Media Pembelajaran: Pengertian, Peranan, Dan Manfaatnya
Menurut Azhar Arsyad (2013: 3) media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti „tengah‟, „perantara‟, atau „pengantar‟. Dalam bahasa Arab, media yakni perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada peserta pesan.
Menurut beberapa mahir yang lain, pengertian media yakni sebagai berikut:
1. Gerlach & Ely dalam Azhar Arsyad (2013: 4) menyampaikan bahwa media apabila dipahami secara garis besar yakni manusia, materi, atau insiden yang membangun kondisi yang menciptakan siswa bisa memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap.
2. Fleming dalam Azhar Arsyad (2013: 4) beropini media yang sering diganti dengan kata perantara yakni penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya, dengan istilah perantara media menawarkan fungsi atau kiprahnya yaitu mengatur relasi efektif antara dua pihak utama dalam proses berguru – siswa dan isi pelajaran. Mediator sanggup pula mencerminkan pengertian bahwa setiap sistem pembelajaran yang melaksanakan tugas mediasi, mulai dari guru hingga kepada peralatan canggih sanggup disebut media.
Sedangkan berdasarkan Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association/NEA) media yakni bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Media hendaknya sanggup dimanipulasi, sanggup dilihat, didengar dan dibaca. Apa pun batasan yang diberikan, ada persamaan di antara batasan tersebut yaitu bahwa media yakni segala sesuatu yang sanggup dipakai untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke peserta sehingga sanggup merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian sehingga proses berguru terjadi. (Arief Sadiman dkk, 2011: 7).
Sementara itu berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 wacana Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 20, Pembelajaran yakni proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber berguru pada suatu lingkungan belajar. Menurut Azhar Arsyad (2013: 10) media pembelajaran yakni segala sesuatu yang sanggup dipakai untuk memberikan pesan atau informasi dalam proses berguru mengajar sehingga sanggup merangsang perhatian dan minat siswa dalam belajar.
Makara dari banyak sekali klarifikasi diatas sanggup ditarik kesimpulan bahwa media pembelajaran yakni segala sesuatu yang sanggup dipakai untuk memberikan pesan (bahan pembelajaran) dari sumber (guru) ke peserta (peserta didik), sehingga sanggup merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar.
Menurut Hamalik yang dikutip Azhar Arsyad (2013: 19) mengemukakan bahwa “pemakaian media pembelajaran dalam proses berguru mengajar sanggup 12 membangkitkan cita-cita dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologi terhadap siswa.”
Menurut Kemp dan Dayton, sebagaimana dikutip oleh Azhar Arsyad (2013: 25) manfaat penggunaan media dalam pembelajaran sebagai berikut:
1. Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku.
2. Pembelajaran bisa lebih menarik.
3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori berguru dan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik, dan penguatan.
4. Lama waktu pembelajaran yang dibutuhkan sanggup dipersingkat lantaran kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan pesan-pesan dan isi pelajaran dalam jumlah cukup banyak dan kemungkinannya sanggup diserap oleh siswa.
5. Kualitas hasil berguru sanggup ditingkatkan bilamana integrasi kata dan gambar sebagai media pembelajaran sanggup mengkomunikasikan elemenelemen pengetahuan dengan cara yang terorganisasikan dengan baik, spesifik, dan jelas.
6. Pembelajaran sanggup diberikan kapan dan dimana diinginkan atau dibutuhkan terutama jikalau media pembelajaran dirancang untuk penggunaan secara individu.
7. Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses berguru sanggup ditingkatkan.
8. Peran guru sanggup berubah ke arah yang lebih positif; beban guru untuk klarifikasi yang berulang-ulang mengenai isi pelajaran sanggup dikurangi bahkan dihilangkan sehingga ia sanggup memusatkan perhatian kepada aspek penting lain dalam proses berguru mengajar, contohnya sebagai konsultan atau penasihat siswa.
Sudjana & Rivai dalam Azhar Arsyad (2011: 24) mengemukakan manfaat media pembelajaran yakni sebagai berikut.
1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga sanggup menumbuhkan motivasi belajar.
2. Bahan pembelajaran akan lebih terang maknanya sehingga sanggup lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.
3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi jikalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran.
4. Siswa sanggup lebih banyak melaksanakan kegiatan belajar, alasannya yakni tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga acara lain ibarat mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan dan lain-lain.
Menurut Arief Sadiman dkk (2011: 17), secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut.
1. Memperjelas penyajian pesan supaya tidak terlalu bersifat verbalitis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau mulut belaka).
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, ibarat misalnya:
a. Objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan realita, gambar, film bingkai, film, atau model.
b. Objek yang terlalu kecil dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film, atau gambar.
c. Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, sanggup dibantu dengan time-lapse atau high-speed photography.
d. Kejadian atau insiden yang terjadi di masa kemudian bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal.
e. Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) sanggup disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain.
f. Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) sanggup divisualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan lain-lain.
g. Penggunaan media pendidikan secara sempurna dan bervariasi sanggup mengatasi perilaku pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan mempunyai kegunaan untuk :
- Menimbulkan kegairahan belajar.
- Memungkinkan interaksi yang lebih eksklusif antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataannya.
- Memungkinkan anak didik berguru sendiri-sendiri berdasarkan kemampuan dan minatnya.
- Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Hal ini akan lebih sulit bila latar belakang lingkungan guru dengan siswa juga berbeda. Masalah ini sanggup diatasi dengan media pendidikan, yaitu dengan kemampuannya dalam: a) Memberikan perangsang yang sama b) Mempersamakan pengalaman c) Menimbulkan persepsi yang sama
Levie & Lentz dalam Azhar Arsyad (2013: 20) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual yaitu:
(a) fungsi atensi,
(b) fungsi afektif,
(c) fungsi kognitif, dan
(d) fungsi kompensatoris.
Menurut Arsyad Azhar (2013: 74) kriteria pemilihan media bersumber dari konsep bahwa media merupakan pecahan dari intstruksional secara keseluruhan. Untuk itu terdapat kriteria yang perlu diperhatikan dalam menentukan media, antara lain:
(1) Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai;
(2) Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi;
(3) Praktis, luwes, dan bertahan;
(4) Guru terampil menggunakannya;
(5) Pengelompokan sasaran;
(6) Mutu teknis Makara dari banyak sekali klarifikasi sanggup disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran sanggup membantu meningkatkan efektivitas belajar, memperjelas penyampaian pesan isi pembelajaran, meningkatkan pemahaman siswa, menyajikan data yang menarik dan mempermudah penafsiran data dan informasi.
Menurut beberapa mahir yang lain, pengertian media yakni sebagai berikut:
1. Gerlach & Ely dalam Azhar Arsyad (2013: 4) menyampaikan bahwa media apabila dipahami secara garis besar yakni manusia, materi, atau insiden yang membangun kondisi yang menciptakan siswa bisa memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap.
2. Fleming dalam Azhar Arsyad (2013: 4) beropini media yang sering diganti dengan kata perantara yakni penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya, dengan istilah perantara media menawarkan fungsi atau kiprahnya yaitu mengatur relasi efektif antara dua pihak utama dalam proses berguru – siswa dan isi pelajaran. Mediator sanggup pula mencerminkan pengertian bahwa setiap sistem pembelajaran yang melaksanakan tugas mediasi, mulai dari guru hingga kepada peralatan canggih sanggup disebut media.
Sedangkan berdasarkan Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association/NEA) media yakni bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Media hendaknya sanggup dimanipulasi, sanggup dilihat, didengar dan dibaca. Apa pun batasan yang diberikan, ada persamaan di antara batasan tersebut yaitu bahwa media yakni segala sesuatu yang sanggup dipakai untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke peserta sehingga sanggup merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian sehingga proses berguru terjadi. (Arief Sadiman dkk, 2011: 7).
Sementara itu berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 wacana Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 20, Pembelajaran yakni proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber berguru pada suatu lingkungan belajar. Menurut Azhar Arsyad (2013: 10) media pembelajaran yakni segala sesuatu yang sanggup dipakai untuk memberikan pesan atau informasi dalam proses berguru mengajar sehingga sanggup merangsang perhatian dan minat siswa dalam belajar.
Makara dari banyak sekali klarifikasi diatas sanggup ditarik kesimpulan bahwa media pembelajaran yakni segala sesuatu yang sanggup dipakai untuk memberikan pesan (bahan pembelajaran) dari sumber (guru) ke peserta (peserta didik), sehingga sanggup merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar.
Peranan dan Manfaat Media Pembelajaran
Menurut Kemp dan Dayton, sebagaimana dikutip oleh Azhar Arsyad (2013: 25) manfaat penggunaan media dalam pembelajaran sebagai berikut:
1. Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku.
2. Pembelajaran bisa lebih menarik.
3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori berguru dan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik, dan penguatan.
4. Lama waktu pembelajaran yang dibutuhkan sanggup dipersingkat lantaran kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan pesan-pesan dan isi pelajaran dalam jumlah cukup banyak dan kemungkinannya sanggup diserap oleh siswa.
5. Kualitas hasil berguru sanggup ditingkatkan bilamana integrasi kata dan gambar sebagai media pembelajaran sanggup mengkomunikasikan elemenelemen pengetahuan dengan cara yang terorganisasikan dengan baik, spesifik, dan jelas.
6. Pembelajaran sanggup diberikan kapan dan dimana diinginkan atau dibutuhkan terutama jikalau media pembelajaran dirancang untuk penggunaan secara individu.
7. Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses berguru sanggup ditingkatkan.
8. Peran guru sanggup berubah ke arah yang lebih positif; beban guru untuk klarifikasi yang berulang-ulang mengenai isi pelajaran sanggup dikurangi bahkan dihilangkan sehingga ia sanggup memusatkan perhatian kepada aspek penting lain dalam proses berguru mengajar, contohnya sebagai konsultan atau penasihat siswa.
1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga sanggup menumbuhkan motivasi belajar.
2. Bahan pembelajaran akan lebih terang maknanya sehingga sanggup lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.
3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi jikalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran.
4. Siswa sanggup lebih banyak melaksanakan kegiatan belajar, alasannya yakni tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga acara lain ibarat mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan dan lain-lain.
Menurut Arief Sadiman dkk (2011: 17), secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut.
1. Memperjelas penyajian pesan supaya tidak terlalu bersifat verbalitis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau mulut belaka).
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, ibarat misalnya:
a. Objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan realita, gambar, film bingkai, film, atau model.
b. Objek yang terlalu kecil dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film, atau gambar.
c. Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, sanggup dibantu dengan time-lapse atau high-speed photography.
d. Kejadian atau insiden yang terjadi di masa kemudian bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal.
e. Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) sanggup disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain.
f. Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) sanggup divisualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan lain-lain.
g. Penggunaan media pendidikan secara sempurna dan bervariasi sanggup mengatasi perilaku pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan mempunyai kegunaan untuk :
- Menimbulkan kegairahan belajar.
- Memungkinkan interaksi yang lebih eksklusif antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataannya.
- Memungkinkan anak didik berguru sendiri-sendiri berdasarkan kemampuan dan minatnya.
- Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Hal ini akan lebih sulit bila latar belakang lingkungan guru dengan siswa juga berbeda. Masalah ini sanggup diatasi dengan media pendidikan, yaitu dengan kemampuannya dalam: a) Memberikan perangsang yang sama b) Mempersamakan pengalaman c) Menimbulkan persepsi yang sama
Levie & Lentz dalam Azhar Arsyad (2013: 20) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual yaitu:
(a) fungsi atensi,
(b) fungsi afektif,
(c) fungsi kognitif, dan
(d) fungsi kompensatoris.
Menurut Arsyad Azhar (2013: 74) kriteria pemilihan media bersumber dari konsep bahwa media merupakan pecahan dari intstruksional secara keseluruhan. Untuk itu terdapat kriteria yang perlu diperhatikan dalam menentukan media, antara lain:
(1) Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai;
(2) Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi;
(3) Praktis, luwes, dan bertahan;
(4) Guru terampil menggunakannya;
(5) Pengelompokan sasaran;
(6) Mutu teknis Makara dari banyak sekali klarifikasi sanggup disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran sanggup membantu meningkatkan efektivitas belajar, memperjelas penyampaian pesan isi pembelajaran, meningkatkan pemahaman siswa, menyajikan data yang menarik dan mempermudah penafsiran data dan informasi.
Demikian goresan pena tentang Media Pembelajaran: Pengertian, Peranan, dan Manfaatnya.
Semoga menginspirasi dan salam sukses selalu untuk Anda.
Sumber:
Ambar Yuliana. 2015. PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA FLASH UNTUK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF. Semarang. Unnes.
0 Response to "Media Pembelajaran: Pengertian, Peranan, Dan Manfaatnya"
Posting Komentar