Download Modul Penguatan Pendidikan Huruf (Ppk) Untuk Guru
Download Modul Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) untuk Guru
Pendidikan abjad sudah pernah diluncurkan sebagai gerakan nasional pada 2010. Namun, gema gerakan pendidikan abjad ini
belum cukup kuat. Karena itu, pendidikan abjad perlu digaungkan dan diperkuat kembali menjadi gerakan nasional pendidikan abjad bangsa
melalui acara nasional Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).
Lembaga pendidikan menjadi sarana strategis bagi pembentukan abjad bangsa lantaran mempunyai struktur, sistem dan perangkat yang tersebar di seluruh Indonesia dari tempat hingga pusat. Pembentukan abjad bangsa ini ingin dilaksanakan secara masif dan sistematis melalui acara Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang terintegrasi dalam keseluruhan sistem pendidikan, budaya sekolah dan dalam kerja sama dengan komunitas. Program PPK diharapkan sanggup menumbuhkan semangat berguru dan membuat penerima didik bahagia di sekolah sebagai rumah yang ramah untuk bertumbuh dan berkembang.
Berikut yakni tautan download Modul Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) untuk Guru dalam format pdf:
Berikut yakni kutipan dari isi Modul Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) untuk Guru:
ii Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter
Tingkat SD dan Sekolah Menengah Pertama
TIM PENYUSUN MODUL
Editor Bahasa
Dr. Liliana Muliastuti, M.Pd.
Sekretariat
TIM PPK Kemendikbud
Gedung A Lantai 2 Komplek Kemendikbud. Jl. Jenderal Sudirman, Jakarta. Telp. (62-21) 57950176
Website http://cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id ; email: pendidikankarakter@kemdikbud.go.id
Tim Penasihat Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
Didik Suhardi, Ph.D. , Sekretaris Jenderal
Hamid Muhammad, M.Sc., Ph.D., Dirjen Dikdasmen
Sumarna Surapranata, Ph.D., Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan
Ir. Totok Suprayitno, Ph.D, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
Ir. Harris Iskandar, Ph.D, Dirjen PAUD dan Pendidikan Masyarakat
Dr.Arie Budhiman, M.Si, Staf Ahli Menteri Bidang Pembangunan Karakter
Dr.James Modouw, M.MT., Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Pusat dan Daerah
Ir. Ananto Kusuma Seta, M.Sc., Ph.D., Staf Ahli Menteri Bidang Inovasi dan Daya Saing
Prof. Dr. Ilza Mayuni, M.A, Kepala Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan
Prof. Ir. Nizam, M.Sc.DIC,Ph.D, Kepala Pusat Penilaian Pendidikan
Ir. Hendarman, M.Sc., Ph.D., Kepala Pusat Penelitian dan Kebijakan Dikbud
Drs. Wowon Widaryat, M.Si., Direktur Pembinaan SD, Ditjen Dikdasmen
Dr. Supriano, M.Ed., Direktur Pembinaan SMP, Ditjen Dikdasmen
Dra. Poppy Dewi Puspitawati. M.A, Direktur Pembinaan Guru Dikdas, Ditjen GTK
Dra. Garti Sri Utami, M.Ed., Direktur Pembinaan Tendik, Ditjen GTK
Drs. Sukiman, M.Pd., DIrektur Pembinaan Pendidikan Keluarga, Ditjen PAUD dan Dikmas
Tim Penyusun Modul
Doni Koesoema A. M.Ed., Koordinator Tim Penyusun Modul, Tenaga Ahli PASKA Kemdikbud
Rien Safrina, MA.,Ph.D., Universitas Negeri Jakarta
Dra. Arba’iyah Yusuf, MA, Konsultan Pendidikan, Dosen UIN Sunan Ampel
Indarti M.Pd., Yayasan Pendidikan Islam Nasima Semarang
Prof. Dr. Ahman, M.Pd., Universitas Pendidikan Indonesia
Prof. Dr. Cecep Darmawan, S.Pd.,S.IP.,M.Si., Universitas Pendidikan Indonesia
Prof. Dr. Sofyan Sauri, M.Pd., Universitas Pendidikan Indonesia
Dr. Mamat Supriyatna, M.Pd., Universitas Pendidikan Indonesia
Dr. Yadi Ruyadi, M.Si., Universitas Pendidikan Indonesia
Dra. Hj. Lise Chamijatin, M.Pd., Universitas Muhammadiyah Malang
Sri Hidayati, S.Si, M.Si., Pusat Kurikulum dan Perbukuan Balitbang
Sulastri., Direktorat Pembinaan SMP Ditjen Dikdasmen
Odo Hadinata., Direktorat Pembinaan Guru Dikdas Ditjen GTK
Ir. Ferry Yulmarino, M. Ed., Direktorat Pembinaan Tendik Dikdasmen Ditjen GTK
Erry Utomo, Ph.D.,Puskurbuk
Drs. Sutjipto, M.Pd., Puskurbuk
Dra. Mariati, M.Pd., Puskurbuk
Dr. Lili Nurlaili,. M.Ed., Puskurbuk
Drs. Ariantoni., Puskurbuk
Dr. Tita Lestari., Disdik Kab. Bandung Jabar, BAN-SM
Itje Chodidjah, MA., Pelatih Guru, Anggota Dewan Pendidikan DKI
Drs. Christian Nurseto, M.Pd., Disdik Kab. Ponorogo Jatim
Drs. H. Dedi Kusmayadi Suwardi, M.Si., Disdik SDN 1 Banjar Jabar
Dra. Ida Afrida, M.MPd., Disdik Tangerang Selatan
Waluyo, S.Pd., M.Pd., Disdik Kota Magelang
Agus M Solihin, Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga, Ditjen PAUD dan Dikmas
Lestari Yuniarti., Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga, Ditjen PAUD dan Dikmas
Rizki Muhammad Ramdhan, S.Pd., Tim Staff Ahli Menteri Bidang Pembangunan Karakter
Diyon Iskandar Setiawan, S.S., Tim Staff Ahli Menteri Bidang Pembangunan Karakter
Zaitun Y.A. Kherid
Desain Sampul
Azis Purwanto, S.T
Desain Tata Letak
Modul Pelatihan iii
Bagi Guru
Sambutan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia
Bangsa besar yakni bangsa yang mempunyai abjad kuat
berdampingan dengan kompetensi yang tinggi, yang tumbuh dan
berkembang dari pendidikan yang menyenangkan dan lingkungan yang
menerapkan nilai-nilai baik dalam seluruh sendi kehidupan berbangsa
dan bernegara. Hanya dengan abjad yang besar lengan berkuasa dan kompetensi yang
tinggilah jati diri bangsa menjadi kokoh, kerja sama dan daya saing bangsa
meningkat sehingga bisa menjawab banyak sekali tantangan era kala 21.
Untuk itu, pendidikan nasional harus berfokus pada penguatan karakter
di samping pembentukan kompetensi.
Penguatan abjad bangsa menjadi salah satu butir Nawacita yang
dicanangkan Presiden Joko Widodo melalui Gerakan Nasional Revolusi
Mental (GNRM). Komitmen ini ditindaklanjuti dengan instruksi Presiden
kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengutamakan dan
membudayakan pendidikan abjad di dalam dunia pendidikan. Atas
dasar ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mencanangkan
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) secara sedikit demi sedikit mulai tahun 2016.
Penguatan Pendidikan Karakter bukanlah suatu kebijakan baru
sama sekali lantaran semenjak tahun 2010 pendidikan abjad di sekolah sudah
menjadi Gerakan Nasional. Satuan pendidikan menjadi sarana strategis
bagi pembentukan abjad bangsa lantaran mempunyai sistem, infrastruktur,
dan tunjangan ekosistem pendidikan yang tersebar di seluruh Indonesia,
mulai dari perkotaan hingga pedesaan. Sudah banyak praktik baik yang
iv Penguatan Pendidikan Karakter
Saya mengucapkan terima kasih kepada Tim yang sudah menyusun
dan menerbitkan buku-buku Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang
terdiri dari Konsep dan Pedoman PPK, Panduan Penilaian PPK, Modul
Pelatihan PPK bagi Guru, Kepala Sekolah, Pengawas dan Komite Sekolah,
serta Pedoman Pelaksanaan Pelatihan Calon Pelatih PPK. Buku-buku ini
akan menjadi tumpuan bagi sekolah dan seluruh pemangku kepentingan
dalam mengimplementasikan penguatan pendidikan abjad di sekolah.
Saya berharap PPK sanggup terealisasi dengan baik dan menghimbau
tunjangan orang tua, komite sekolah, pengawas, perguruan tinggi dan
masyarakat luas untuk menawarkan masukan bagi pelaksanaan dan
penyempurnaan kebijakan PPK ini.
Semoga PPK sanggup menumbuhkan semangat berguru dan
mengoptimalkan potensi penerima didik sehingga menjadi warga negara
yang mempunyai abjad kuat, menyayangi bangsanya dan bisa menjawab
tantangan era global. Selamat berkarya.
Muhadjir Effendy
dikembangkan sekolah, namun masih banyak pekerjaan rumah yang
harus dituntaskan untuk memastikan biar proses pembudayaan
nilai-nilai abjad berjalan dan berkesinambungan. Selain itu, sangat
dibutuhkan kebijakan yang lebih komprehensif dan bertumpu pada
kearifan lokal untuk menjawab tantangan zaman yang makin kompleks,
mulai dari dilema yang mengancam keutuhan dan masa depan bangsa
hingga kepada persaingan global. Kebijakan ini akan menjadi dasar bagi
perumusan langkah-langkah yang lebih konkret biar penyemaian dan
pembudayaan nilai-nilai utama pembentukan abjad bangsa dapat
dilakukan secara efektif dan menyeluruh.
vi Penguatan Pendidikan Karakter
MODUL 5 30
Penilaian dan Evaluasi PPK
Lampiran I 43
PPK Berbasis Budaya Sekolah
Lampiran II 46
Cerita Anak: Berlibur ke Desa
Lampiran III 49
Evaluasi Bull’s Eye
Daftar Pustaka 50
MODUL 6 33
Desain Rencana Tindak Lanjut
Modul Pelatihan 1
Bagi Guru
PENDAHULUAN
1. Rasional
a. Nawacita dalam Pendidikan
Salah satu butir Nawacita Presiden Joko Widodo yakni memperkuat
pendidikan abjad bangsa. Presiden Joko Widodo ingin melakukan
Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yang akan diterapkan di
seluruh sendi kehidupan berbangsa dan bernegara, termasuk di dalam
dunia pendidikan.
Pendidikan abjad sudah pernah diluncurkan sebagai gerakan
nasional pada 2010. Namun, gema gerakan pendidikan abjad ini
belum cukup kuat. Karena itu, pendidikan abjad perlu digaungkan dan
diperkuat kembali menjadi gerakan nasional pendidikan abjad bangsa
melalui acara nasional Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).
Lembaga pendidikan menjadi sarana strategis bagi pembentukan
abjad bangsa lantaran mempunyai struktur, sistem dan perangkat yang
tersebar di seluruh Indonesia dari tempat hingga pusat. Pembentukan
abjad bangsa ini ingin dilaksanakan secara masif dan sistematis melalui
acara Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang terintegrasi dalam
keseluruhan sistem pendidikan, budaya sekolah dan dalam kerja sama
dengan komunitas. Program PPK diharapkan sanggup menumbuhkan
semangat berguru dan membuat penerima didik bahagia di sekolah sebagai
rumah yang ramah untuk bertumbuh dan berkembang.
Tujuan acara PPK yakni menanamkan nilai-nilai pembentukan
abjad bangsa secara masif dan efektif melalui implementasi nilai-nilai
utama Gerakan Nasional Revolusi Mental (religius, nasionalis, mandiri,
gotong-royong dan integritas) yang akan menjadi fokus pembelajaran,
pembiasaan, dan pembudayaan, sehingga pendidikan abjad bangsa
2 Penguatan Pendidikan Karakter
sungguh sanggup mengubah perilaku, cara berpikir dan cara bertindak
seluruh bangsa Indonesia menjadi lebih baik dan berintegritas.
b. Pentingnya Penguatan Pendidikan Karakter
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan kelanjutan dan
revitalisasi gerakan nasional pendidikan abjad yang telah dimulai
pada 2010. Gerakan penguatan pendidikan abjad menjadi semakin
mendesak diprioritaskan lantaran banyak sekali dilema yang mengancam
keutuhan dan masa depan bangsa menyerupai maraknya tindakan intoleransi
dan kekerasan atas nama agama yang mengancam kebinekaan dan
keutuhan NKRI, munculnya gerakan-gerakan separatis, sikap kekerasan
dalam lingkungan pendidikan dan di masyarakat, kejahatan seksual,
tawuran pelajar, pergaulan bebas dan kecenderungan bawah umur muda
pada narkoba.
Selain dilema yang mengancam keutuhan dan masa depan
bangsa, Indonesia juga menghadapi tantangan menghadapi persaingan
di pentas global, menyerupai rendahnya indeks pembangunan manusia
Indonesia mengancam daya saing bangsa, lemahnya fisik anakanak
Indonesia lantaran kurang olah raga, rendahnya rasa seni dan
estetika serta pemahaman etika yang belum terbentuk selama masa
pendidikan. Berbagai alasan ini telah cukup menjadi dasar besar lengan berkuasa bagi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk kembali memperkuat
jati diri dan identitas bangsa melalui gerakan nasional pendidikan dengan
meluncurkan Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang akan
dilakukan secara menyeluruh dan sistematis pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah.
2. Tujuan
Tujuan modul yakni untuk menawarkan pengetahuan, pemahaman,
dan keterampilan kepada kepala sekolah biar sanggup menerapkan
Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter di sekolah melalui pendekatan
pendidikan abjad berbasis kelas, budaya sekolah, dan masyarakat
sesuai dengan potensi lingkungan dan kearifan lokal yang ada.
Modul Pelatihan 3
Bagi Guru
kepala sekolah yang ditunjuk atau kepada sekolah yang melaksanakan PPK
secara mandiri. Fasilitator sekolah mempergunakan materi pelatihan
di dalam buku ini untuk diterapkan di sekolah masing-masing dan
mengimbaskannya ke sekolah sekitar. Fasilitator dan kepala sekolah
sanggup memanfaatkan buku ini sebagai sumber pembelajaran mandiri
untuk memahami Program PPK sesuai dengan kiprah dan kewajibannya.
Sasaran pembuatan modul Penguatan Pendidikan Karakter adalah
sebagai berikut:
Ada beberapa indikator keberhasilan pelatihan. Selama
mengadakan training PPK, fasilitator bisa mencatat beberapa indikator
yang memperlihatkan keberhasilan training Penguatan Pendidikan
Karakter. Beberapa indikator yang sanggup dilihat dalam diri penerima di
antaranya yakni mampu:
a. Modul ini dipergunakan terutama untuk para fasilitator provinsi
dan fasilitator sekolah yang akan melatih kepala sekolah atau
mendampingi kepala sekolah di sekolah imbas.
b. Modul ini juga sanggup menjadi materi bacaan dan pembelajaran
berdikari oleh kepala sekolah dalam rangka penguatan kapasitas
implementasi PPK di lingkungannya masing-masing.
Buku Modul Penguatan Pendidikan Karakter pertama-tama dibuat
sebagai pegangan dan panduan bagi para fasilitator provinsi dan sekolah.
Fasilitator provinsi sanggup menawarkan training dalam buku ini kepada
3. Sasaran
4. Indikator Keberhasilan
a. mengidentifikasi dan melaksanakan asesmen awal kondisi sekolah dalam
rangka Penguatan Pendidikan Karakter;
b. mengidentifikasi implementasi nilai-ni lai utama PPK dalam ke giatan
pendidikan di sekolah;
c. menemukan dilema utama sekolah terkait implementasi nilai-nilai
utama PPK dan menemukan solusi untuk memperbaikinya;
d. mengidentifikasi para pelaku yang terlibat dalam PPK;
e. memahami kiprah diri penerima sebagai salah satu pelaku PPK;
f. memahami implementasi prinsip-prinsip pengembangan PPK;
g. mengidentifikasi budaya dan keutamaan lokal yang bisa mendukun g
acara PPK;
4 Penguatan Pendidikan Karakter
j. mempunyai niat dan planning untuk menerapkan PPK sesuai dengan
potensi lingkungan yang ada; dan
k. melaksanakan penilaian dan penilaian secara berdikari dan mendesain
indikator keberhasilan pelaksanaan PPK.
Selama melaksanakan training Penguatan Pendidikan Karakter,
penerima perlu memahami prinsip-prinsip dasar yang dipergunakan selama
training sehingga training itu sungguh memperlihatkan keterlibatan
penerima secara aktif dan partisipatif. Untuk itu, ada beberapa prinsip
yang perlu dipahami oleh fasilitator biar acara training Penguatan
Pendidikan Karakter berhasil. Prinsip pelaksanaan kegiatan itu antara lain
akan diuraikan berikut ini.
a. Keterlibatan aktif. Keterlibatan aktif penerima sangat diharapkan.
Karena itu, fasilitator mesti mengusahakan biar setiap peserta
memperoleh kesempatan untuk berbicara memberikan pendapat
dan pengalamanannya.
b. Kenyamanan. Perlu diperhatikan kenyamanan penerima sebelum
memasuki ke kegiatan selanjutnya. Kenyamanan ini bisa berupa
pengaturan tempat duduk, pencahayaan, dan pemaparan dalam
presentasi yang sanggup dilihat dan dibaca oleh semua peserta.
h. mengidentifikasi kelemahan diri dan sekolah dalam menerapkan PPK;
i. merefleksi sejauh mana praksis nilai-nilai utama PPK dalam diri individu
penerima sehingga penerima bisa mengembangkan diri menjadi lebih
baik;
5. Prinsip-prinsip Pelaksanaan Pelatihan
Modul Pelatihan 5
Bagi Guru
Buku modul training ini didesain sebagai panduan teknis bagi
fasilitator dan penerima training Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang
di dalamnya berisi modul-modul sesuai dengan fokus materi yang disebut
dengan modul 1 hingga dengan modul 7 dengan alokasi waktu sekitar 1
jam, paling banyak 6 jam, tergantung dengan kebutuhan. Fasilitator bisa
mendesain pemanfaatan modul-modul menurut tema sesuai dengan
sasaran penerima training dan alokasi waktu yang tersedia. Akan lebih
baik bila di sebuah sekolah, seluruh pemangku kepentingan pendidikan
memperoleh training seluruh modul secara lengkap. Namun demikian,
modul training ini sanggup diadaptasi dengan kebutuhan sekolah.
Cara mempergunakan buku ini mendasarkan diri pada dinamika
proses training yang berlaku umum yaitu mengikuti alur menyerupai ini:
kegiatan pembukaan, materi inti, dan penutupan.
Sebelum memulai sesi pelatihan, fasilitator perlu memahami isi materi
yang menjadi pokok bahasan dalam seri modul pelatihan. Isi materi bisa
berupa naskah, buku, bacaan, atau goresan pena yang berada dalam lampiran
modul ini. Fasilitator perlu membaca materi-materi yang dibutuhkan
sebelum melaksanakan pelatihan. Tujuannya yakni untuk memahami inti
materi dengan baik sehingga gampang menyampaikannya pada peserta.
d. Perhatian pada dinamika peserta. Fasilitator perlu membiasakan
diri dan cermat untuk memahami dinamika penerima sehingga seluruh
training terealisasi dengan baik.
e. Dokumentasi pendapat. Fasilitator perlu mencatat pendapat dan
pengalaman peserta, baik dikala melaksanakan sesi penilaian maupun
refleksi.
f. Rencana aksi. Setiap kegiatan training diakhiri dengan penulisan
planning aksi. Ini yakni belahan penting untuk memperkuat pemahaman
dan proses penyadaran yang terjadi serta untuk memperlihatkan bahwa
penerima menangkap maksud training yang diadakan.
c. Fokus pada tujuan. Fasilitator perlu fokus pada satu kegiatan agar
tuntas. Setiap modul sudah dirancang secara lengkap, lantaran itu
tahapan setiap modul mulai dari awal hingga penilaian dan refleksi
perlu dilakukan dengan baik dan dihentikan dilewatkan.
6. Cara Mempergunakan Modul
6 Penguatan Pendidikan Karakter
Setiap modul training disusun mengikuti alur dan struktur yang
sama, mulai dari rasional hingga refleksi. Fasilitator perlu memahami
struktur modul training ini biar sanggup mendapat citra yang
utuh wacana bagaimana pengertian, tujuan, dan cara-cara yang perlu
dilakukan untuk melaksanakan modul ini.
Adapun klarifikasi dari masing-masing struktur modul itu adalah
sebagai berikut:
a. Rasional
Rasional merupakan klarifikasi wacana mengapa modul yang
sedang dibahas itu penting, relevan dan mempunyai kaitan dengan tema
wacana Penguatan Pendidikan Karakter. Rasional menjadi landasan
pemikiran yang membantu fasilitator memahami relevansi pelatihan
sesuai dengan tema yang dibahas. Rasional merupakan petunjuk arah
bagi fasilitator biar penerima sanggup menangkap makna tiap modul.
Tahap berikutnya fasilitator memahami langkah-langkah yang perlu
dilakukan selama melaksanakan proses fasilitasi dan pelatihan.
Fasilitator bisa mengarahkan penerima untuk membuat rencana
tindak lanjut setiap kali sesudah menuntaskan materi pelatihan.
Skema training bisa digambarkan sebagai berikut:
Pembukaan Materi Inti
Penutupan
(Evaluasi, Refleksi,
Rencana Aksi)
7. Struktur Tiap Modul
Modul Pelatihan 7
Bagi Guru
f. Peralatan dan Media
Hal-hal yang perlu dipersiapkan oleh fasilitator biar semua pelatihan
sanggup berjalan dengan baik.
g. Langkah-Langkah
Hal-hal yang perlu dilakukan oleh fasilitator setahap demi setahap
untuk melatihkan sebuah modul.
h. Evaluasi
Sebuah penilaian untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran
di dalam modul tercapai dan mengetahui sejauh mana tingkat
ketercapaiannya.
i. Refleksi
Refleksi menghadapkan penerima training dengan pengalamannya
sendiri untuk menyadari dimensi nilai yang ditangkap oleh peserta
sesudah menjalankan modul training tertentu. Refleksi yakni halhal
berharga yang diperoleh penerima yang menguatkan semangat
keragaman dan kebangsaan dalam diri mereka. Kemampuan
menangkap nilai ini akan memperkaya pemahaman dan mengubah
praksis hidup seseorang.
b. Tujuan
Tujuan merupakan hal-hal yang ingin dicapai selama peserta
menjalankan training dalam modul tertentu.
c. Alokasi waktu
Waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan satu modul kegiatan.
d. Metode
Cara-cara yang dipakai untuk melatihkan modul biar tujuan
tercapai.
e. Materi
Berisi klarifikasi lebih detail wacana gagasan utama dalam modul
yang perlu diperhatikan oleh fasilitator biar penyampaian materi
tema modul sanggup dipahami penerima dengan baik. Materi merupakan
uraian ringkas wacana isi atau butir-butir penting training sehingga
fasilitator sanggup menangkap hal-hal penting berupa kata kunci yang
perlu diperhatikan selama melaksanakan sebuah modul. Materi juga
merupakan tumpuan bahan, berupa tulisan, video, atau multimedia,
yang dipergunakan dalam pokok pembahasan sebuah modul.
8 Penguatan Pendidikan Karakter
Modul 4 – PPK Berbasis Masyarakat
Materi: Penguatan PPK melalui banyak sekali macam acara kegiatan
dalam kerja sama dengan komunitas, lembaga, dan para pemangku
kepentingan lain, peranan orang bau tanah dan komite sekolah
Modul 5 – Penilaian dan Evaluasi PPK
Materi: Cara, pelaku, metode dan indikator-indikator dalam mengevaluasi
keberhasilan PPK
Modul 6 – Desain Rencana Tindak Lanjut
Materi: Mendesain Rencana Tindak Lanjut Guru dan Presentasi
Materi Pelatihan terdiri dari 6 Modul pelatihan, yang terstruktur
sebagai berikut:
Modul 1 – Kebijakan dan Konsep Dasar PPK
Materi: Latar belakang, alasan, urgensi, narasi kebijakan, dan regulasi
wacana Penguatan Pendidikan Karakter.
Modul 2 – PPK Berbasis Kelas
Materi: Memahami pengelolaan kelas, metodologi pembelajaran dalam
rangka pembelajara tematik maupun terintegrasi
Modul 3 – PPK Berbasis Budaya Sekolah
Materi: Memahami PPK berbasis budaya sekolah, kegiatan
ekstrakurikuler, cara memilih, penilaian tata peraturan dan pembiasaanpembiasaan
di sekolah
8. Pembagian Materi Modul
9. Waktu
Pelatihan dilakukan selama 20 jam training dengan rincian sebagai berikut;
a. 2 jampel untuk Kebijakan dan Konsep Dasar PPK;
b. 5 jampel untuk Manajemen dan Kepemimpinan Sekolah;
c. 3 jampel untuk PPK Berbasis Kelas;
d. 3 jampel untuk PPK Berbasis Budaya Sekolah;
e. 2 jampel untuk PPK Berbasis Masyarakat;
f. 2 jampel untuk Penilaian dan Evaluasi PPK;
g. 3 jampel untuk Desain Rencana Tindak Lanjut PPK;
Modul Pelatihan 9
Bagi Guru
MODUL 1
Kebijakan dan Konsep
Dasar PPK
A. Rasional
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan kebijakan
pendidikan yang tujuan utamanya yakni untuk mengimplementasikan
Nawacita Presiden Joko Widodo – Jusuf Kalla dalam sistem pendidikan
nasional. Kebijakan PPK ini terintegrasi dalam Gerakan Nasional Revolusi
Mental (GNRM) yaitu perubahan cara berpikir, bersikap, dan bertindak
menjadi lebih baik. Nilai-nilai utama PPK yakni religius, nasionalis,
mandiri, gotong royong, integritas. Nilai-nilai ini ingin ditanamkan
dan dipraktikkan melalui sistem pendidikan nasional biar diketahui,
dipahami, dan diterapkan di seluruh sendi kehidupan di sekolah dan di
masyarakat. PPK lahir lantaran kesadaran akan tantangan ke depan yang
semakin kompleks dan tidak pasti, namun sekaligus melihat ada banyak
cita-cita bagi masa depan bangsa. Hal ini menuntut forum pendidikan
untuk mempersiapkan penerima didik secara keilmuan dan kepribadian,
berupa individu-individu yang kokoh dalam nilai-nilai moral, spiritual
dan keilmuan. Memahami latar belakang, urgensi, dan konsep dasar PPK
menjadi sangat penting bagi kepala sekolah biar sanggup menerapkannya
sesuai dengan konteks pendidikan di tempat masing-masing.
B. Tujuan
Setelah mengikuti sesi dalam modul ini penerima sanggup memahami:
1. latar belakang dan urgensi acara Penguatan Pendidikan Karakter,
2. konsep dasar penguatan pendidikan abjad pada jenjang
pendidikan dasar,
3. prinsip-prinsip implementasi dan pengembangan PPK,
10 Penguatan Pendidikan Karakter
4. nilai-nilai utama Penguatan Pendidikan Karakter, dan
5. implikasi kebijakan bagi pengembangan acara PPK.
C. Alokasi Waktu
Waktu : 90 menit (2x45 menit)
D. Metode
Presentasi, diskusi dan tanya jawab
E. Materi
1. Latar belakang, tantangan ke depan dan urgensi kebijakan PPK
2. Konsep Dasar PPK
3. Nilai-nilai Utama PPK
4. Implikasi bagi forum pendidikan
F. Peralatan dan Media
LCD, tayangan /slide power point
G. Langkah-Langkah
No Kegiatan
Waktu
Menit
Pembukaan
1 Fasilitator menyapa penerima dan bertanya apa yang sudah mereka
ketahui sejauh ini wacana Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).
5
2 Fasilitator memaparkan tujuan training 5
3 Fasilitator bertanya pada peserta, “Apa tantangan ke depan yang
dihadapi penerima didik menghadapi kemajuan ilmu, teknologi,
informasi dan komunikasi di abad-21?”.
5
4 Fasilitator merangkum tanggapan dari peserta. 5
5 Fasilitator menampilkan citra tantangan yang dihadapi anakanak
muda Indonesia di masa depan.
5
Kegiatan Inti
6 Fasilitator menjelaskan kebijakan Kemendikbud wacana PPK, latar
belakang, dan tantangan ke depan.
5
Bahan Bacaan:
Kemendikbud. 2017. Konsep dan Pedoman Penguatan Pendidikan
Karakter. Buku 1. Jakarta: Kemendikbud.
Modul Pelatihan 11
Bagi Guru
No Kegiatan
Waktu
Menit
7 Fasilitator menjelaskan nilai-nilai utama PPK. 10
8 Fasilitator menjelaskan prinsip-prinsip pengembangan PPK, 10
9 Fasilitator menjelaskan 3 basis pendekatan PPK. 10
10 Fasilitator menjelaskan wacana implikasi kebijakan ini bagi lembaga
pendidikan.
12 Fasilitator mengajak penerima untuk melaksanakan penilaian dengan
mengajukan pertanyaan sebagai berikut: a) apa relevansi program
PPK bagi sekolah? Mengapa Kebijakan PPK penting untuk didukung
oleh semua pihak? Peserta menuliskannya dalam lembar tersendiri
untuk dikumpulkan.
10
Penutup
13 Fasilitator mengajak penerima untuk melaksanakan refleksi dengan
bertanya: apakah nilai-nilai yang saya temukan dalam training ini?
Kalau menemukan nilai, apa saja nilai itu?
5
14 Fasilitator menawarkan peneguhan dan kesimpulan. 5
Total Waktu 90
H. Evaluasi
Evaluasi keberhasilan pelaksanaan training modul dilakukan
dengan mengajukan pertanyaan. Indikator keberhasilannya adalah
penerima sanggup menjawab pertanyaan dengan benar.
I. Refleksi
Untuk menilai apakah penerima bisa merefleksikan nilai-nilai yang
terkandung dalam training sesi ini, fasilitator bisa bertanya wacana halhal
baru, yang berkesan, atau paling menarik bagi diri pribadi peserta
terkait training ini. Lihat langkah dalam nomor 13 dan memberikan
peneguhan dan kesimpulan.
5
11 Fasilitator menawarkan kesempatan tanya jawab. 5
12 Penguatan Pendidikan Karakter
MODUL 2
PPK Berbasis Kelas
A. Rasional
Pembelajaran yakni wahana yang dirancang oleh pendidik secara
sadar untuk mencapai tujuan pendidikan. Pembelajaran terwujudkan
dalam interaksi belajar-mengajar yang dinamis dan diarahkan kepada
pencapaian tujuan, yaitu perubahan sikap dan pribadi penerima didik
yang optimal. Perubahan yang terjadi pada penerima didik itu ditampilkan
dalam karakter, sebagai sikap yang dilandasi nilai-nilai kehidupan
yang sangat luhur.
Setiap proses pembelajaran melibatkan mata pelajaran tertentu atau
tema yang sedang dilaksanakan, metode pembelajaran yang digunakan
oleh guru, serta pengelolaan kelas. Dalam rangkaian penyelenggaraan
proses berguru mengajar di kelas guru mempunyai kesempatan leluasa
untuk mengembangkan abjad siswa. Guru sanggup menentukan belahan dari
mata pelajarannya atau tema pelajaran untuk diintegrasikan dengan
pengembangan abjad siswa. Metode berguru yang dipilihpun dapat
menjadi media pengembangan karakter. Ketika mengelola kelas guru
berkesempatan untuk mengembangkan abjad melalui tindakan dan
tutur katanya selama proses pembelajaran berlangsung.
B. Tujuan
Setelah menuntaskan modul ini guru diharapkan memiliki
kemampuan berikut ini. :
1. Memahami pentingnya Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dalam
proses berguru mengajar di kelas ;
2. Menyadari pentingnya mengembangkan abjad siswa melalui mata
pelajaran maupun tema;
3. Menyadari pentingnya mengembangkan abjad siswa melalui
metode mengajar yang dipilih;
Modul Pelatihan 13
Bagi Guru
4. Menyadari pentingnya mengembangkan abjad siswa melalui
pengelolaan kelas; dan
5. Mampu memodelkan proses berguru mengajar yang sekaligus
menguatkan pendidikan abjad siswa melalui mata pelajaran atau
tema, metode mengajar, dan pengelolaan kelas.
C. Alokasi Waktu
Waktu : 315 menit ( 7 x 45 menit)
D. Metode
Modul ini dirancang untuk melengkapi guru dengan konsep
PPK dalam penyelenggaraan proses berguru mengajar. Oleh sebab
itu metode yang dipakai yakni eksplorasi yang bersifat reflektif
(reflective explorative) Kegiatan simpel dilakukan untuk memberi
kesempatan menguatkan konsep PPK dalam kelas. Modul ini juga
menawarkan pengalaman berguru aktif dan relevan. Dengan demikian,
training ini banyak menerapkan pendekatan partisipatori dan reflektif.
Variasi metodologi menyerupai penjelasan/presentasi, diskusi, kerja dalam
kelompok/berpasangan, studi kasus, diskusi tayangan video, tanya jawab,
demonstrasi dan main kiprah (role play) juga diterapkan.
1. PPK melalui integrasi materi pelajaran di SMP,
2. PPK melalui integrasi tematik di SD,
3. PPK melalui pilihan metode pembelajaran,
4. PPK melalui administrasi kelas, dan
5. PPK melalui layanan bimbingan dan konseling
Materi tersebut didapatkan di antaranya dari: (1) Buku Kajian dan
Pedoman PPK, (2) Lembar Kerja (LK) sebagai instrumen untuk explorasi
penerima training terhadap pemahaman PPK, (3) video, (4) LK untuk
diskusi wacana tayangan video, (5) banyak sekali studi masalah mengenai kelas,
dan (6) instrumen untuk refleksi.
F. Peralatan dan Media
Fasilitator harus mempersiapkan:
E. Materi
Pada modul materi dibagi menjadi 5 (Lima) belahan yaitu:
14 Penguatan Pendidikan Karakter
• komputer (laptop),
• proyektor,
• flip chart
• post it,
• kertas HVS, dan
• video yang relevan.
G. Langkah- Langkah
No Kegiatan Waktu
Kegiatan Pendahuluan Menit
1 Pemberian semangat (energizing)
Dinamika Kelompok
Penyampaian tujuan: biar penerima bisa memahami dan
mempraktikkan PPK berbasis kelas
10
2 Curah pendapat mengenai kegiatan berguru mengajar dalam kelas.
Membahas Lembar Kerja 2.1. Curah Pendapat
20
Kegiatan Inti
3 Fasilitator memaparkan bahwa selama proses KBM terdapat banyak
kesempatan untuk mengembangkan abjad penerima didik. Guru
sanggup mengintegrasikan PPK melalui pilihan metode mengajar, cara
mengelola kelas selama proses KBM; PPK juga sanggup dilakukan
dengan cara mengintegrasikan nilai-nilai dalam mata pelajaran, baik
dalam pendekatan tematik integratif untuk SD dan mapel untuk SMP
melalui pembahasan kompetensi dasar mata pelajaran yang diajarkan
secara eskplisit.
Fasilitator bisa memulai dengan mempraktikkan terlebih dahulu
sebagai ilustrasi integrasi PPK dalam pembelajaran, gres dilanjutkan
dengan pemaparan.
25
4 Pembahasan PPK dalam metode mengajar
a. Peserta membaca Buku Kajian dan Pedoman (Buku 1) yang berisi
klarifikasi wacana macam-macam metode pembelajaran.
b. Peserta mengidentifikasi abjad apa yang sanggup diintegrasikan
dalam masing-masing jenis metode pembelajaran.
c. Peserta dibagi dalam kelompok. Setiap kelompok beranggotakan
lima orang.
d. Dalam kelompok penerima diskusi menentukan metode pembelajaran
yang sempurna untuk mata pelajaran tertentu.
e. Setelah itu penerima mengintegrasikan nilai abjad yang sesuai
dengan karakteristik mata pelajaran tersebut.
f. Peserta berdiskusi wacana apa yang telah dikerjakan dalam kelompok.
g. Peserta membuatkan dengan seni administrasi carousel (tiap anggota kelompok
disebar dalam kelompok diskusi lain yang berbeda kemudian membuatkan hasil
diskusi dengan kelompok baru).
45
Modul Pelatihan 15
Bagi Guru
5 Pembahasan PPK dalam Pengelolaan kelas
a. Fasilitator menjelaskan wacana esensi dan tujuan pengelolaan
kelas dalam KBM sebagai metode untuk membangun suasana
berguru yang aman (fisik, psikologis, dan emosional)
b. Fasilitator mengajak penerima untuk membahas kegiatan PPK saat
menyelenggarakan proses KBM pada belahan awal KBM; kegiatan
inti KBM; kegiatan final KBM.
c. Peserta membaca Buku Kajian dan Pedoman wacana lima nilai
utama PPK dan membahas sikap-sikap yang bisa diintegrasikan
dalam pembelajaran.
d. Peserta dibagi dalam kelompok dan membuat dua teladan cara
mengajarkan nilai-nilai PPK nasionalisme, integritas, mandiri,
gotong royong, religius dalam proses KBM.
e. Peserta memajang hasilnya.
f. Peserta berkeliling untuk melihat hasil kelompok lain dan belajar
dari contoh-contoh kegiatan yang dihasilkan (gallery walk).
30
6 Pembahasan Integrasi PPK dalam mata pelajaran/tema
a. Peserta dibagi dalam kelompok. Setiap kelompok beranggotakan
lima orang.
b. Masing-masing kelompok dibekali dengan KI dan KD untuk mata
pelajaran yang dibahas.
c. Peserta bekerja dalam kelompok. Peserta merancang minimal
satu acara pembelajaran dan menentukan metode pembelajaran
menurut KD yang dipilih. Dalam mendesain peserta
mempertimbangkan rincian masing-masih dari lima nilai utama
PPK. Peserta perlu membuat eksplisitasi wacana keterkaitan
KD dengan nilai-nilai tertentu dan membuat semacam ‘naskah
skenario pengajaran’ (bagaimana kata-katanya ketika diajarkan
pada penerima didik) wacana KD tersebut.
d. Untuk guru SD, minimal integrasinya terdiri dari satu KD dari tiga
mapel berbeda.
e. Dalam kelompok masing-masing penerima kegiatan dilanjutkan
membuat rancangan peer teaching.
45
7. Membuat Rancangan Peer Teaching
Peserta membuat rancangan pembelajaran berupa dokumen
“skenario PPK berbasis kelas” yang berisi tentang: (Lembar Kerja 2.2.)
a. mata pelajaran/tema,
b. KI/KD,
c. indikator,
d. metode,
e. media, dan
f. langkah-Langkah (satu langkah di tulis dalam satu nomor).
Refleksi
45
16 Penguatan Pendidikan Karakter
8. Peer teaching
a. Dalam waktu yang bersamaan setiap kelompok melaksanakan peer
teaching selama 15 menit.
b. Selama peer teaching satu orang orang penerima melakukan
pengamatan integrasi PPK dalam pembelajaran.
c. Setelah peer teaching bersama penerima merefleksikan karakter
yang bisa dikembangkan selama lima menit.
d. Selanjutnya penerima yang melaksanakan pengamatan menyampaikan
catatan hasil pengamatannya selama sepuluh menit.
e. Peer Teaching dilanjutkan dengan mengambil satu kelompok
terbaik sebagai model, seluruh penerima menjadi siswa kecuali
beberapa yang berperan sebagai supervisor.
g. Rancangan peer teaching, hasil refleksi dan supervisi menjadi
materi pameran.
75
Kegiatan Penutup
9. Refleksi
a. Refleksi pengalaman dalam training melalui pertanyaan refleksi
dalam lembar kerja.
b. Membuat ringkasan secara pribadi.
20
Jumlah 315
Catatan: Untuk guru SD langkah yang dilakukan sama namun KD yang dibahas terintegrasi
terdiri minimal tiga mata pelajaran KD. Tema bisa dipilih secara bebas.
H. Evaluasi
Mengevaluasi peer teaching.
I. Refleksi
Pertanyaan yang ditayangkan pada PPT.
Modul Pelatihan 17
Bagi Guru
LEMBAR KERJA 2.1.
Curah Pendapat (brainstorming)
No Item Pertanyaan Jawaban
01 Apa yang biasanya guru kerjakan
sebelum masuk kelas?
02 Dalam mengelola proses
pembelajaran dapatkah guru
mengintegrasikan PPK?
Bagaimana?
03 Metode mengajar apa saja yang
sudah diketahui oleh guru?
04 Dapatkah PPK diintegrasikan dalam
metode mengajar yang dipilih?
Berikan contoh.
05 Dalam mata pelajaran apa saja PPK
sanggup diintegrasikan?
Berikan teladan dalam pelajaran olah
raga, biologi, dan sebagainya.
06 Apakah PPK sanggup diintegrasikan
dalam semua tema yang ada di SD ?
07 Apakah dampak yang akan tampak
kalau PPK sanggup diintegrasikan dalam
banyak sekali tema dan mata pelajaran
serta selama proses pembelajaran?
18 Penguatan Pendidikan Karakter
LEMBAR KERJA 2.2.
Skenario PPK Berbasis Kelas
Mata Pelajaran/Tema
Kelas
Kompetensi Dasar (Dipilih satu KD)
Indikator (Disusun sesuai dengan waktu peer teaching yang tersedia)
Metode
Media Pembelajaran
Langkah-langkah Kegiatan:
Waktu Langkah-Langkah Teknik
Pendahuluan
2 menit
Kegiatan Inti
8 menit
Kegiatan Akhir
2 menit
Catatan:
1. teknik yang dimaksud yakni teknik dari metode pembelajaran tertentu;
2. satu langkah ditulis dalam satu nomor;
3. waktu disesuaikan.
Modul Pelatihan 19
Bagi Guru
MODUL 3
PPK Berbasis Budaya Sekolah
A. Rasional
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) berbasis budaya sekolah
memotret banyak sekali macam bentuk pembiasaan, model tata kelola
sekolah, termasuk di dalamnya pengembangan peraturan dan regulasi
yang mendukung PPK. Proses pembudayaan menjadi sangat penting
dalam penguatan pendidikan abjad lantaran sanggup menawarkan atau
membangun nilai-nilai luhur kepada generasi muda. Budaya sekolah
yang baik diharapkan sanggup mengubah sikap penerima didik menjadi
lebih baik. PPK berbasis budaya sekolah mengembangkan berbagai
macam corak relasi, kegiatan dan interaksi antar individu di lingkungan
sekolah yang mengatasi sekat-sekat kelas, yang membentuk ekosistem
dan budaya pendidikan abjad di lingkungan sekolah.
Membangun budaya sekolah yang baik sanggup dilakukan melalui
kegiatan-kegiatan di sekolah. Contoh kegiatan yang sanggup dikembangkan
dalam membangun budaya sekolah yakni 1) pembiasaan dalam
kegiatan literasi; 2) kegiatan ekstrakurikuler, yang mengintegrasikan nilainilai
utama PPK, dan 3) memutuskan dan mengevaluasi tata tertib atau
peraturan sekolah. Budaya sekolah yang baik sanggup mengembangkan
iklim akademik yang kompetitif dan kolaboratif, yang dibutuhkan sekolah
dalam memutuskan atau memperkuat branding sekolah.
B. Tujuan
Setelah mengikuti sesi dalam modul ini penerima dapat:
1. memahami dan menyadari pentingnya PPK dalam membangun
budaya sekolah;
2. mengidentifikasi seni administrasi membangun budaya sekolah;
3. bisa merumuskan langkah-langkah membangun budaya sekolah;
20 Penguatan Pendidikan Karakter
4. bisa merumuskan budaya sekolah yang akan dibangun;
5. memahami konsep gerakan literasi dan seni administrasi mewujudkan budaya
literasi;
6. melaksanakan pembimbingan/pendampingan kegiatan pembiasaan 15
menit membaca;
7. mempunyai pemahaman dan keterampilan mengintegrasikan nilai utama
Penguatan Pendidikan Karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler yang
mendukung kompetensi kala 21 yakni kemampuan berpikir kritis,
mempunyai sikap kreatif, bisa berkomunikasi dengan baik dan dapat
bekerja sama (kolaborasi); dan
8. mengevaluasi hukum dan tata tertib sekolah untuk menghasilkan siswa
yang unggul
C. Alokasi Waktu
Waktu : 135 menit (3 x 45 menit)
D. Metode
Eksplorasi aktivitas, dinamika kelompok, ice breaking, ceramah, simulasi,
diskusi, tanya jawab, dan kunjungan kerja.
E. Materi
1. Pengertian budaya sekolah,
2. Strategi membangun budaya sekolah,
3. Konsep gerakan literasi dan seni administrasi mewujudkan budaya literasi,
4. Integrasi nilai utama Penguatan Pendidikan Karakter melalui kegiatan
ekstrakurikuler yang mendukung kompetensi kala 21,
5. Peranan hukum dan tata tertib sekolah untuk menghasilkan siswa yang
unggul, dan
6. Bacaan : PPK Berbasis Budaya Sekolah (Lihat, Lampiran 2).
F. Peralatan dan Media
Buku-buku bacaan nonpelajaran untuk tingkat SD dan SMP, LCD, slide
ppt, Flip chart, spidol, post it, lakban/tape, kertas hvs.
Modul Pelatihan 21
Bagi Guru
G. Langkah-Langkah
No. Kegiatan Waktu
Kegiatan awal (15 menit)
1 Perkenalan dilakukan dengan memberikan secara umum tentang
latar belakang fasilitator dan penerima pelatihan.
1’
2 Fasilitator melaksanakan ice breaking (bisa dengan membaca puisi atau
dengan icebreaking dance),
2’
3 Dinamika kelompok, penerima dibuat dalam kelompok. 5’
4 Menetapkan bersama hukum kelas, antara lain: ubah HP ke nada getar,
hormati orang yang sedang bicara, hindari keluar masuk ruangan,
komunikasi antara fasilitator dan penerima atau juga antar peserta
dilakukan dengan santun.
3’
5 Latar belakang membangun budaya sekolah dalam internalisasi PPK. 4’
Kegiatan Inti (110 menit)
6 Penjelasan apa yang dimaksud dengan budaya sekolah dan
komponennya. Fasilitator mengajak penerima membuatkan wacana budaya,
tradisi dan pembiasaan yang ada di sekolah mereka yang mendukung
PPK. Penjelasan wacana praktik pembiasaan usahakan seimbang antara
nilai-nilai utama PPK, sehingga masing-masing nilai mempunyai contoh.
(Lihat, lampiran 1)
10’
7 Dialog dan klarifikasi hakikat literasi dan mengapa program
pembiasaan berliterasi itu penting.
10’
8 Penjelasan wacana banyak sekali macam metode membaca dalam
pembiasaan literasi di sekolah dan cara menentukan buku yang baik.
10’
9 Fasilitator mengajak penerima untuk mempraktikkan salah satu metode
literasi dengan membaca keras dan menunjuk salah satu penerima untuk
membaca penggalan cerita. Materi yang dibaca yakni membacakan
dongeng “Berlibur Ke Desa” (nilai abjad yang diangkat religius,
nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas) (Lihat, lampiran 3).
10’
10 Dialog dan klarifikasi wacana membangun lingkungan kaya teks,
pojok baca dan perpustakaan kelas.
10’
11 Dialog dan klarifikasi wacana tujuan dan fungsi ekstrakurikuler,
dikaitkan dengan PPK, terutama dalam rangka penguatan branding
sekolah. Fasilitator berdiskusi dan mengajak penerima membuatkan tentang
jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler khas apa yang mereka miliki yang
mendukung branding sekolah.
15’
22 Penguatan Pendidikan Karakter
No. Kegiatan Waktu
12 Dialog dan klarifikasi wacana pentingnya hukum dan tata tertib
sekolah. Fasilitator mengajak untuk merefleksikan dan mengevaluasi
praktik beberapa pengaturan peraturan di sekolah, menyerupai KKM, aturan
wacana mencontek, hukum kenaikan kelas, sakit, izin, alpa dan ulangan
susulan kalau siswa tidak masuk sekolah. Fasilitator menunjukkan
contoh-contoh kebijakan dan hukum sekolah yang selama ini banyak
terjadi di sekolah dan tidak mendukung PPK, menyerupai katrol nilai,
kebijakan KKM yang salah diterapkan, siswa yang alpa tetapi tetap dapat
memperoleh ulangan susulan pada dikala ada ulangan.
15’
13 Pembahasan integrasi PPK dalam layanan Bimbingan dan Konseling.
Guru BK berperanan dalam mengembangkan budaya berguru di sekolah
dengan membangun kerja sama antara guru kelas, wali kelas, dan
Lembaga-lembaga yang sanggup membantu mengembangkan karir
penerima didik.
a. Tanya jawab wacana bentuk-bentuk layanan BK yang bisa menjadi
materi kerja sama antara guru mapel, wali kelas dan BK. Apa saja
kiprah guru dalam konteks pengembangan kepribadian siswa?
b. Peranan guru BK dalam pengembangan karir penerima didik.
c. Identifikasi penerapan prinsip-prinsip BK dalam pembelajaran
terintegrasi dengan PPK.
15’
14 Kerja kelompok, masing-masing kelompok merancang salah satu
dari tema ini: 1) merancang acara ekstrakurikuler wajib dan pilihan
dengan menganalisis keterkaitannya dengan nilai utama PPK dan
Kompetensi kala 21 (4K);
2) membuat seni administrasi membangun budaya literasi dan strategi
pendampingan kegiatan gerakan literasi;
3) membuat rancangan membangun lingkungan kaya teks dan
pojok baca di kelas (faktor apa saja yang harus dipertimbangkan); 4)
merumuskan seni administrasi sekolah dalam menangani pelanggaran tata tertib.
Selanjutnya penerima membuat pohon budaya, yang dipamerkan untuk
gallery walk.
15’
Kegiatan Penutup (10 menit)
15 Refleksi wacana membangun budaya sekolah melalui kegiatan:
membaca 15 menit, ekstrakurikuler, dan memutuskan aturan/tata tertib
sekolah. Apa yang akan Anda lakukan bila kembali ke sekolah masingmasing?
10’
Jumlah 135’
Modul Pelatihan 23
Bagi Guru
H. Evaluasi
Fasilitator menilai keberhasilan training dengan model tanya
jawab, bagaimana menumbuhkan pembiasaan-pembiasaan dan tradisi
baik di lingkungan sekolah, pemilihan kegaitan ekstrakurikuler yang
tepat, dan bagaimana mengevaluasi peraturan dan tata tertib di sekolah?
I. Refleksi
Untuk menilai apakah penerima bisa merefleksikan nilai-nilai yang
terkandung dalam training sesi ini, fasilitator bisa bertanya wacana halhal
yang akan dilakukan penerima training bila mereka kembali ke tempat
bertugas masing-masing.
24 Penguatan Pendidikan Karakter
MODUL 4
PPK Berbasis Masyarakat
A. Rasional
Berbagai studi yang terkait kiprah masyarakat dalam pendidikan
memperlihatkan bahwa keberhasilan pendidikan (pendidikan karakter)
bergantung pada kemitraan yang sinergis antara para pelaku pendidikan
yakni keluarga, sekolah, dan masyarakat. Pondasi pendidikan karakter
sebagaimana digarisbawahi oleh Ki Hajar Dewantara diletakkan oleh
keluarga sebagai pendidik yang pertama dan utama. Namun demikian,
lingkungan masyarakat juga sangat mensugesti keberhasilannya.
Praktik baik kerja sama antaranggota masyarakat telah menjadi bagian
dari tradisi Indonesia melalui semangat gotong royong. Kepedulian
menjadi kata kunci. Sekaranglah saatnya untuk melaksanakan penguatan
pendidikan abjad yang berbasis komunitas/masyarakat.
Kemitraan tri pusat pendidikan yaitu satuan pendidikan, keluarga,
dan masyarakat dalam membangun ekosistem pendidikan sejalan dengan
visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu “Terbentuknya insan
serta ekosistem pendidikan dan kebudayaan yang berkarakter dengan
berlandaskan gotong royong”. Komite Sekolah mempunyai kiprah besar
dalam kemitraan ini termasuk dalam upaya Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK) yang dilakukan untuk menyiapkan generasi emas 2045.
Peningkatan kiprah komite sekolah dan keluarga dalam PPK sangat
diperlukan.
B. Tujuan
Setelah mengikuti kegitan training pada modul ini, penerima dapat:
1. mendeskripsikan PPK berbasis masyarakat;
2. menjelaskan kiprah dan tanggung jawab sekolah dalam membangun
kemitraan dengan masyarakat;
Modul Pelatihan 25
Bagi Guru
3. mempunyai keterampilan untuk membangun kemitraan dengan
masyarakat dalam penerapan acara PPK;
4. menjelaskan prosedur membangun kemitraan dengan masyarakat
dalam penerapan acara PPK;
5. mendeskripsikan kiprah komite sekolah dalam kemitraan tri sentra
pendidikan sebagai belahan dari upaya Penguatan Pendidikan Karakter;
6. menjelaskan bentuk-bentuk partisipasi orang tua/keluarga dalam
pendidikan anak di satuan pendidikan dan di rumah dalam rangka
acara PPK (pengasuhan positif oleh orang tua); dan
7. mempunyai keterampilan untuk menyusun dan melaksanakan bentuk
kegiatan berbasis masyarakat dalam penerapan PPK.
C. Alokasi Waktu
Waktu : 90 menit (2 x 45 menit)
D. Metode
Ceramah, tanya jawab, diskusi kelompok, dan pembelajaran berbasis
masalah.
E. Materi
1. PPK berbasis masyarakat (apa, siapa, mengapa, dan bagaimana).
2. Peran dan tanggung jawab sekolah terhadap penerapan PPK berbasis
masyarakat,
3. Mekanisme dan seni administrasi membangun kemitraan dengan masyarakat
dalam PPK berbasis masyarakat,
4. Peran dan fungsi komite sekolah dalam penerapan PPK berbasis
masyarakat,
5. Partisipasi dan kiprah orang bau tanah dalam penerapan PPK berbasis
masyarakat, dan
6. Bentuk-bentuk kegiatan sekolah yang sanggup dikembangkan melalui
PPK berbasis masyarakat.
dan video yang relevan.
F. Peralatan dan Media
ATK (kertas plano, spidol, sticky notes), laptop, LCD dan proyektor ,
26 Penguatan Pendidikan Karakter
G. Langkah-Langkah
No Kegiatan Waktu
1 Kegiatan awal
a. Fasilitator membuka sesi training dengan mengucapkan salam
dan memperkenalkan diri.
5 ‘
b. Fasilitator memberikan judul sesi, tujuan, dan hasil yang
diharapkan pada sesi pelatihan.
2 Kegiatan Inti
a. Fasilitator menjelaskan dan diskusi materi PPK berbasis masyarakat
melalui presentasi yang telah disiapkan.
10 ‘
b. Fasilitator membagi penerima menjadi lima kelompok.
c. Fasilitator memberikan kiprah kelompok yang harus dikerjakan
sesuai dengan:
• Lembar Kerja 1 :
Berbagai komunitas yang sanggup berkolaborasi dengan sekolah
melalui kegiatan pembelajaran (kelas) dan pembentukan budaya
sekolah.
• Lembar Kerja 2: Partisipasi dan kiprah orang bau tanah dalam PPK
berbasis masyarakat.
20 ‘
d. Diskusi Kelompok dengan duduk melingkar
• Fasilitator membagi post it kepada penerima untuk diisi program
PPK sesuai dengan LK 1 dan LK 2;
• Fasilitator meminta tiap kelompok untuk memutuskan satu
acara untuk dibahas lebih lanjut;
• Program yang dipilih dibahas dengan pendekatan 5W1H; dan
• Hasil pembahasan acara tersebut akan dipresentasikan
kepada kelompok lain (bisa dengan world cafe).
20 ‘
e. Presentasi Kelompok
Fasilitator mempersilakan setiap kelompok untuk mempresentasikan
hasil diskusi kelompoknya sesuai LK 1 dan LK 2 (setiap kelompok
beranggotakan 9 orang).
30 ‘
3 Kegiatan Penutup
a. Menyaksikan video yang relevan.
b. Fasilitator bersama dengan penerima menyimpulkan hasil diskusi dan
materi sesi training wacana PPK berbasis masyarakat.
5 ‘
Jumlah 90 ‘
Modul Pelatihan 27
Bagi Guru
H. Evaluasi
Untuk melihat ketercapaian tujuan penyampaian materi, digunakan
lembar Bull’s Eye.
I. Refleksi
1. Fasilitator menawarkan beberapa pertanyaan wacana PPK berbasis
masyarakat.
2. Fasilitator mempersilakan penerima untuk menuliskan jawaban
pertanyaan tersebut di atas kertas plano.
3. Fasilitator mempersilakan penerima untuk menempelkan kertas sticky
note nya di kertas plano yang disediakan.
Lembar Kerja 4.1.
Lembar Kerja Identifikasi Komunitas/Masyarakat
Tugas : Identifikasikan banyak sekali komunitas yang sanggup berkolaborasi
dengan sekolah melalui kegiatan pembelajaran (kelas) dan pembentukan
budaya sekolah
Nilai Karakter Bentuk Kagiatan Komunitas PPK
Kegiatan pembelajaran (kelas) sesuai dengan indikator pembelajaran
Gotong royong dan
integritas
Pengenalan profesi Ikatan profesi a. Mengidentifikasi
banyak sekali profesi yang
ada di masyarakat.
Nasionalis Kunjungan ke
museum
Museum b. Mengenal peninggalan
sejarah Indonesia.
Gotong royong Pementasan seni
tradisional
Pegiat seni
dan budaya
c. Mengenal akhlak istiadat
dan budaya suku di
Indonesia.
d. …..
e. ...
f. …..
g. …..
h. …..
28 Penguatan Pendidikan Karakter
Nilai Karakter Bentuk Kagiatan Komunitas PPK
i. …..
j. …..
Pembentukan Budaya Sekolah sesuai dengan budaya sekolah yang akan dibentuk
Mandiri Gerakan gosok gigi
dan basuh tangan
Ikatan Dokter a. Budaya hidup sehat
dan bersih.
Integritas Kelompok KIR Peneliti Math
& Sains
b. Pembiasaan berpikir
ilmiah melalui
penelitian.
Gotong royong, berdikari Posko Bencana Tim SAR c. Tanggap bencana.
d. …..
e.
f.
g.
h.
i.
Modul Pelatihan 29
Bagi Guru
Lembar Kerja 4.2.
Lembar Kerja Identifikasi Kegiatan & Partisipasi
Tugas
Identifikasikan:
a. partisipasi dan kiprah orang bau tanah dalam PPK berbasis masyarakat, dan
b. partisipasi dan kiprah komite sekolah dalam PPK berbasis masyarakat.
Bentuk Partisipasi Bentuk Kegiatan Partisipasi dan peran
Orang Tua
Peserta, narasumber, atau
panitia
Parenting Class a. Membangun pengasuhan
positif.
Menjadi narasumber,
panitia
Motivasi Senin pagi b. Motivasi berprestasi.
Membangun komunikasi/
interaksi awal ortu-sekolah
Hari Pertama Masuk
Sekolah
c. Mengantar dan membangun
komunikasi awal orang bau tanah dan
sekolah.
Pelaku Pertemuan dengan wali
kelas, kunjungan rumah
d. Pemantauan perkembangan
anak.
e. …..
f. …..
g. …..
Komite Sekolah
Inisiator, pendukung Jejaring Sekolah a. Mendorong sekolah untuk
berjejaring dengan SKPD, atau
elemen masyarakat lain.
Pendukung Membangun budaya
sekolah
b. Membantu sekolah dalam
gerakan literasi.
c. ...
d. ...
e. ...
f. ...
g. ...
30 Penguatan Pendidikan Karakter
MODUL 5
Penilaian dan Evaluasi PPK
A. Rasional
Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang sudah didesain
oleh sekolah/ satuan pendidikan perlu dievaluasi untuk menilai apakah
gerakan PPK menerapkan seluruh prinsip penguatan PPK sehingga tujuan
pendidikan abjad itu tercapai. Evaluasi dan penilaian PPK dilakukan
terhadap desain awal acara (asesmen awal), implementasi, dan
penilaian atas pelaksanaannya di sekolah. Ketiga aspek penilaian ini, yaitu
desain program, implementasi, dan penilaian implementasi dipergunakan
sebagai perangkat untuk menilai keberhasilan acara Penguatan
Pendidikan Karakter di sekolah.
Evaluasi dan penilaian acara PPK ini tidak dilakukan untuk menilai
dan mengevaluasi individu per individu, melainkan untuk mengukur
kondisi awal sekolah, memonitor pelaksanaannya, dan mengevaluasi
dampak acara PPK. Hasilnya diharapkan sanggup menjawab pertanyaan
apakah yang dilakukan sekolah sudah memenuhi cita-cita menyerupai yang
ditetapkan dalam prinsip-prinsip pengembangan PPK? Penilaian peserta
didik secara individual dilaksanakan sesuai dengan kebijakan penilaian
dalam Kurikulum 2013 yang berlaku.
Desain penilaian acara mengacu pada prinsip-prinsip PPK yang
dijabarkan dalam tema-tema penilaian dan indikator-indikator yang
menyertainya. Penilaian keberhasilan pendidikan abjad di lingkungan
sekolah dilakukan secara objektif, transparan, dan melibatkan para
pemangku kepentingan pendidikan. Pelaku penilaian dan penilaian
keberhasilan pendidikan abjad yakni individu yang relevan, seperti
staf sekolah, pengawas, dinas pendidikan, dan perwakilan komunitas.
Evaluasi dan penilaian dilakukan dengan mendasarkan diri pada Panduan
Penilaian Keberhasilan Penguatan Pendidikan Karakter.
Modul Pelatihan 31
Bagi Guru
B. Tujuan
Setelah mempelajari materi ini, penerima dapat:
1. mengetahui konsep dasar penilaian dan penilaian PPK;
2. mempunyai keterampilan melaksanakan penilaian, mempergunakan rubrik
penilaian dan penilaian PPK di sekolah; dan
3. mengembangkan kemampuan penilaian PPK di sekolah.
C. Alokasi waktu
Waktu: 90 menit (2 x 45 menit)
D. Metode
Metode yang dipakai untuk training penilaian dan penilaian PPK yaitu:
1. penerima bekerja secara berkelompok untuk menganalisis prinsipprinsip
dan indikator penilaian PPK (kerja kelompok); dan
2. penerima berlatih menilai kondisi di sekolah dengan mempergunakan
indikator penilaian.
E. Materi
Prinsip-prinsip dan indikator penilaian dalam PPK, sesuai dengan buku
Panduan Penilaian Keberhasilan PPK.
F. Peralatan dan Media
LCD, sound, kertas/karton manila, spidol, dan sebagainya.
G. Langkah-Langkah
No Kegiatan Waktu
Pembukaan
1 Fasilitator menyapa penerima dan menjelaskan tujuan penilaian PPK. 5
Kegiatan Inti
2 Fasilitator menjelaskan konsep dasar penilaian dan penilaian PPK,
siapa saja yang melaksanakan penilaian, bagaimana membaca rubrik dan
menghitung skor.
20
3 Fasilitator menjelaskan format-format yang dibutuhkan dan cara
menilai PPK.
10
4 Fasilitator menjelaskan wacana prinsip-prinsip dan indikator dalam
prinsip penilaian PPK.
5
32 Penguatan Pendidikan Karakter
No Kegiatan Waktu
5 Fasilitator mengajak penerima untuk diskusi kelompok tentang: 1)
rumusan pernyataan instrumen yang diturunkan dari item dan
indikator penilaian dan format-format penilaian (prinsip dan indikator);
2) melaksanakan penilaian menurut indikator secara berkelompok.
40
Penutup
6 Fasilitator mengajak penerima untuk melaksanakan refleksi dengan
bertanya: apakah nilai-nilai yang saya temukan dalam training ini?
Kalau menemukan nilai, apa saja nilai itu?
5
7 Fasilitator menawarkan peneguhan dan kesimpulan. 5
Total Waktu 90
Catatan khusus:
Format latihan yang dipakai sesuai dengan buku Penilaian Keberhasilan Penguatan
Pendidikan Karakter.
H. Evaluasi
Fasilitator menilai keberhasilan training bila penerima dapat
melaksanakan proses penilaian untuk kegiatan di sekolahnya dan
menjelaskan dasar-dasar atau alasan mengapa mereka sanggup memberi
nilai menyerupai itu.
I. Refleksi
Untuk menilai apakah penerima bisa merefleksikan pedoman
penilaian dalam PPK pada sesi ini, fasilitator bisa bertanya wacana halhal
yang berkesan, atau paling menarik bagi diri pribadi penerima terkait
training ini.
LEMBAR KERJA 5.1.
No Item Penilaian dan
Monitoring dan Evaluasi
Indikator Pertanyaan yang Bisa
Dirumuskan
01 Visi, Misi, dan Perumusan PPK terintegrasi dalam
dokumen KTSP dan
memperkuat visi dan misi
sekolah.
Contoh:
1. Apakah core value
tercantum dalam
dokumen KTSP?
2. Apa saja core value
yang tercantum dalam
dokumen KTSP?
-- -- --
-- -- --
Modul Pelatihan 33
Bagi Guru
MODUL 6
Desain Rencana Tindak Lanjut
A. Rasional
Rencana Tindak Lanjut (RTL) Pelatihan Penguatan Pendidikan
Karakter merupakan desain tindak lanjut yang akan dilakukan para
penerima sesudah mengikuti training PPK. RTL ini diasumsikan sebagai
produk penerima training yang berupa perencanaan acara yang
akan diakukan dalam kapasitasnya sebagai Kepala Sekolah dalam
mengimplementasikan PPK. RTL juga dimaksudkan untuk mengendalikan
penerima terhadap program-program yang telah disusun pasca pelatihan
dalam rangka mengembangkan pengetahuannya, serta merealisasikan
komitmen dalam melaksanakan hasil training sebagaimana tersirat
dalam RTL.
Pemahaman isi dan konsep PPK disebut berhasil bila penerima dapat
mendesain Rencana Tindak Lanjut (RTL). Desain RTL merupakan sebuah
awal niat, motivasi dan keinginan untuk mengembangan PPK. Rancangan
yang manis yakni separuh dari keberhasilan Gerakan Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK).
B. Tujuan
C. Alokasi waktu
Waktu: 180 menit (4 x 45 menit)
D. Metode
Metode yang dipakai untuk desain RTL, yaitu:
Setelah mempelajari materi ini, penerima dapat:
1. mendesain Rencana Tindak Lanjut PPK, dan
2. mempresentasikan RTL di hadapan kelompok lain.
34 Penguatan Pendidikan Karakter
A. penerima bekerja secara berdikari mendesain RTL untuk sekolahnya; dan
B. penerima mempresentasikan RTL di kelas.
E. Materi
1. Konsep planning tindak lanjut (RTL).
2. RTL sebagai asesmen awal untuk mendesain acara PPK.
F. Peralatan dan Media
LCD, sound, kertas/karton manila, spidol, dan sebagainya.
G. Langkah-langkah
No Kegiatan Waktu
Pembukaan Menit
1 Fasilitator menyapa penerima dan menjelaskan tujuan pembuatan RTL. 2
Kegiatan Inti
2 Fasilitator membagikan lembar RTL, dan penerima mengerjakan RTL
secara mandiri.
3
3 Peserta mengerjakan RTL secara mandiri. 40
4 Peserta memaparkan RTL di dalam kelompok kecil. Selama peserta
presentasi, fasilitator berkeliling memantau presentasi dan menjawab
pertanyaan yang muncul dalam kelompok kecil.
125
Penutup
5 Setelah selesai pemaparan penerima di kelompok kecil, fasilitator
mengajak penerima untuk melaksanakan refleksi dengan bertanya: apa
nilai-nilai yang saya temukan dalam training ini? Kalau menemukan
nilai, apa saja nilai itu?
5
6 Fasilitator menawarkan peneguhan dan kesimpulan. 5
Total 180
H. Evaluasi
Fasilitator menilai keberhasilan training bila penerima dapat
melaksanakan proses penilaian untuk kegiatan di sekolahnya dan
menjelaskan dasar-dasar atau alasan mengapa mereka sanggup memberi
nilai menyerupai itu.
I. Refleksi
Untuk menilai apakah penerima bisa merefleksikan pedoman
penilaian dalam PPK pada sesi ini, fasilitator bisa bertanya wacana halhal
yang berkesan, atau paling menarik bagi diri pribadi penerima terkait
training ini.
Modul Pelatihan 35
Bagi Guru
RENCANA TINDAK LANJUT
PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH
Nama Sekolah
Alamat
Narahubung, HP, dan e-mail
PETUNJUK UMUM
Sebagai tindak lanjut kegiatan Pengembangan Kapasitas Guru dalam Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK), kami mohon biar Saudara mendeskripsikan hal-hal yang akan
Saudara laksanakan sebagai guru dalam mengembangkan PPK pada Sekolah Saudara.
Hal-hal tersebut diharapkan sudah sanggup dilaksanakan pada 2 (dua) bulan ke depan.
Aspek-apek yang akan difokuskan pada Rencana Tindak Lanjut Pengembangan Kapasitas
Guru dalam PPK adalah:
1) Tindak lanjut apa yang akan saudara lakukan di sekolah terhadap hasil-hasil kegiatan
Pengembangan Kapasitas Guru dalam menerapkan PPK ini?
2) Branding sekolah menyerupai apa yang ingin saudara kembangkan di sekolah? Tulislah
branding sekolah secara ringkas dan padat.
3) Bila sekolah saudara sudah mempunyai branding, uraikan makna branding tersebut.
Apakah branding usang tersebut akan diubah? dan apa alasan perubahan tersebut?
4) Nilai utama apa yang akan dijadikan sebagai basis utama (sebagai prioritas) PPK di
sekolah saudara? Apa alasannya menentukan nilai utama itu?
5) Bila lebih dari satu nilai, apa yang akan dilakukan sekolah untuk mengintegrasikan
nilai-nilai utama, serta keterkaitannya dengan nilai-nilai abjad lainnya dalam
pembelajaran kurikulum (intrakurikuler)?
6) Dalam rangka memperkuat pembentukan abjad siswa di sekolah melalui
kegiatan pembelajaran, metode dan materi apa yang sanggup saudara pakai untuk
mengintegrasikan nilai-nilai abjad dalam pembelajaran? serta bagaimana saudara
mengembangkannya?
7) Dalam rangka memperkuat pembentukan abjad siswa di sekolah, kegiatankegiatan
ekstra-kurikuler apa yang telah dimiliki sekolah secara integratif (dikelola di
internal sekolah) dan yang kolaboratif (dikelola oleh kawan sekolah)?
9) Kolaborasi apa yang saudara lakukan untuk lebih memperkuat pelibatan orang tua
dalam PPK? Kapan momentumnya, segmen orang bau tanah mana yang akan dilibatkan,
dan untuk tujuan apa?
10) Program apa yang telah dan akan dilakukan sekolah untuk melibatkan komunitas
sebagai sumber berguru penerima didik pada PPK berbasis Komunitas? Uraikan
komunitas apa, di mana, untuk segmen siswa yang mana, untuk tujuan apa, dan
bagaimana bentuk kerja samanya?
HASIL DISKUSI TIM SEKOLAH DITULISKAN PADA FORMAT-FORMAT BERIKUT INI
8) Adakah rencana/ide untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan ekstra-kurikuler
gres yang akan dilaksanakan baik secara integratif dan/atau kolaboratif? Sebutkan
kegiatan ekstra-kurikuler tersebut.
36 Penguatan Pendidikan Karakter
1. RENCANA UMUM TINDAK LANJUT PENGEMBANGAN KAPASITAS
SEKOLAH TENTANG PPK
No Bentuk Kegiatan Tujuan
Waktu
(Tanggal)
1
2
3
4
5
6
7
Modul Pelatihan 37
Bagi Guru
2. BRANDING SEKOLAH
Petunjuk Khusus: Tuliskan branding sekolah Saudara, dan uraikan alasannya; kalau sekolah
Saudara belum mempunyai branding, maka buatlah sebagai usulan Saudara kepada sekolah
Komponen dalam Menyusun
Branding Sekolah
Keterangan
Visi sekolah
Misi sekolah
Nilai-nilai inti (core value) sekolah
Potensi lingkungan
Keunikan (ciri khas) sekolah
Keunggulan sekolah
Kekuatan sekolah
Branding sekolah yang dipilih
Alasan pemilihan branding
Nilai-nilai utama abjad yang
diprioritaskan dalam branding
sekolah
38 Penguatan Pendidikan Karakter
3. NILAI UTAMA PPK DI SEKOLAH
Petunjuk Khusus: Tuliskan nilai utama PPK di sekolah Saudara, uraikan alasannya, dan
uraikan jalinan dengan nilai-nilai abjad yang lain.
NILAI UTAMA PPK SEKOLAH
ALASAN
JALINAN DENGAN NILAI-NILAI KARAKTER YANG LAIN
Modul Pelatihan 39
Bagi Guru
4. PENGUATAN PPK MELALUI PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN
TERINTEGRASI DALAM KURIKULUM/ INTRAKURIKULER
No
Bentuk
Kegiatan
Tujuan
Mitra/
Sasaran
Waktu
(Tanggal)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
40 Penguatan Pendidikan Karakter
5. PENGEMBANGAN PPK MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER
Analisis Situasi: Cermati kegiatan ekstrakurikuler yang telah dimiliki sekolah secara
integratif (dikelola di internal sekolah) dan yang kolaboratif (dikelolah oleh kawan sekolah).
Apakah sudah menjangkau seluruh siswa? Apakah efektif dalam menguatkan PPK? Apa
keunggulan dan kekurangannya?
Formulasikan pula kegiatan ekstrakurikuler gres (yang diperbaharui) yang ditujukan untuk
PPK.
No.
Bentuk
Kegiatan
Tujuan
Nilai
Karakter
Komunitas
yang Terlibat
Waktu
(Tanggal)
1
2
3
4
5
Modul Pelatihan 41
Bagi Guru
6. PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENGUATAN PENDIDIKAN
KARAKTER
Analisis situasi: Diskusikan pelibatan orang bau tanah yang telah dilakukan sekolah selama ini,
terutama pelibatan orang bau tanah yang berafiliasi pribadi dengan kegiatan intrakurikuler.
No
Bentuk
Kegiatan
Tujuan
Nilai
Karakter
Segmen Orang
Tua (Kelas dan
Jumlahnya)
Waktu
(Tanggal)
1
2
3
4
5
42 Penguatan Pendidikan Karakter
7. PPK MELALUI PARTISIPASI MASYARAKAT/KOMUNITAS
Analisis situasi: Diskusikan bentuk-bentuk pelibatan komunitas yang
telah dilakukan sekolah selama ini, terutama yang sanggup dimanfaatkan
dalam kegiatan intrakurikuler atau kokurikuler.
No
Bentuk
Kegiatan
Tujuan
Nilai
Karakter
Segmen
Komunitas
yang Dilibatkan
Waktu
(Tanggal)
1
2
3
4
5
Jakarta, ______________________
Kepala Sekolah, Guru,
( _________________________) ( _________________________)
Pengawas Sekolah, Komite Sekolah,
( _________________________) ( _________________________)
Modul Pelatihan 43
Bagi Guru
Konsep dasar budaya sekolah
Budaya/kultur sekolah yakni tradisi sekolah yang tumbuh dan
berkembang sesuai dengan spirit dan nilai-nilai yang dianut sekolah.
Tradisi ini mewarnai kualitas kehidupan sebuah sekolah, termasuk
kualitas lingkungan, kualitas interaksi, dan kualitas suasana akademik.
Terbentuknya budaya sekolah yang baik sanggup membawa perubahan ke
arah yang lebih baik, terutama dalam mengubah sikap penerima didik.
Faktor-kaftor pembiasaan budaya sekolah melibatkan nilai moral, sikap
dan sikap siswa, komponen yang ada di sekolah, dan aturan/tata tertib
sekolah.
“Culture is the sum of the attitudes, values, goals, and practices that
characterize a group. In particular, the culture of a school is seen
and heard every day in the way individuals—school administrators,
teachers, students, and parents—speak to, interact with, and even
think about one another. Culture permeates every aspect of the
school. It is not just seen and heard—it is felt.” (DePorter & Reardon,
2013:9)
Dalam membangun budaya sekolah, perlu diperhatikan langkahlangkah
sebagai berikut: (1) penentuan visi (nilai-nilai, tujuan, misi, harapan
peran, dan profil lulusan) sekolah yang jelas; (2) sosialisasi visi pada warga
dan kawan sekolah;(3) pembuatan hukum yang terang untuk guru, siswa
dan karyawan yang disepakati dan berdiri komitmen bersama warga
sekolah; dan (4) bentuk “dewan etika” yang bertugas menata lingkungan
fisik, sosial dan psikologis serta mengevaluasi tata tertib sekolah. Dewan
etika sanggup terdiri guru, karyawan, kepala sekolah dan orang tua.
Lampiran I
PPK Berbasis Budaya
Sekolah
44 Penguatan Pendidikan Karakter
Strategi membangun budaya sekolah dalam internalisasi nilai-nilai
utama PPK sanggup dilakukan melalui kegiatan rutin, kegiatan spontan,
kegiatan teladan, dan kegiatan terprogram. Kegiatan-kegiatan tersebut di
antaranya yakni gerakan literasi (membaca buku non pelajaran 15 menit
sebelum memulai pelajaran), banyak sekali macam kegiatan esktrakurikuler,
membuat tata tertib sekolah yang adil, demokratis, dan edukatif.
Konsep dasar literasi
Literasi merupakan dasar dari proses pembelajaran sepanjang hayat.
Ini merupakan keterampilan yang dibutuhkan untuk perkembangan pribadi
dan sosial. Secara singkat literasi berarti kemampuan untuk memahami,
mempergunakan, dan membuat banyak sekali bentuk informasi untuk
perkembangan diri dan sosial dalam rangka pembangunan kehidupan
yang lebih baik. Literasi mengacu pada kemampuan membaca, menulis
dan mempergunakan banyak sekali media sebagai sumber berguru secara kritis.
Literasi yang dibutuhkan di kala 21 di antaranya yakni kemampuan
komunikasi, berbahasa, keterampilan mempergunakan dan mengolah
informasi. Ini semua membutuhkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif.
Bentuk pembiasaan literasi lain yakni gerakan kegiatan membaca
15 Menit sebelum pelajaran dimulai. Materi yang dibaca yakni bukubuku
di luar buku pelajaran. Tujuannya untuk menumbuhkan kegemaran
membaca sebagai kunci keberhasilan seorang pembelajar, meningkatkan
kemampuan literasi, memperoleh penguatan nilai-nilai utama melalui
buku, dongeng dan informasi yang dibaca. Dengan gemar membaca,
penerima didik tumbuh menjadi pembelajar sepanjang hayat. Kegemaran
membaca memperlihatkan kesediaan individu untuk selalu terbuka pada
pengetahuan baru, mau menggali dan mendalami hal-hal yang gres dan
aktual. Sikap mau berguru secara terus menerus ini sangat penting untuk
mempersiapkan mereka menghadapi kompleksitas dilema global di
masa depan.
Kegiatan ekstrakurikuler juga dipandang sangat sempurna dalam
Penguatan Pendidikan Karakter bagi penerima didik. Melalui PPK, guru
didorong untuk mengintegrasikan banyak sekali kegiatan ekstrakurikuler
dengan tujuan menguatkan nilai-nilai abjad pada penerima didik. Guru
harus memperhatikan keseimbangan antara kecakapan intelektual
yang berorientasi pada kognitif dengan kecakapan emosional-spiritual,
Modul Pelatihan 45
Bagi Guru
sehingga pada gilirannya penerima didik akan menjadi individu yang
mempunyai kerohanian yang mendalam (olah hati), mempunyai keunggulan
akademis dan integritas yang tinggi (olah pikir), rasa berkesenian dan
berkebudayaan (olah rasa), serta menjadi individu yang sehat (olah
raga) sehingga bisa berpastisipasi aktif sebagai warga negara yang
seimbang.
Peraturan dan norma sekolah
Peraturan dan norma sekolah merupakan salah satu unsur penting
pembentukan budaya sekolah. Peraturan melindungi dan mengarahkan
individu pada sikap dan tradisi yang baik. Peraturan yang baik akan
semakin besar lengan berkuasa bila didukung oleh konsistensi individu dan dukungan
orang remaja di lingkungan pendidikan. Di sekolah kita ada beberapa
peraturan yang kurang mendukung pembentukan abjad penerima didik,
contohnya adanya kebijakan KKM yang disalahpahami sehingga justru
kontraproduktif bagai penumbuhan semangat pembelajaran, kebijakan
peraturan sekolah wacana sikap mencontek dan kejujuran yang tidak
jelas, pemanfaatkan data sakit, ijin dan alpa yang tidak efektif, seperti
siswa bolos, tapi tetap saja memperoleh ulangan susulan kalau pada saat
siswa tersebut absen ada ulangan. Ada juga kebiasaan lain yang mulai
banyak dilakukan di sekolah yaitu memasang CCTV di seluruh sudut
sekolah, termasuk di ruang-ruang kelas. Kebijakan ini perlu ditinjau dan
dievaluasi lantaran bertentangan dengan nilai-nilai pembentukan karakter
yang mengutamakan otonomi moral, kemandirian, dan kesadaran. Siswa
melaksanakan sesuatu bernilai dan baik itu lantaran kesadaran bukan karena
diawasi CCTV. Intinya, banyak sekali macam peraturan di lingkungan sekolah
perlu dievaluasi biar pembentukan abjad terjadi.
46
Modul Pelatihan 47
Bagi Guru
perjalanan. Sampai di stasiun hari sudah malam. Tapi Paman kami
telah menunggu dengan mobilnya. Perjalanan kami lanjutkan dengan
kendaraan beroda empat yang dibawa paman. Kedua adikku sudah tidak sanggup menahan
kantuknya. Mungkin kelelahan. Pagi hari dikala kami bangun, udara segar
pribadi menyapa. Beda sekali dengan udara yang kami rasakan seharihari.
Yang begitu pengap dan kotor oleh debu dan asap knalpot.
“Wow, Kak Adi, lihat ada gunung di depan rumah paman!” seru Agus dari
halaman. Dia tampak sangat kegirangan. Maklum gres sekali ini Agus
berkunjung ke rumah paman. Biasanya pamanlah yang pergi ke tempat
kami. Akupun segera keluar menemui Agus. Kulihat di sana dia sudah
bergaul bersahabat dengan bawah umur tetangga. Mereka ramai sekali memanjat
pohon karsem yang tumbuh di halaman. Itulah adikku Agus. Dia mudah
sekali bergaul.
“Lihat Kak, pohon ini mempunyai buah menyerupai cherry.” katanya seraya
memperlihatkan buah karsem yang kemerahan.
“Itu pohon karsem,” kataku seraya ikut bergabung dengan mereka.
Sementara adikku Susi tampak asyik bermain dengang Andini, putrinya
paman.
“Kalian mau ikut ke sawah?”
Paman tiba-tiba sudah ada di samping kami. Dibahunya terpanggul
sebuah cangkul.Tampaknya dia berkemas-kemas pergi ke sawah.
“Aku ikut,” kata Tono, putra paman.
“Aku juga ikut,” kata Agus bersemangat.
Akhirnya kami berempat berangkat ke sawah. Kami berjalan menyusuri
pematang. Sementara di kanan kiri kami padi-padi sudah mulai
menguning. Beberapa petani bahkan telah memanen padi mereka.
Ada yang memotong padi. Ada yang merontokkan padi. Semua bekerja
dengan semangat sekali.
“Kita sudah sampai.” kata Paman.
“Mana padinya?” tanya Agus.
“Padinya telah selesai di panen, Gus. Sekarang paman sedang
mempersiapkan tanah untuk isu terkini tanam berikutnya. Kalian mainmainlah
dulu,” kata Paman.
48 Penguatan Pendidikan Karakter
“Lihat, ada belut,” pekik Tono yang pribadi terjun ke sawah. Dengan
sigap dia mengejar belut yang tadi sempat menampakkan moncongnya
ke permukaan tanah yang berair. Belut malang itupun sanggup ditangkap
oleh Tono. Lalu kamipun ikut-ikutan mencari belut. Tapi yang terjadi, kami
malahan mandi lumpur. Sementara tak satupun belut sanggup kami tangkap.
Paman tertawa-tawa melihat keadaan kami.
“Pergilah kalian mandi ke sungai. Tapi hati-hati ya, batunya licin.” kata
Paman.
Bertiga kamipun menuju ke sungai di dekat sawah paman. Sungai itu
tampak dangkal. Kami kemudian mencari tempat yang agak dalam. Setelah
ketemu kami kemudian mandi di situ.
“Kak lihat, ada ikan berkaki.” teriak Agus. Kami terkejut dan penasaran
dengan temuan Agus. Kami kemudian berlari menghampiri Agus.
“Mana sih ikan berkaki?” tanyaku penasaran.
“Itu!” Agus menunjuk segerombolan anak katak yang asyik berenangrenang.
(Sumber : Cerita ini termuat di majalah Bobo Edisi 15 yang terbit tanggal
21 Juli 2011.)
“Ha…ha…ha.” Tono tiba-tiba terbahak-bahak. “Itu bukan ikan berkaki,. Itu
kecebong. Kecebong itu anak katak. Bukan ikan,” kata Tono kemudian.
Akupun ikut tersenyum.
“Dasar anak kota! Masa anak katak dibilang ikan.” Aku maklum. Sebagai
anak yang lahir dan tumbuh besar di kota, Agus tentu belum pernah
melihat anak katak yang sesungguhnya. Proses perkembangan katak
mulai dari berudu menjadi katak, mungkin Agus tahu. Tapi dia belum
pernah melihatnya secara langsung. Makara dia mengira kalau anak katak itu
ikan berkaki. Karena memang bentuk berudu menyerupai ikan. Liburan kali ini
benar-benar menyenangkan dan menawarkan banyak pelajaran berharga
bagi kami. Terutama buat adikku Agus.
Modul Pelatihan 49
Bagi Guru
Lampiran III
Organisasi kelas Media pembelajaran
Alokasi waktu
Penguasaan
Materi pelatihan
Materi / bahan
pelatihan
Strategi / metode
pembelajaran
Efektifitas
kelompok
belajar
Respon
pelatih
Evaluasi Bull’s Eye
kelas sebelum sesi dimulai.
2. Mengarahkan penerima mengisi penilaian dengan mengisi satu titik pada
tiap bagian.
1. Mencetak gambar Bull’s Eye dengan ukuran besar dan dipasang di dinding
3. Peserta yang merasa sangat puas dengan performa fasilitator sanggup mengisi
titik di pusat Bull’s Eye, sedangkan penerima yang merasa sangat tidak puas
sebaliknya mengisi titik di belahan paling pinggir lingkaran.
Cara penggunaan materi penilaian tersebut sanggup dipakai oleh
fasilitator antara lain sebagai berikut:
Demikian goresan pena tentang:
0 Response to "Download Modul Penguatan Pendidikan Huruf (Ppk) Untuk Guru"
Posting Komentar