasus bullying atau diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi perundungan memang menjadi keperihatinan kita bersama. Apalagi jikalau masalah tersebut terjadi di lingkungan sekolah. Lingkungan dimana hal-hal ideal disemaikan kepada para penerima didik. 



Tentu saja ada banyak sekali contoh masalah bullying di sekolah yang tersebar di dunia maya yang memunculkan satu kata di benak kita bersama: miris! Kasus-kasus yang tersebar secara viral tersebut contohnya terjadi di Sekolah Menengah kejuruan Sematan, Lundu. Dalam adegan yang sanggup Anda saksikan via youtube tersebut tergambar terperinci bagaimana seorang siswa wanita yang ditampar, ditendang, dan dipukul oleh setidaknya dua rekannya yang lain. Sungguh pemandangan yang sangat tidak elok. Bagaimana bisa mereka memperlakukan temannya sesama siswa dengan penuh kekasaran, makian-makian kotor yang sungguh tidak pantas ditindakkan anak usia sekolah. 

Contoh masalah yang lain, contohnya yang terjadi di SMAN 3 Setiabudi Jakarta. Kasus ini sudah menjadi sangat viral di dunia maya dan sanggup Anda saksikan melalui youtube. Dalam video yang diunggah oleh akun duniangkak tersebut tergambar terperinci bagaimana para senior menindas dan melecehkan para ingusan mereka dengan cara yang sangat tidak pantas. Terlihat gamblang dimana para ingusan disuruh duduk dan dikata-katai secara sangat bergairah oleh senior mereka. Tidak berhenti hingga di situ, ada juga salah satu senior yang memegang kamera menaburkan debu rokok di atas kepala mereka. Aksi biadab para senior tersebut semakin menggila. Dengan bengisnya mereka menyuruh para ingusan menggunakan bra yang dikenakan di luar. Sungguh mengerikan!! Terlihat juga ada senior yang menyiramkan air ke badan ingusan mereka.
Dua pola di atas kiranya sanggup memberi citra kepada kita sebetulnya tindakan para siswa sungguh di luar bayangan kita sebagai guru. Perilaku yang menggambarkan brutalisme liar yang sungguh memicu kita untuk terpanggil mencegah perbuatan tersebut menimpa bawah umur latih kita.

Pernahkah Anda bertanya wacana penyebab terjadinya bullying di sekolah? Saya menemukan hasil riset menarik yang diterbitkan oleh Edith Cowan University, Australia. Disebutkan bahwa seseorang melaksanakan bullying karena beberapa alasan sebagai berikut:

Yang pertama yakni bahwa si pem-bully merasa tidak suka terhadap orang lain yang di-bully-nya. Hal ini bisa saja terjadi jikalau orang yang melaksanakan perundungan tersebut secara faktual lebih superior dari orang lain yang dirundungnya. Bisa jadi sebab superioritas faktor fisik, pertemanan (temannya jauh lebih banyak) dan faktor otoritatif (misalnya anak orang kaya, pejabat, atau orang besar lengan berkuasa lainnya).

Hal kedua yakni bahwa si perundung mengalami pengalaman yang menyenangkan dalam melaksanakan tindakannya tersebut. Ya, hal ini sangat logis. Orang akan cenderung menjadi tercandu terhadap apa yang disukai, bahkan termasuk untuk sikap tidak terpuji ini.

Hal ketiga yakni bahwa si pelaku menyukai suatu situasi dimana yang bersangkutan merasa tangguh dan kuat serta memegang kendali. Saya kira menjadi kuat dan berkuasa merupakan naluri dasar kita. Hal ini mempunyai kemiripan dengan apa yang kita saksikan di dunia politik dimana banyak para politisi dengan segala cara dan mempertaruhkan apapun demi jabatan, demi kekuasaan. Demi dianggap beliau yakni orang yang memegang kendali kekuasaan dan lain sebagainya. Dalam masalah ini, si pem-bully melakukan cara bahkan dengan cara menindas sahabat yang lain demi "motif politis" tersebut.

Hal terakhir yakni popularitas. Motif ini dilandasi suatu niatan ingin menjadi terkenal. Logis memang bahwa hampir setiap orang mempunyai motif untuk banyak dikenal. Ada semacam kebanggan dikala seseorang bisa menjadi populer layaknya selebritas. Pelaku bullying juga mempunyai motif yang mirip.

Rupanya masalah bullying ini menciptakan pemerintah dan pada jadinya mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 82 Tahun 2015 wacana Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan Sekolah



Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan, dalam kunjungan kerjanya di beberapa sekolah mengeluarkan jurus cara mengatasi bullying di sekolah. Menurut mantan rektor Universitas Paramadina ini, terdapat tiga tataran dalam mengatasi tindak kekerasan di sekolah, yaitu pencegahan, penanggulangan, dan pemberian sanksi.

Pencegahan, misalnya, sanggup dilakukan dengan menciptakan papan pengumuman yang dipasang di serambi sekolah. Papan tersebut memuat informasi mengenai larangan tindakan kekerasan dan informasi mengenai pelaporan dan usul bantuan.

Penanggulangan, misalnya, dengan cara melaporkan tindakan bullying tersebut kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dalam hal yang mengarah ke kriminalitas bahkan bisa dilaporkan ke pegawanegeri yang berwajib.

Dalam hal pemberian sanksi, misalnya, diterapkan hukuman yang proporsional dan memberi efek jera bagi pelaku tindakan kekerasan tersebut, contohnya yakni dengan pemberhentian pemberian dukungan terhadap sekolah yang bersangkutan (baca juga: Sanksi Terhadap Pelaku Kekerasan di Sekolah).

Itulah beberapa hal yang dikemukakan oleh Bapak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan kita. Semoga sanggup menjadi solusi bullying yang kian meresahkan.

(Diolah dari banyak sekali sumber) 

0 Response to "Cara Mengatasi Bullying Di Sekolah"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel