Download 25 Teladan Ptk Ekonomi Sma/Ma Gratis

 Contoh Judul Beserta Laporan Penelitian Tindakan Kelas  Download 25 Contoh PTK Ekonomi SMA/MA Gratis

Download 25 Contoh Judul Beserta Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Ekonomi untuk Sekolah Menengan Atas dan MA 







Penelitian tindakan kelas atau yang lebih familiar dengan sebutan PTK merupakan jenis penelitian terapan (applied research). Dalam penelitian terapan, tujuan darinya yakni untuk memecahkan permasalahan simpel yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.

Berbeda dengan penelitian mendasar yang lebih berfokus pada permasalahan teoretis, penelitian terapan merupakan penelitian yang digunakan sebagai sarana untuk memecahkan permasalahan yang mewujud dalam keseharian.

Penelitian tindakan kelas, sesuai dengan genre atau jenis penelitiannya, dengan demikian berusaha untuk memecahkan permasalahan simpel yang mewujuda atau exsisting dalam proses berguru mengajar di dalam kelas. Dengan demikian, terdapat dua pelaku penting dalam PTK, yaitu guru dan peserta didik.

Permasalahan berguru dan pembelajaran memang menjadi subject matter atau subjek permasalahan yang menuntut untuk diselesaikan atau diurai dan dicari solusi untuk pemecahan permasalahannya. Metode untuk memecahkan masalah tersebut tentu saja harus mengacu pada kaidah ilmiah, yaitu kaidah yang menitikberatkan kemasukakalan.

Penelitian tindakan kelas (PTK) untuk mata pelajaran atau bidang studi ekonomi untuk SMA dengan demikian yakni penelitian yang dilakukan oleh guru mapel Ekonomi dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran dengan cara memecahkan masalah simpel yang terjadi dalam proses berguru mengajar sehari-hari. Permasalahan pembelajaran yang muncul sanggup berupa keinginan untuk meningkatkan partisipasi peserta didik, model pembelajaran yang relevan untuk memberikan materi tertentu, dan hal-hal lain yang sanggup diidentifikasi sebagai masalah yang diharapkan apabila permasalahan tersebut dipecahkan, kualitas berguru mengajar akan meningkat.

Melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Ekonomi untuk Sekolah Menengan Atas dan MA membutuhkan fokus dan persiapan yang cukup. Membuat penelitian bagi seorang guru berarti guru tersebut harus mengeluarkan konsentrasi ekstra untuk mengoptimalkan kualitas penelitian tindakan kelas yang dilakukannya.

Ada satu langkah penting yang seharusnya diperhatikan oleh para guru ekonomi di Sekolah Menengan Atas atau MA yang hendak melaksanakan PTK. Hal tersebut yakni menggali dan menemukan wangsit atau gagasan. Maksud tulisan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Ekonomi untuk Sekolah Menengan Atas dan MA ini yakni sebagai sarana untuk memberikan amunisi gagasan bagi guru-guru mapel ekonomi yang hendak melaksanakan penelitian tindakan kelas. Gagasan itu satu hal yang penting dan mendasar bagi setiap gerak atau agresi tertentu. Gagasan tidak bisa dilihat, ia yakni abstrak. Dan semakin absurd sesuatu, maka ia mempunyai daya dobrak atau magnitude yang semakin besar.

Berikut yakni 25 Contoh Judul Beserta Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Ekonomi untuk Sekolah Menengan Atas dan MA. Silahkan di-download:


PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS Sekolah Menengan Atas NEGERI 3 PURWOREJO

PENGARUH KEPEMIMPINAN GURU DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI IPS Sekolah Menengan Atas PGRI 1 PATI TAHUN AJARAN 2012/2013

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATERI PERHITUNGAN KURS VALUTA ASING MELALUI PERPADUAN METODE CERAMAH BERVARIASI DAN MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN KELAS XI IPS SMAN 1 DUKUHWARU KABUPATEN TEGAL.





IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN EKONOMI KOMPETENSI DASAR MENCATAT TRANSAKSI KE DALAM JURNAL UMUM PERUSAHAAN JASA KELAS XI IPS DI Sekolah Menengan Atas N 1 REMBANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA MATERI INFLASI PELAJARAN EKONOMI DI Sekolah Menengan Atas NEGERI 1 CANDIROTO TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGARUH KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DAN PERILAKU BELAJAR TERHADAP PRESTASI AKADEMIK PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IS DI Sekolah Menengan Atas NEGERI 7 SEMARANG

PENGARUH CARA BELAJAR, LINGKUNGAN KELUARGA, DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI/AKUNTANSI KELAS XI IPS Sekolah Menengan Atas NEGERI 1 BATANG TAHUN AJARAN 2012/2013

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU, KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN KESIAPAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI (AKUNTANSI) MELALUI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS Sekolah Menengan Atas NEGERI 9 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA ANTARA KELAS YANG MENGGUNAKAN METODE PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) DENGAN KELAS YANG MENGGUNAKAN METODE KONVENSIONAL PADA MATERI INDEKS HARGA DAN INFLASI MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS X MADRASAH ALIYAH (MA) MATHOLI’UL HUDA TROSO PECANGAAN JEPARA

PENGARUH CARA BELAJAR DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI Sekolah Menengan Atas MUHAMMADIYAH 1 PURBALINGGA

EFEKTIVITAS MEDIA SOFTWARE EXCEL DALAM MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR POKOK BAHASAN KERTAS KERJA MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS Sekolah Menengan Atas NEGERI 2 MAGELANG TAHUN AJARAN 2012/2013

PENGARUH PENDIDIKAN, PELATIHAN DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU EKONOMI AKUNTANSI Sekolah Menengan Atas NEGERI DAN SWASTA SE-KABUPATEN KENDAL

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU, KOMPETENSI PROFESIONAL GURU, FASILITAS BELAJAR DAN CARA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI/AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS Sekolah Menengan Atas NEGERI 1 AMBARAWA TAHUN AJARAN 2012/2013 (CARA BELAJAR SEBAGAI VARIABEL INTERVENING)

PENGARUH KOMPETENSI GURU, LINGKUNGAN KELUARGA, LINGKUNGAN MASYARAKAT, LINGKUNGAN SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS DI Sekolah Menengan Atas NEGERI 1 BATANG TAHUN AJARAN 2012/2013

Penerapan Media Pembelajaran Komik Strip Pada Mata Pelajaran Ekonomi untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IS di Sekolah Menengan Atas Negeri 1 Wonotunggal Batang

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU, FASILITAS BELAJAR DAN MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X Sekolah Menengan Atas NEGERI 1 SULANG KABUPATEN REMBANG


PENGARUH MINAT DAN MOTIVASI SISWA TERHADAP KEPUTUSAN MEMILIH PROGRAM LINTAS MINAT EKONOMI Sekolah Menengan Atas N 1 BINANGUN KABUPATEN CILACAP (StudiPada Kelas X TahunAjaran 2014/2015)

PENGARUH SARANA PRASARANA PENDIDIKANTERHADAP MINAT MEMBACA LITERATUR EKONOMI DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI IPS Sekolah Menengan Atas NEGERI 1 JAKENAN PATI(Studi Pada Tahun Ajaran 2014/2015)

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X Sekolah Menengan Atas TEUKU UMAR SEMARANG TAHUN 2014/2015

DETERMINAN KESIAPAN GURU EKONOMI Sekolah Menengan Atas DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI KABUPATEN PURBALINGGA

DETERMINAN PRESTASI BELAJAR EKONOMI KELAS X DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR SEBAGAI VARIABEL MEDIATOR (Studi Kasus di SMAN 7 Semarang)

PENGARUH KUALITAS POLA ASUH ORANG TUA, CARA BELAJAR DAN PERAN KELOMPOK TEMAN SEBAYA TERHADAP PRESTASI BELAJARMATA PELAJARAN EKONOMI/AKUNTANSI KELAS XI IPS DI MADRASAH ALIYAH YAYASAN PERGURUAN ISLAM KLAMBU KEC. KLAMBU KAB. GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA, KEMANDIRIAN BELAJAR DAN FASILITAS BELAJARTERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI AKUNTANSISISWA KELAS XI IPS DI Sekolah Menengan Atas N 2 REMBANG TAHUN AJARAN 2014/2015

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) MATA PELAJARAN EKONOMI MELALUI PENDEKATAN ANALYSIS HIERARCHY PROCESS (AHP) DI KABUPATEN BREBES

PENGARUH MINAT BELAJAR, LINGKUNGAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X IIS Sekolah Menengan Atas NEGERI 7 SEMARANG TAHUN AJARAN 2014/2015

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIRAND SHARE (TPS) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATERI PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG PADA SISWA KELAS X Sekolah Menengan Atas NEGERI 1 REMBANG KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Berikut kami kutipkan salah satu referensi judul beserta laporan Penelitian Tindakan Kelas Ekonomi SMA/MA:


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................... i PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. ii PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ v PRAKATA .................................................................................................... vi SARI ..................................................................................................... ix ABSTRAK .................................................................................................... x DAFTAR ISI ................................................................................................. xi DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .................................................................................. 8

1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................... 8

1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................. 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Tentang Berpikir Kritis ........................................................... 11

2.1.1 Pengertian Berpikir Kritis .......................................................... 11

2.1.2 Indikator Berpikir Kritis ............................................................. 12

2.2. Efektivitas Pembelajaran........................................................................ 15

2.3. Aktivitas Belajar Siswa .......................................................................... 16

2.4. Pembelajaran Kooperatif........................................................................ 17

2.4.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif.......................................... 18

2.4.2 Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif ....................................... 19

2.4.3 Teknik-teknik Pembelajaran Kooperatif .................................... 22

2.4.4 Kelebihan Pembelajaran Kooperatif .......................................... 25

2.4.5 Kelemahan Pembelajaran Kooperatif......................................... 26


2.5. Think Pair and Share (TPS) .................................................................. 27

2.5.1 Pengertian Pembelajaran Tipe Think Pair and Share ................ 27

2.5.2 Tahap-tahap Pembelajaran Tipe Think Pair and Share ............. 28

2.5.3 Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Tipe Think Pair and Share30

2.6 Metode Konvensional ............................................................................ 32

2.6.1 Metode Ceramah ......................................................................... 32

2.6.2 Metode Penugasan ...................................................................... 34

2.6.3 Metode Tanya Jawab................................................................... 35

2.7 Karakteristik Materi Permintaan dan Penawaran Uang ......................... 36

2.8 Tinjauan Materi ...................................................................................... 37

2.8.1Pengertian Uang ..........................................................................372.8.2Fungsi Uang ................................................................................372.8.3Jenis-jenis Uang ..........................................................................382.8.4Teori Nilai Uang .........................................................................392.8.5Permintaan Uang dan Penawaran Uang ......................................41
2.9 Penelitian Terdahulu yang Relevan ....................................................... 432.10 Kerangka Berpikir ...............................................................................452.11 Hipotesis Penelitian .............................................................................48BAB III METODE PENELITIAN3.1Jenis Penelitian.......................................................................................493.2Setting Penelitian dan Objek Penelitian.................................................503.2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian......................................................503.2.2 Objek Penelitian .........................................................................503.3Variabel Penelitian .................................................................................513.4Prosedur Penelitian ................................................................................513.4.1 Desain Penelitian ........................................................................513.4.2 Rancangan Penelitian .................................................................523.5Data dan Metode Pengumpulan Data ....................................................553.5.1 Data ............................................................................................553.5.2 Metode Pengumpulan Data ........................................................553.6Analisis Hasil Uji Coba .........................................................................57

xii



3.6.1Validitas .....................................................................................573.6.2Reliabilitas..................................................................................583.6.3Tingkat Kesukaran .....................................................................593.6.4Daya Pembeda............................................................................603.7 Metode Analisis Data .............................................................................623.7.1 Analisis data Tahap Awal ..........................................................623.7.2 Analisis Data Tahap Akhir .........................................................64BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ......................................................................................

684.1.1Gambaran Objek Penelitian .......................................................684.1.2Pelaksanaan Penelitian ...............................................................694.1.3Deskripsi Proses Pembelajaran ..................................................704.1.4Analisis Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa...............................744.1.5Deskripsi Hasil Post Test ...........................................................764.1.6Analisis Data Post Test ..............................................................774.2 Pembahasan............................................................................................80BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan ................................................................................................

855.2 Saran ......................................................................................................86DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................87

las X Sekolah Menengan Atas Negeri 1 Rembang Tahun Ajaran

2014/2015 ............................................................................................

51.2Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas X Sekolah Menengan Atas Negeri 1 Rembang TahunAjaran 2014/2015 ................................................................................62.1Indikator kemampuan berpikir kritis ...................................................132.2Kriteria Penilaian Keaktifan Siswa......................................................173.1Desain Eksperimen ..............................................................................503.2Jenis Data, Metode pengumpulan Data, Instrumen, Objek, dan Waktu

Pengambilan Data ................................................................................

553.3Hasil Analisi Validitas Soal Uji Coba .................................................563.4Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba................................583.5Kriteria Daya Beda Soal ......................................................................583.6Hasil Ananlisis Daya Beda Soal Uji Coba ..........................................593.7Soal yang Digunakan Untuk Mengukur Kemampuan Berpikir Kritis593.8Hasil Uji Normalitas Data Awal Kelas X4 dan X5 .............................603.9Hasil Uji Homogenitas Data Awal Kelas X4 dan X5..........................623.10Kategori Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis ....................................644.1Pelaksanaan Penelitian.........................................................................684.2Hasil Analisis Pengamatan Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen..........724.3Hasil Analisis Pengamatan Aktivitas Siswa Kelas Kontrol ................734.4Deskripsi Hasil Post Test.....................................................................744.5Hasil Uji Normalitas Post Test ............................................................754.6Uji Hipotesis Post Test ........................................................................764.7Hasil Analisis Kemampuan Berpikir Kritis .........................................764.8Hasil Analisis Keefektifan Pembelajaran ............................................77




xiv



DAFTAR GAMBAR



Gambar Halaman

2.1 Hasil Analisis Keefektifan Pembelajaran ............................................ 45
r Siswa Kelas Eksperimen ............................................88Lampiran 2Daftar Siswa Kelas Kontrol ...................................................89Lampiran 3

Lmapiran 4Daftar Siswa Kelas Uji Coba.................................................

Daftar Kelompok Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Think90Pair and Share.......................................................................91Lampiran 5Kisi-kisi Soal Uji Coba..........................................................92Lampiran 6Soal Tes Uji Coba..................................................................94Lampiran 7Kunci Jawaban Soal Uji Coba ...............................................95Lampiran 8Analisis Hasil Uji Coba .........................................................100Lampiran 9Perhitungan Validitas Soal Uji Coba.....................................102Lampiran 10Perhitungan Reliabilitas Soal Uji Coba .................................104Lampiran 11Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba.....................105Lampiran 12Perhitungan Daya Pembeda Soal Uji Coba ...........................106Lampiran 13Nila Uji Coba Soal Siswa Kelas X ........................................107Lampiran 14Uji Normalitas Populasi ........................................................108Lampiran 15Uji Homogenitas Populasi .....................................................112Lampiran 16Silabus ...................................................................................114Lampiran 17Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen116Lampiran 18Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ...124Lampiran 19Kisi-kisi Soal Post Test .........................................................130Lampiran 20Soal Post Test ........................................................................132Lampiran 21Kunci Jawaban Soal Post Test...............................................133Lampiran 22Nilai Post Test Kelas Eksperimen .........................................137Lampiran 23Nilai Post Test Kelas Kontrol ................................................138Lampiran 24Uji Normalitas Nilai Post Test Kelas Eksperimen ................139Lampiran 25Uji Normalitas Nilai Post Test Kelas Kontrol .......................141Lampiran 26Uji Hipotesis Data Hasil Post Test ........................................143



xvi



Lampiran 27Lembar Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas

Eksperimen ............................................................................

146Lampiran 28Lembar Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas

Kontrol...................................................................................

150Lampiran 29Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen .........154Lampiran 30Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol ................158Lampiran 31Uji Keefektifan Pembelajaran Kelas Eksperimen .................162Lampiran 32Uji Keefektifan Pembelajaran Kelas Kontrol ........................164Lampiran 33Dokumentasi Penelitian .........................................................166Lampiran 34Surat Ijin Penelitian ...............................................................171Lampiran 35Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ........................ 175

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh setiap manusia, lantaran pendidikan sangat berperan dalam rangka pembentukan pribadi manusia, yang nantinya akan besar lengan berkuasa pada baik buruknya kepribadian manusia. Sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan bisa mengikuti keadaan untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Hakikinya keberhasilan pendidikan, bergotong-royong apa yang menjadi impian dan fungsi pendidikan nasional, yakni mengembangkan kemampuan dan membentuk tabiat serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Sedangkan tujuan dari pendidikan nasional itu sendiri yakni untuk perkembangnya potensi peserta didik biar menjadi insan yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, berdikari dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab (Isjoni, 2006: 42).
Pada masa kompetitif, semua negara berusaha untuk meningkatkan kualitas pendidikannya, lantaran kualitas pendidikan merupakan salah satu indikator tingkat kesejahteraan masyarakat pada suatu negara. Melalui pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan sumber daya insan yang lebih berkualitas
yang bisa mengelola sumber daya alam secara efektif dan efisien. Dengan mempunyai sumber daya insan yang berkualitas, produktivitas negara akan meningkat, dan pada akhirnya diharapkan akan bisa meningkatkan daya saing dan kesejahteraan masyarakat.

Secara keseluruhan kualitas pendidikan berawal dari kualitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru di ruang kelas, lantaran semakin maju suatu negara bermula dari pendidikan yang berkualitas, pendidikan yang berkualitas bermuara dari pembelajaran yang berkualitas, pembelajaran yang berkualitas dimulai dari pengajar dan pendidik yang berkualitas.
Isjoni (2006:34) menyatakan bahwa mutu pendidikan akan meningkat bila guru bermutu dan bisa melaksanakan proses pembelajaran. Jika guru mempunyai kompetensi dan berkualitas, bisa dan terampil dalam mendayakan sarana pembelajaran, maka akan terwujud pendidikan bermutu sebagaimana harapan banyak pihak. Seorang guru yang tidak menguasai materi yang akan diajarkan tidak akan bisa mengajar dengan baik. Demikian pula bila seorang guru tidak menguasai banyak sekali cara penyampaian materi, maka akan sanggup menjadikan kesulitan peserta didik dalam memahami materi.
Pada kenyataanya metode pembelajaran yang menjadi favorit guru yakni metode ceramah satu arah. Karena berceramah itu gampang dan ringan, tanpa modal, tanpa tenaga, tanpa persiapan yang rumit, sehingga pembelajaran hanya berjalan searah, siswa hanya menyerap apa yang diajakan oleh guru dan tidak sanggup mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Menurut Yamin (2013:151) kelemahan mengenai penggunaan metode ceramah yaitu (1) keberhasilan peserta didik tidak terukur, (2) perhatian dan motivasi peserta didik sulit diukur, (3) kiprah peserta didik dalam pembelajaran rendah, (4) materi kurang terfokus, dan (5) pembicaraan sering melantur. Oleh lantaran itu perlu diadakan kondisi pembelajaran yang lebih mengedepankan keaktifan siswa dalam pembelajaran, dengan begitu pembelajaran akan berjalan dua arah, bukan hanya guru yang berperan aktif, tetapi siswa juga turut berperan aktif dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran aktif secara sederhana didefinisikan sebagai metode pengajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Metode pembelajaran kooperatif merupakan metode pembelajaran yang menuntut keaktifan siswa.Dengan menerapkan metode pembelajaran tersebut siswa dilatih untuk senantiasa berpikir kritis tidak sekedar mendapatkan begitu saja materi yang disampaikan oleh guru. Selain itu, berpikitr kritis sanggup menunjang hasil berguru siswa. Berpikir kritis tidak hanya dilakukan dengan menghafal konsep-konsep, tetapi lebih dari itu yaitu melibatkan aspek-aspek kognitif ibarat aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
Huda (2014:33) beropini bahwa konsekuensi positif dari pembelajaran kooperatif yakni siswa diberi kebebasan untuk terlibat secara aktif dan sanggup membangun komunitas pembelajaran yang saling membantu antarsatu sama lain.selain itu pembelajaran kooperatif ini dinilai lebih efektif lantaran siswa saling berinteraski dalam kelompoknya untuk memahami materi yang ada dan memecahkan permasalan berguru secara berdikari serta berinteraksi dengan guru sebagai fasilitator dan motivator.






Materi Permintaan dan Penawaran Uang merupakan materi yang membutuhkan pemahaman, ketelitian dan kemampuan berpikir kritis. Pada materi permintaan dan penawaran uang terdapat konsep mengenai grafik permintaan dan penawaran uang serta teori-teori wacana uang beredar yang sangat membutuhkan siswa untuk berpikir kritis sehingga akan lebih gampang dalam menguasai materi tersebut.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada hari Senin, 19Februari

2015 terhadap guru ekonomi kelas X di Sekolah Menengan Atas Negeri 1 Rembang Kabupaten Purbalingga, proses pembelajaran belum sepenuhnya melibatkan siswa secara aktif. Kegiatan pembelajaran masih didominasi oleh pembelajaran yang konvensional dan kurang inovatif. Pembelajaran sebagian besar masih terpusat pada guru, kiprah aktif siswa belum terlihat secara nyata. Media pembelajaran juga belum dimanfaatkan secara optimal, guru cenderung lebih menentukan buku paket sebagai panduan dan papan tulis sebagi media pembelajaran dibandingan menggunakan Liquid Crystal Display (LCD).
Tabel 1.1 berikut disajikan rekap kegiatan siswa kelas X Sekolah Menengan Atas Negeri 1

Rembang Kabupaten Purbalingga.






Tabel 1.1
Rekap Aktivitas Siswa Kelas X Sekolah Menengan Atas Negeri 1 Rembang Tahun Ajaran
2014/2015

KelasRata-rata Persentase
Aktivitas Siswa
KriteriaX134,18 %KurangX235,16 %KurangX333,59%KurangX434,95%KurangX534,38%KurangX633,89%KurangX731,70%Tidak AktifSumber: Aktivitas siswa pada materi makro dan mikro ekonomi serta
pendapatan nasional kelas X Sekolah Menengan Atas Negeri 1 Rembang Tahun Ajaran 2014/2015. Data diolah.

Berdasarkan tabel 1.1 diatas terlihat bahwa rata-rata persentase keaktifan siswa pertanda kriteria kurang aktif bahkan tidak aktif pada materi makro dan mikro ekonomi serta pendapatan nasional. Kriteria Kriteria Persentase capaian indikator keaktifan siswa yakni sebagai berikut:
84% - 100% = Sangat Aktif 33% - 49% = Kurang Aktif

67% - 83% = Aktif 16% - 32% = Tidak Aktif

50% - 66 % = Cukup

Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari guru mata pelajaran ekonomi yaitu ibu Wahidah Widiati, S.Pd., penyebab rendahnya hasil berguru siswa salah satunya yaitu rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa. Hasil berguru siswa kelas X pada pelajaran ekonomi sanggup dilihat pada tabel 1.2 berikut.






Tabel 1.2
Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas X Sekolah Menengan Atas Negeri 1 Rembang Tahun
Ajaran 2014/2015

KelasTuntasTidak Tuntas
Jumlah SiswaJumlahPersentaseJumlahPersentaseX 11441,2%2058,8%34X 21544,1%2255,9%34X 31236,4%1957,6%33X 4726,9 %1973,1%26X 5725,9%2074,1%27X 6622,2 %2177,8%27X7825,6%2172,4%29Sumber: Nilai ulangan harian siswa materimateri makro dan mikro ekonomi
serta pendapatan nasional kelas X Sekolah Menengan Atas Negeri 1 Rembang Tahun Ajaran
2014/2015. Data diolah.

Pada tabel 1.2 terlihat bahwa persentase siswa yang tidak tuntas jauh lebih besar dibandingkan siswa yang tuntas. Nilai tersebut diperoleh dari nilai ulangan harian siswa pada materi Makro dan Mikro Ekonomi serta Pendapatan Nasional. Materi tersebut sangat menuntut berpikir kritis siswa. Jika dilihat dari persentase ketuntasan secara klasikal maka belum memenuhi kriteria ketuntasan minimum yaitu sebesar 75%. Kriteria ketuntasan minimum sebesar 75% merupakan ketentuan dari sekolah berdasarkan standar nasional pendidikan.
Metode mengajar merupakan salah satu yang harus dikuasai oleh guru dalam pembelajaran di kelas. Terdapat banyak sekali metode pembelajaran yang sanggup diterapkan dalam memberikan materi kepada siswa. Dalam menentukan metode pembelajaran hendaknya diadaptasi dengan materi yang akan disampaikan kepada siswa, biar kegiatan pembelajaran sanggup terealisasi dengan efektif. Pemilihan metode pembelajaran yang sempurna dan diperoleh hasil yang






sesuai dengan harapan, maka sanggup disimpulkan telah terjadi efektivitas penerapan metode pembelajaran. Menurut Mulyasa (2006: 82) efektivitas yakni adanya kesesuaian antara orang yang melaksanakan kiprah dengan sasaran yang dituju. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti makin tinggi efetivitasnya. Salah satu metode pembelajaran yang sanggup digunakan sebagai stimulus pembelajaran yang efektif dan melatih kemampuian berpikir kritis siswa yakni metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share(TPS).
Metode pembelajaran tipe Think Pair and Share (TPS) dikembangkan pertama kali oleh Frank Lyman, model pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk bekerja sendiri dan bekerja sama dengan orang lain dan merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mengoptimalkan partisipasi siswa, Huda (2013:136). Siswa dituntut secara aktif untuk berpikir secara individu dalam memecahkan suatu permasalahan, namun juga sanggup berpikir secara kelompok dan menyampaikannya ke dalam proses pembelajaran di dalam kelas.
Dari latar belakang masalah di atas, metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share (TPS), diharapkan bisa meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa, sehingga kegiatan pembelajaran tidak lagi berjalan satu arah akan tetapi dua arah yaitu melibatkan guru dan siswa secara aktif, dengan meningkatnya kemampuan berpikir kritis siswa diharapkan bisa meningkatkan kemampuan bertanya, kemampuan menjawab pertanyaan, dan kemampuan untuk mengemukakan pendapat.






Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul “Keefektifan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pairand Share (TPS) terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Materi Permintaan dan Penawaran Uang pada Siswa Kelas X Sekolah Menengan Atas Negeri 1 Rembang Kabupaten Purbalingga Tahun Pelajaran 2014/2015”.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka sanggup dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipeThink Pair and Share terhadap kemampuan berpikir kritis materi permintaan dan penawaran uang pada siswa kelas XSMA Negeri 1 Rembang Kabupaten Purbalingga tahun pelajaran 2014/2015?
2. Apakah metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share efektifterhadap kemampuan berpikir kritis materi permintaan dan penawaran uang pada siswa kelas XSMA Negeri 1 Rembang Kabupaten Purbalingga tahun pelajaran 2014/2015?
1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mendeskripsikan penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Shareterhadap kemampuan berpikir kritis materi permintaan dan penawaran uang pada siswa kelas XSMA Negeri 1 Rembang Kabupaten Purbalingga tahun pelajaran 2014/2015.






2. Menganalisis keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share terhadap kemampuan berpikir kritis materi permintaan dan penawaran uang pada siswa kelas XSMA Negeri 1 Rembang Kabupaten Purbalingga tahun pelajaran 2014/2015.
1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfat yang diharapkan dari hasil penelitian ini yakni sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini mempunyai kegunaan untuk menambah referensi, literatur, dan wawasan wacana metode pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
2. Manfaat Mudah a. Bagi Guru
Sebagai materi pertimbangan dan masukan bagi guru ekonomi khususnya dalam membuat proses pembelajaran ekonomi yang berorientasi pada pendekatan kooperatif, biar lebih banyak melibatkan keaktifan peserta didik lantaran dengan begitu sanggup membentuk aksara peserta didik untuk berpikir kritis dalam menanggapi sebuah fenomena.
b. Bagi Siswa

Siswa merupakan objek penelitian ini, sehingga sesudah adanya penelitian ini semestinya ada perubahan-perubahan dalam diri siswa, baik dari segi kognitif, afektif, maupun psikomotorik.






c. Bagi Sekolah

Sebagai referensi sumbangan alternatif metode mengajar pada pelajaran ekonomi khusunya materi uang dan perbankkan guna mengingkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
d. Bagi Peneliti Berikutnya

Sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya untuk sanggup mengembangkan penelitian sejenis dalam ruang lingkup yang lebih luas.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Tinjauan Tentang Berpikir Kritis

2.1.1 Pengertian Berpikir Kritis

Dalam beberapa tahun terakhir, „berpikir kritis‟ telah menjadi suatu istilah yang terkenal dalam dunia pendidikan, lantaran dalam berpikir kritis siswa dituntut untuk meningkatkan potensi pikiran secara maksimal berpikir kritis tidak hanya dilakukan dengan menghafal konsep-konsep, tetapi lebih dari itu yaitu melibatkan aspek-aspek kognitif ibarat aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
Berpikir kritis (critical thinking) yakni kegiatan berpikir yang dilakukan dengan mengoperasikan potensi intelekual untuk menganalisis, membuat pertimbangan dan mengambil keputusan secara sempurna dan melaksanakan secara benar (Ngalimun, 2014:69).Selanjutnya Dewey dalam Fisher (2009:2) mendefinisikan berpikir kritis sebagai pertimbangan yang aktif, presistent (terus- menerus), dan teliti mengenai sebuah keyakinan atau bentuk penghetahuan yang diterima begitu saja dipandang dari sudut alasan-alasan yang mendukunya dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang menjadi kecenderungannya.Kemudian Glaser dalam Fisher (2009:3) mendefinisikan berpikir kritis sebagai suatu perilaku mau berpikir secara mendalam wacana masalah-masalah dan hal-hal yang berada dalam jangkauan pengalaman seseorang, pengetahuan mengenai metode-metode
investigasi dan budi sehat yang logis, dan semacam suatu keterampilan untuk




11






menerapkan metode-metode tersebut.berpikir kritis menuntut upaya keras untuk menyidik setiap keyakinan atau pengetahuan asumtif berdasarkan bukti pendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang diakibatkannya.
Robert Ennis dalam Kowiyah (2012:177) yang menyatakan bahwa, “Critical thinkingis reasonable, reflective thinking that is focusedon deciding what to believe or do.” Berpikir kritisadalah pemikiran yang masuk budi dan reflektifyang berfokus untuk menetapkan apa yang mestidipercaya atau dilakukan.Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat penting bagi setiap orang yang digunakan untuk memecahkan masalah kehidupan dengan berpikir serius, aktif, teliti dalam menganalisis semua informasi yang mereka terima dengan menyertakan alasan yang rasional sehingga setiap tindakan yang akan dilakukan yakni benar..
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas sanggup disimpulkan bahwa berpikir kritis yakni suatu kegiatan atau proses kognitif, tindakan mental untuk memperoleh pengetahuan, pemahaman dan keterampilan biar bisa menemukan jalan keluar dan keputusan secara deduktif, induktif dan evaluatif sesuai dengan tahapannya. Berpikir kritis tidak hanya dilakukan dengan menghafal konsep-konsep, tetapi lebih dari itu yaitu melibatkan aspek-aspek kognitif ibarat aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
2.1.2 Indikator berpikir Kritis

Edward Glaser dalam Fisher (2009:7) mendaftarkan indikator kemampuan berpikir kritis adalah(1) mengenal masalah, (2) menemukan cara-cara yang digunakan untuk menangani masalah-masalah itu, (3) mengumpulkan dan menyusun






informasi yang diperlukan, (4) mengenal asumsi-asumsi dan nilai-nilai yang tidak dinyatakan, (5) memahami dan menggunakan bahasa yang tepat, jelas, dan khas, (6) menganalisis data, (7) menilai fakta dan mengevaluasi pertanyaan-pertanyaan, (8) mengenal adanya korelasi yang logis antara masalah-masalah, (9) menarik kesimpulan-kesimpulan dan kesamaan-kesamaan yang diperlukan, (10) menguji kesimpulan-kesimpulan dan kesamaan-kesamaan yang seorang ambil, (11) menyusun kembali pola-pola dan keyakinan seseorang berdasarkan pengalaman yang lebih luas, dan (12) membuat penilaian yang sempurna wacana hal-hal dan kualitas-kualitas tertentu dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan Menurut Ennis (2000) mengidentifikasikan 12 indikator berpikir kritis yang dikelompokan dalam lima kegiatan besar ibarat pada tabel
2.1 berikut.






Tabel 2.1
Indikator Kemampuan Berpikir Kritis
NoAspekIndikator1Memberikan
penjelasan sederhana1.1. Memfokuskan pertanyaan
1.2. Menganalisis pertanyaan
1.3. Bertanya dan menjawab pertanyaan wacana suatu penjelasan2Membangun
keterampilan dasar2.1. Mempertimbangkan apakah sumber
sanggup mendapatkan amanah atau tidak
2.2. Mengobservasi dan mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi3Menyimpulkan3.1. Mendeduksi dan mempertimbangkan
hasil deduksi
3.2. Menginduksi dan mempertimbangkan induksi
3.3. Membuat dan menentukan hasil pertimbangan4Memberikan
penjelasan lanjut4.1. Mendefinisikan istilah dan
mempertimbangkan suatu definisi dalam tiga dimensi
4.2. Mengidentifikasi asumsi5Mengatur seni administrasi dan
taktik5.1. Menentukan suatu tindakan
5.2. Berinteraksi dengan orang lainSumber: Ennis (2000)

Facione dalam Kowiyah (2012:178) jugamembagi proses berpikir kritis menjadi enamkecakapan yaitu interpretasi, analisis, evaluasi,inference, penjelasan dan regulasi diri. Berikut yakni penjelasan darikeenam kecakapan berpikir kritis utama yaitu (1)Interpretasi, menginterpretasi yakni memahamidan mengekpresikan makna dari banyak sekali macampengalaman, situasi, data, penilaian mekanisme ataukriteria. Interpretasi meliputi sub kecakapanmengkategorikan, memberikan signifikasi dan mengklarifikasi makna, (2) Analisis, menganalisisadalah mengidentifikasi korelasi inferensial danaktual diantara pertanyaan-pertanyaan, konsepkonsep,deskripsi untuk mengekpresikankepercayaan, penilaian dan pengalaman, alasan,informasi dan






opini. Analisis meliputi pengujiandata, pendeteksian argumen, menganalisisargumen sebagai sub kecapakan dari analisis, (3)Evaluasi, berarti menaksir dapat dipercaya pernyataanpernyataanatau representasi yang merupakanlaporan atau deskripsi dari persepsi, pengalamandan menaksir kekuatan logis dari hubunganinferensial, deskripsi atau bentuk representasilainnya. Contoh penilaian yakni membandingkankekuatan dan kelemahan dari interpretasi alternatif, (4) Inference, berarti mengidentifikasi danmemperoleh unsur yang dibutuhkan untuk membuatkesimpulan-kesimpulan yang masuk akal,membuat dugaan dan hipotesis, mempertimbangkaninformasi yang relevan dan menyimpulkan konsekuensi dari data, (5) Eksplanasi/Penjelasan,berarti bisa menyatakan hasil-hasil daripenalaran seseorang, menjustifikasi penalarantersebut dari sisi konseptual, metodologis dan konstektual, (6) Regulasi Diri, berarti secara sadardiri memantau kegiatan- kegiatan kognitifseseorang, unsur-unsur yang digunakan dalamhasil yang diperoleh, terutama dengan menerapkankecakapan di dalam analisis dan evaluasiuntuk penilaiannya sendiri.
Berdasarkan pendapat pendapat wacana indikator berpikir kritis di atas, dalam penelitian ini peneliti mengambil empat indikator berpikir kritis yaitu mengidentifikasi konsep, memecahkan masalah, menganalisis dan eksplanasi/penjelasan.
2.2 Efektivitas Pembelajaran

Efektivitas berasal dari kata efektif yang artinya ada efeknya, ada pengaruhnya. Keefektifan berdasarkan Alwi (2003:284) sanggup diartikan sebagai






keberhasilan (tentang usaha, tindakan). Keefektifan yang dimaksud dalam penelitian ini yakni keberhasilan wacana perjuangan atau tindakan yaitu keberhasilan dalam penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share pada pelajaran ekonomi materi uang dan perbankkan.
Metode pembelajaran tipe Think Pair and Share efektif manakala mencapai 80% dari sasaran oleh 80% siswa dalam kelas sanggup diterima sebagai acara yang sangat efektif, dengan kata lain pembelajaran yang efektif akan tercapai apabila 80% siswa memenuhi KKM (Kemp, 1994: 321). Indikator untuk mengukur efektivitas metode pembelajaran tipe Think Pair and Share yakni sebagai berikut:
a. Siswa aktif dalam mengajukan pertanyaan dalam kegiatan pembelajaran. b. Siswa bisa berekspresi mengemukakan pendapat.
c. Rata-rata hasil berguru kelas eksperimenlebih tinggi daripada kelas kontrol.

2.3 Aktivitas Belajar Siswa

Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar korelasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Penilaian proses pembelajaran terutama yakni melihat sejauh mana keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sanggup meningkatkan hasil berguru siswa terhadap konsep yang dipelajari. Kadar keaktifan siswa sanggup dimaksimalkan dengan mengatur faktor guru, situasi pembelajaran, dan faktor sarana belajar. Pelaksanaan prose pembelajaran






hendaknya memperlihatkan beberapa prinsip belajar, sehingga siswa sanggup terlibat secara optimal.
Menurut Sugandi (2005:76) kadar keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sanggup dilihat pada banyak sekali dimensi pembelajarannya, yaitu:
a. Dimensi Siswa

Dalam pembelajarn yang berbasis peningkatan kegiatan siswa akan terlihat pada diri siswa adanya rasa keberanian untuk mengungkapkan pokiran, perasaan, keinginan, dan kemauannya.
b. Dimensi Guru

Peran guru dalam pembelajaran siswa aktif yakni guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yang memberi banyak sekali kemudahan siswa dalam belajar, baik dalam pengorganisasian bahan, pendekatan pembelajaran, maupun dalam pengadaan media pembelajaran.
c. Dimensi Program Pembelajaran

Program pembelajaran yang banyak melibatkan siswa akan nampak dalam komponen-komponen pembelajarannya. Dari segi tujuan pembelajaran, keaktifan siswa akan nampak pada rumusan-rumusan tujuan yang dikembangkan oleh guru.
Persentase keaktifan siswa berdasarkan Departemen Pendidikan Nasional

(2003) diperoleh dengan rumus:





N = x 100%












Tabel 2.2
Kriteria Penilaian Keaktifan Siswa
Nilai Kriteria
75% < N ≤ 100% sangat baik 50% < N ≤ 75% Baik 25% < N ≤ 50% Cukup 0 % ≤ N ≤ 25% Kurang Sumber: Depdiknas (2003) 2.4 Pembelajaran Kooperatif 2.4.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif yakni suatu model pembelajaran dimana siswa berguru dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-5 orang secara kolaboratif sehingga sanggup merangsang siswa lebih garang dalam berguru (Isjoni, 2013:22). Selanjutnya Lie (2004:18) mendefinisikan pembelajaran kooperatif (cooperative learning) sebagai sistem kerja/belajar kelompok yang terstruktur. Yang termasuk dalam struktur ini yaitu, saling ketergantungan positif, tanggungjawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses kelompok. Kemudian Roger dalam Huda (2014:29) mendefinisikan pembelajaran kooperatif (cooperative learning) sebagai kegiatan pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial diantara kelompok- kelompok pembelajar yang didalamnya setiap pembelajar bertanggungjawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain. Pembelajaran kooperatif merupakan seni administrasi yang menempatkan siswa berguru dalam kelompok yang beranggotakan 4-6 siswa dengan tingkat kemampuan atau jenis kelamin atau latar belakang yang berbeda. Pembelajaran harus menekankan kerjasama salam kelompok untuk mencapai tujuan yang sama (Isjoni, 2013:62).Selanjutnya Sanjaya (2014:242) mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat hingga enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen). Huda (2014:32) mengemukakan pembelajaran kooperatif mengacu pada metode pembelajaran dimana siswa bekerja sama dalam kelompok kecil dan saling membantudalam belajar. Pembelajaran kooperatif umumnya melibatkan kelompok yang terdiri dari 4 siswa dengan kemampuan yang berbeda dan ada pula yang menggunakan kelompok dengan ukuran yang berbeda-beda. Selanjutnya Ngalimun (2014:161) mendefinisikan pembelajaran kooperatif yakni kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksi konsep, menuntaskan persoalan, atau inkuiri. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut diatas, sanggup disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan model pembelajaran yang melibatkan siswa secara kelompok, yang umumnya setiap kelompok terdiri dari empat hingga dengan enam siswa secara heterogen untuk mencapai satu tujuan bersama. 2.4.2 Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif Menurut Lie (2004:32) terdapat lima unsur model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) antara lain: a. Saling Ketergantungan Positif Setiap anggota dalam kelompok saling bekerja sama untuk mencapai tujuan mereka bersama, mereka menyadari bahwa mereka saling membutuhkan satu sama lain. b. Tanggung Jawab Perseorangan Setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melaksanakan yang tebaik. Karena kalau salah satu dari siswa dalam kelompok tersebut tidak melaksanakan kiprah maka akan menghambat siswa yang lainnya dalam satu kelompok tersebut. c. Tatap Muka Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguatkan semua anggota. Inti dari sinergi ini yakni menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing-masing. d. Komunikasi Antaranggota Unsur ini menghendaki biar para pembelajar dibekali dengan banyak sekali keterampilan berkomunikasi. Keberhasilan suatu kelompok bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka. e. Evaluasi Proses Kelompok Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kolaborasi mereka biar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif. Sedangkan Huda (2014:46) mengemukakan ada beberapa elemen dasar yang membuat pembelajaran kooperatif lebih produktif dibandingkan dengan pembelajaraan kompetitif dan individual. Elemen-elemen tersebut antara lain: a. Interpedensi Positif (positive interpedence) Siswa merasa bahwa mereka terhubung dengan semua anggota kelompoknya, bahwa mereka tidak akan sukses mengerjakan kiprah tertentu kalau ada anggota lain yang tidak berhasil mengerjakannya, begitu pula sebaliknya. b. Interaksi Promotif (promotive interaction) Suatu interaksi dalam kelompok dimana setiap anggota saling mendorong dan membantu anggota lain dalam perjuangan mereka untuk mencapai, menyelesaikan, dan menghasilkan sesuatu untuk tujuan bersama. c. Akuntabilitas Individu (individual accountability) Dalam kelompok kooperatif, akuntabilitas muncul ketika performa setiap anggota dinilai dan hasilnya diberikan kembali kepada mereka dan kelompoknya. Dari hasil inilah setiap anggota (siswa) bisa berefleksi kembali untuk meningkatkan performanya biar bisa berkontribusi maksimal kepada kelomponya masing-masing. Untuk itulah, akuntabilitas individu menjadi kunci untuk memastikan bahwa semua anggota kelompok benar-benar bisa diperkuat kepribadiannya dengan berguru bekerja sama. d. Keterampilan Interpersonal dan Kelompok Kecil (interpersonal and small- groupskill) Siswa harus diajari keterampilan sosial untuk bekerja sama secara efektif dan dimotivasi untuk menerapkan keterampilan tersebut dalam kelompok- kelompok kooperatif biar terwujud suasana yang produktif. e. Pemrosesan Kelompok (group processing) Tujuan pemrosesan kelompok yakni mengklarifikasi dan meningkatkan efektivitas kolaborasi antaranggota untuk mencapai tujuan kelompok. 2.4.3 Teknik-teknik Pembelajaran Kooperatif Menurut Huda (2014: 134) dalam pembelajaran kooperatif setidaknya terdapat 14 teknik yang sering diterapkan di ruang kelas. Keempat belas teknik tersebut antara lain sebagai berikut: a. Mencari Pasangan (Make a Match) Pembelajaran kooperatif Make a Match dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). Siswa mencari pasangan sambil mempelajari suatu konsep atau topik tertentu dalam suasana yang menyenangkan.. b. Bertukar Pasangan Pembelajaran kooperatif bertukar pasangan memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan orang lain. c. Berpikir-Berpasangan-Berbagi (Think-Pair-Share) Pembelajaran kooperatif Think-Pair-Share (TPS) memungkinkan siswa untuk bekerja sendiri dan bekerja sama dengan orang lain. TPS ini sanggup mengoptimalkan partisipasi siswa dan memberi kesempatan setidaknya delapan kali lebih banyak kepada setiap siswa untuk pertanda partisipasi mereka kepada orang lain. d. Berkirim Salam dan Soal Pembelajaran kooperatif ini melatih pengetahuan dan keterampilan dan pengetahuan siswa. Dengan meminta mereka membuat sendiri pertanyaan- pertanyaanya, mereka akan lebih terdorong untuk berguru dan menjawab pertanyaan yang dibentuk oleh teman-teman sekelasnya. e. Kepala Bernomor (Numbered Head Together) Pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling sharing ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Dapat meningkatkan semangat dan kolaborasi siswa. f. Kepala Bernomor Terstruktur (Structured Numbered Head) Pembelajaran kooperatif Structured Numbered Head (SNH) merupakan pengembangan dari teknik Kepala Bernomor. Dapat memudahkan pembagian kiprah dan memudahkan siswa berguru melaksanakan tanggung jawab individunya sebagai anggota kelompok. g. Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) Pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray memungkinkan setiap kelompok untuk saling mengembangkan informasi dengan kelompok-kelompok lain. h. Keliling Kelompok Dalam kegiatan keliling kelompok, masing-masing anggota kelompok berkesempatan untuk memberikan bantuan mereka dan mendengarkan pandangan anggota yang lain. i. Kancing Gemerincing Teknik ini memastikan setiap siswa mendapatkan kesempatan yang sama untuk berperan serta dan berkontribusi pada kelompoknya masing-masing. j. Keliling Kelas Dalam pembelajaran kooperatif teknik keliling kelas, masing-masing kelompok mempunyai kesempatan yang sama untuk memamerkan hasil kerjanya masing-masing dan melihat hasil kerja kelompok-kelompok lain. k. Lingkaran Dalam Lingkaran Luar (Inside-Outside Circle) Pembelajaran kooperatif Inside-Outside Circle memungkinkan siswa untuk saling mengembangkan informasi pada waktu yang bersamaan. Salah satu keunggulan teknik ini yakni adanya struktur yang jelas. l. Tari Bambu Dinamakan Tari Bambu lantaran siswa berjajar dan saling berhadapan dengan model yang ibarat mirip dua potong bambu yang digunakan dalam Tari Bambu di Filipina. Memungkinkan siswa saling mengembangkan informasi pada waktu yang bersamaan dengan singkat dan teratur. m. Jigsaw Teknik ini menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara. Memberi banyak kesempatan pada siswa untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi. n. Bercerita Berpasangan (Paired Story Telling) Dalam teknik ini siswa dirangsang untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan berimajinasi. Hasil pemikiran mereka akan dihargai sehingga siswa akan terdorong untuk terus belajar. 2.4.4 Kelebihan Pembelajaran Kooperatif Sanjaya (2014:249) mengemukakan keunggulan seni administrasi pembelajaran kooperatif sebagai suatu seni administrasi pembelajaran di antaranya: a. Melalui pembelajaran kooperatifsiswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi sanggup menambah kepercayaan kemampuan berpikir, menemukan informasi dari banyak sekali sumber dan berguru dari siswa yang lain. b. Pembelajaran kooperatif sanggup mengembangkan kemampuan mengungkapkan wangsit atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain. c. Pembelajaran kooperatif sanggup membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta mendapatkan segala perbedaan. d. Pembelajaran kooperatif sanggup membantu memperdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar. e. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu seni administrasi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan kemampuan harga diri, korelasi interpersonal yang positif dengan yang lain, mengembangkan keterampilan me-manage waktu, dan perilaku positif terhadap sekolah. f. Melalui embelajaran kooperatif sanggup mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji wangsit dalam pemahamannya sendiri, mendapatkan umpan balik. g. Pembelajaran kooperatif sanggup meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan berguru absurd menjadi nyata. h. Interaksi selama kooperatif berlangsung sanggup meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir. 2.4.5 Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Selain mempunyai keunggulan berdasarkan Sanjaya (2014:250) pembelajaran kooperatif juga mempunyai keterbatasan atau kelemahan, antara lain sebagai berikut: a. Untuk siswa yang dianggap mempunyai kelebihan, mereka akan merasa terhambat oleh siswa yang dianggap kurang mempunyai kemampuan. Akibatnya, keadaan ini sanggup menganggu iklim kolaborasi dalam kelompok. b. Tanpa peer teaching yang efektif, maka dibandingkan dengan pengajaran pribadi dari guru, bisa terjadi cara berguru yang demikian apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah dicapai oleh siswa. c. Penilaian yang diberikan oleh pembelajaran kooperatif didasarkan kepada hasil kerja kelompok. Namun demikian, guru perlu menyadari, bahwa bergotong-royong hasil atau prestasi yang diharapkan yakni prestasi setiap individu siswa. d. Keberhasilan pembelajaran kooperatif dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang dan hal ini tidak mungkin sanggup tercapai hanya dengan satu kali atau sesekali penerapan seni administrasi ini. e. Melalui pembelajaran kooperatif selain siswa berguru bekerja sama, siswa juga harus berguru bagaimana membangun kepercayaan diri. Untuk mencapai keduanya dalam pembelajaran kooperatif bukan pekerjaan yang mudah. 2.5 Think Pair and Share(TPS) 2.5.1 Pengertian Pembelajaran Tipe Think Pair and Share(TPS) Berpikir, Berpasangan dan Berbagi atau Think Pair and Share (TPS) merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang menuntut keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Dengan model pembelajaran ini siswa dilatih untuk senantiasa berpikir kritis untuk mencapai satu tujuan bersama dengan kelompoknya. Think Pair and Share (TPS) merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk menghipnotis pola interaksi siswa. TPS menghendaki siswa bekerja saling membantu dalam kelompok kecil (2-6 anggota) dan lebih dirincikan oleh penghargaan kooperatif, dari pada penghargaan individual Ibrahim dkk(2000:3). Selanjutnya Lie (2004:57) mengemukakan bahwa “teknik berguru mengajar Berpikir-Berpasangan-Berbagi (Think Pair and Share) memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain”. Kemudian Huda (2014:136) mengemukakan bahwa Berpikir Berpasangan dan Berbagi (Think Pair and Share) memungkinkan siswa untuk bekerja sendiri dan bekerja sama dengan orang lain. Teknik pembelajaran ini sanggup mengoptimalkan partisipasi siswa, dan memberi kesempatan sedikitnya delapan kali lebih banyak kepada setiap siswa untuk pertanda partisipasi mereka kepada orang lain. Dengan demikian terperinci bahwa melalui model pembelajaran Think Pair and Share, siswa secara pribadi sanggup memecahkan masalah, memahami suatu materi secara berkelompok dan saling membantu antara satu dengan yang lainnya, membuat kesimpulan serta mempresentasikan di depan kelas sebagai salah satu langkah penilaian terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. 2.5.2 Tahap-tahap Pembelajaran Tipe Think Pair and Share(TPS) Tahap utama dalam pembelajaran Think Pair and Share berdasarkan Ibrahim (2000:26) adalahtahap 1 : Think (berpikir),guru mengajukan pertanyaan atau info yang bekerjasama dengan pelajaran. Kemudian siswa diminta untuk memikirkan pertanyaan atau info tersebut secara berdikari untuk beberapa saat.Tahap 2 : Pairing,guru meminta siswa berpasangan dengan siswa lain untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada tahap pertama. Dalam tahap ini, setiap anggota pada kelompok membandingkan jawaban atau hasil pemikiran mereka dengan mendefinisikan jawaban yang dianggap paling benar, paling meyakinkan, atau paling unik. Biasanya guru memberi waktu 4-5 menit untuk berpasangan.Tahap 3 : Share (berbagi),pada tahap akhir, guru meminta kepada pasangan untuk mengembangkan dengan seluruh kelas wacana apa yang telah mereka bicarakan. Keterampilan mengembangkan dalam seluruh kelas sanggup dilakukan dengan menunjuk pasangan yang secara sukarela bersedia melaporkan hasil kerja kelompoknya atau bergiliran pasangan demi pasangan hingga sekitar seperempat pasangan telah menerima kesempatan untuk melaporkan. Tidak jauh berbeda dengan Ibrahim, Suprijono (2010:91) menggambarkan langkah-langkah (fase) dalam pembelajaran Think Pair and Share yaitu: “Thinking”, pembelajaran ini diawali dengan guru mengajukan pertanyaan atau info terkait dengan pelajaran untuk dipikirkan oleh siswa. Guru memberi kesempatan kepada mereka memikirkan jawabannya.“Pairing”, pada tahap ini guru meminta siswa berpasang-pasangan. Beri kesempatan pasangan-pasangan itu untuk berdiskusi, dihaapkan diskusi ini sanggup memperdalam makna dari jawaban yang telah diikirkannya melalui intersubjektif dengan pasangannya.“Sharing”, hasil diskusi intersubjektif di tiap-tiap pasangan hasilnya dibicarakan dengan pasangan di seluruh kelas. Dengan tahap ini diharapkan terjadi tanya jawab yang mendorong pada pengkonstruktian pengetahuan yang integratif. Siswa sanggup menemukan struktur dari pengetahuan yang dipelajarinya. Menurut Lie (2004:58) tahap-tahap pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share (TPS) antara lain: a. Guru membagi siswa dalam kelompok berempat dan memberikan kiprah kepada semua kelompok. b. Setiap siswa memikirkan dan mengerjakan kiprah tersebut sendiri. c. Siswa berpasangan dengan salah satu rekan dalam kelompok dam berdiskusi dengan pasangannya. d. Kedua pasangan bertemu kembali dalam kelompok berempat. Siswa mempunyai kesempatan untuk membagikan hasil kerjanya kepada kelompok berempat. Selanjutnya Huda (2014:136) mengemukakan mekanisme pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share (TPS) yaitu siswa ditempatkan pada setiap kelompok-kelompok. Setiap kelompok terdiri dari empat anggota/siswa, guru memberikan kiprah pada setiap kelompok, masing-masing anggota memikirkan dan mengerjakan kiprah tersebut sendiri-sendiri terlebih dahulu, kelompok membentuk anggota-anggotanya secara berpasangan. Setiap pasangan mendiskusikan hasil pekerjaan individunya, dan kedua pasangan kemudian bertemu kembali dalam kelompoknya masing-masing untuk menshare hasil diskusinya. 2.5.3 Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Tipe Think Pair and Share(TPS) Ibrahim dkk (2000:6) mengemukakan kelebihan dari model pembelajaran TPS yakni sebagai berikut: a. Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas. Penggunaan metode pembelajaran TPS menuntut siswa menggunakan waktunya untuk mengerjakan tugas-tugas atau permasalahan yang diberikan oleh guru di awal pertemuan sehingga diharapkan siswa bisa memahami materi dengan baik sebelum guru menyampaikannya pada pertemuan selanjutnya. b. Memperbaiki kehadiran. Tugas yang diberikan oleh guru pada setiap pertemuan selain untuk melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran juga dimaksudkan biar siswa sanggup selalu berusaha hadir pada setiap pertemuan. Sebab bagi siswa yang sekali tidak hadir maka siswa tersebut tidak mengerjakan kiprah dan hal ini akan menghipnotis hasil berguru mereka. c. Angka putus sekolah berkurang. Model pembelajaran TPS diharapkan sanggup memotivasi siswa dalam pembelajaran sehingga hasil berguru siswa sanggup lebih baik daripada pembelajaran dengan model konvensional. d. Sikap apatis berkurang. Sebelum pembelajaran dimulai, kencenderungan siswa merasa malas lantaran proses berguru di kelas hanya mendengarkan apa yang disampaikan guru dan menjawab semua yang ditanyakan oleh guru. Dengan melibatkan siswa secara aktif dalam proses berguru mengajar, metode pembelajaran TPS lebih menarik dan tidak monoton. e. Penerimaan terhadap individu lebih besar. Dalam model pembelajaran konvensional, siswa yang aktif di dalam kelas hanyalah siswa tertentu yang benar-benar rajin dan cepat dalam mendapatkan materi yang disampaikan oleh guru sedangkan siswa lain hanyalah “pendengar” materi yang disampaikan oleh guru. Dengan pembelajaran TPS hal ini sanggup diminimalisir alasannya yakni semua siswa akan terlibat dengan permasalahan yang diberikan oleh guru. f. Hasil berguru lebih mendalam. Parameter dalam PBM yakni hasil berguru yang diraih oleh siswa. Dengan pembelajaran TPS perkembangan hasil berguru siswa sanggup diidentifikasi secara bertahap. Sehingga pada final pembelajaran hasil yang diperoleh siswa sanggup lebih optimal. g. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi. Sistem kerjasama yang diterapkan dalam model pembelajaran TPS menuntut siswa untuk sanggup bekerja sama dalam tim, sehingga siswa dituntut untuk sanggup berguru berempati, mendapatkan pendapat orang lain atau mengakui secara sportif kalau pendapatnya tidak diterima. Sedangkan kelemahan pembelajaran TPS Menurut Huda (2014: 171) yakni sebagai berikut : a. Butuh banyak waktu. b. Butuh sosialisasi yang lebih baik c. Jumlah genap; menyulitkan pengambilan suara. d. Setiap anggota kurang mempunyai kesempatan untukberkontribusi pada kelompoknya. e. Setiap anggota gampang melepaskan diri dari keterlibatan. f. Perhatian anggota sangat kurang. 2.6 Metode Konvensional Menurut Ruseffendi (2005:17) metode konvensional (tradisional) pada umumnya mempunyai kekhasan tertentu, contohnya lebih mengutamakan hafalan dari pada pengertian, menekankan pada keterampilan berhitung, mengutamakan hasil daripada proses, dan pengajaran berpusat pada guru. Dalam pembelajaran metode konvensional ditandai dengan ceramah yang diiringi dengan penjelasan, serta pembagian kiprah dan latihan. 2.6.1 Metode Ceramah Metode ceramah merupakan sebuah metode mengajar dengan memberikan informasi dan pengetahuan secara verbal kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Dalam hal ini biasanya guru memberikan uraian mengenai topik tertentu di tempat tertentu dan dengan alokasi waktu tertentu pula. Metode ini yakni sebuah cara melaksanakan pengajaran yang dilakukan guru secara monolog dan korelasi satu arah Fathurrohman dan Sobry (2009:61). Selanjutnya Yamin (2013:149) mengemukakan bahwa metode ceramah lebih banyak dipergunakan di kalangan dosen, lantaran dosen memberikan kuliah mimbar dan disampaikan dengan ceramah dengan pertimbangan dosen berhadapan dengan banyak mahasiswa yang mengikuti perkuliahan. Metode ceramah ini berbentuk penjelasan konsep, prinsip, dan fakta, pada final perkuliahan ditutup dengan tanya jawab. Pada sekolah tingkat lanjutan, metode ceramah sanggup dipergunakan oleg guru, dan metode ini divariasi dengan metode lain. Kemudian Jacobsen, dkk dalam Yamin (2013:150) Metode ceramah merupakan metode pengajaran yang cukup paradoksal. Namun demikian, meskipun metode ceramah merupakan metode yang paling banyak dikritik dari seluruh metode pengajaran, namun metode ini justru menjadi metode yang paling sering digunakan. 2.6.1.1 Kelebihan dan Kelemahan Metode Ceramah Jacobsen, dkk dalam Yamin (2013:150) mengemukakan bahwa popularitas metode ceramah disebabkan lantaran metode ini mempunyai laba antara lain: a. Membantu peserta didik memperoleh informasi yang tidak gampang diperoleh oleh cara-cara yang lain. b. Membantu peserta didik dalam memadukan informasi dari sumber-sumber yang berbeda. c. Menyingkapkan peserta didik pada cara pandang yang berbeda. d. Ceramah sangat menghemat waktu dan tenaga. e. Fleksibel; ceramah bisa digunakan untuk hampir semua bidang konten. f. Relatif; sederhana kalau dibandingkan dengan metode-metode yang lain. Selain mempunyai keuntungan/kelebihan, metode ceramah berdasarkan Yamin (2013:151) juga mempunyai kelemahan antara lain: a. Keberhasilan peserta didik tidak terukur. b. Perhatian dan motivasi peserta didik sulit diukur. c. Peran peserta didik dalam pembelajaran rendah. d. Materi kurang terfokus. e. Pembicaraan sering melantur. 2.6.2 Metode Penugasan Metode resitasi (penugasan) yakni metode penyajian materi dimana guru memberikan kiprah tertentu biar siswa melaksanakan kegiatan belajar. Masalahnya kiprah dilaksanakan oleh siswa sanggup dilakukan di dalam kelas, di halaman sekolah, di laboratorium, di perpustakaan, di bengkel, di rumah siswa, atau di mana saja asal kiprah itu sanggup dikerjakan (Djamarah dan Zain, 2006:85). Metode ini diberikan lantaran dirasakan materi pelajaran terlalu banyak, sementara waktu sedikit. Artinya, banyaknya materi yang tersedia dengan waktu kurang seimbang. Tugas dan resitesi merangsang anak untuk aktif belajar, baik secara individual maupun secara kelompok. Karena itu kiprah diba diberikan secara individual maupun kelompok. 2.6.2.1 Kelebihan dan Kelemahan Metode Penugasan Djamarah dan Zain (2006:87) mengemukakan beberapa kelebihan metode penugasan, yaitu lebih merangsang siswa dalam melaksanakan kegiatan berguru individual maupun kelompok, sanggup mengembangkan kemandirian siswa di luar pengawasan guru, sanggup membina tanggung jawab dan disiplin siswa, dan sanggup mengembangkan kreativitas siswa. Selain mempunyai kelenihan berdasarkan Djamarah dan Zain (2006:87) metode penugasan juga mempunyai kelemahan yakni siswa sulit dikontrol, apakah benar ia yang mengerjakan kiprah ataukah orang lain, khusus untuk kiprah kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan menyelesaikannya yakni anggota tertentu saja, sedangkan anggota lainnya tidak berpartisipasi dengan baik, tidak gampang memberikan kiprah yang sesuai dengan perbedaan individu siswa, dan sering memberikan kiprah yang monoton (tidak bervariasi) sanggup menjadikan kebosanan siswa. 2.6.3 Metode Tanya Jawab Cara lain yang lazim digunakan di kelas yaitu guru bertanya kepada siswa. Guru menyukai haknya yang istimewa ini, dan berasumsi bahwa pertanyaan akan sanggup jawaban. Selama ceramah, demonstrasi, dan tentu selama diskusi, pertanyaan sanggup menjadi alat guru untuk merangsang kegiatan berpikir siswa. Guru sanggup juga menggunakan jawaban siswa untuk mengecek efektifitas pengajarannya yang sedang berlangsung (Popham dan Baker, 2008:89). Selanjutnya Djamarah dan zain (2006:94) mengemukakan bahwa “metode tanya jawab yakni cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi sanggup pula dari siswa kepada guru”. 2.6.3.1 Kelebihan dan kelemahan Metode Tanya Jawab Djamarah dan zain (2006:95) mengemukakan bahwa metode tanya jawab mempunyai beberapa kelebihan yaitu pertanyaan sanggup menarik dan memusatkan perhatian siswa, sekalipun ketika itu siswa sedang ribut, yang mengantuk kembali tegar dan hilang kantuknya, merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya pikir, termasuk daya ingatan, dan mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat. Selain mempunyai kelebihan, berdasarkan Djamarah dan zain (2006:95) metode tanya jawab juga mempunyai kelemahan yaitu siswa merasa takut, apalagi bila guru kurang sanggup mendorong siswa untuk berani, dengan membuat suasana yang tidak tegang, melainkan akrab, tidak gampang membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan gampang dipahami siswa, waktu sering banyak terbuang, terutama apabila siswa tidak sanggup menjawab pertanyaan hingga dua atau tiga orang, dan dalam jumlah siswa yang banyak, mustahil cukup waktu untuk memberikan pertanyaan kepada setiap siswa. 2.7 Karakteristik Materi Permintaan dan Penawaran Uang Karakteristik materi permintaan dan penawaran uang secara garis besar yakni pemahaman dan analisis. Untuk pemahaman, siswa dituntut untuk menerjemahkan dengan bahasa sendiri, menjelaskan dan menyimpulkan materi terkait dengan permintaan dan penawaran uang. Sedangkan analisis, siswa dituntut untuk menguraikan satuan dan membedakan dua hal yang hampir sama. Dalam materi permintaan dan penawaran uang, siswa dituntut untuk menjelaskan pengertian uang, fungsi dan jenis-jenis uang, mengidentifikasikan syarat suatu benda menjadi uang, mengidentifikasi pengertian serta faktor permintaan dan penawaran uang, menggambar grafik permintaan maupun penawaran uang, serta mnghitung peredaran uang. Untuk membantu memudahkan siswa dalam memahami dan menganalisis materi tersebut, siswa tidak hanya berpikir secara individual, tetapi secara berkelompok untuk saling bertukar pikiran, kemudian siswa secara berkelompok sanggup memberikan hasil pemikirannya di depan kelas dan siswa yang lainnya berhak untuk mengajukan pertanyaan terkait materi yang belum terperinci serta sanggup mengemukakan pendapatnya. Dengan begitu, kegiatan pembelajaran tidak hanya melibatkan guru saja tetapi siswa juga sanggup berpartisipasi aktif, dengan cara ibarat ini siswa dilatih untuk berpikir secara kritis. 2.8 Tinjauan Materi Materi uang dan perbankkan merupakan salah satu materi yang diajarkan pada kelas X Sekolah Menengan Atas semester genap. Materi ini tercakup dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 dengan standar kompetensi: 7. Memahami uang dan perbankan, kompetensi dasar: 7.1 Menjelaskan konsep permintaan dan penawaran uang, 7.2 Membedakan kiprah bank umum dan bank sentral, dan 7.3 Mendeskripsikan kebijakan pemerintah di bidang moneter. 2.8.1 Pengertian Uang Uang sanggup didefinisikan sebagai benda-benda yang disetujui oleh masyarakat sebagai alat perantaraan untuk mengadakan tukar- menukar/perdagangan. Agar masyarakat menyetujui penggunaan sesuatu benda sebagai uang, haruslah benda itu memenuhi syarat-syarat yakni nilai tidak mengalami perubahan dari waktu ke waktu, gampang dibawa-bawa, gampang disimpan tanpa mengurangi nilainya, tahan lama, jumlahnya terbatas (tidak berlebih-lebihan) dan bendanya mempunyai mutu yang sama. 2.8.2 Fungsi Uang a. FungsiAsliatauFungsiPrimer 1) Sebagaialattukarumum(mediumofexchange). 2) Sebagai satuan hitung (unit of account). b. FungsiTurunanatauFungsiSekunder 1) Sebagai alat pemba yaran(means of payment). 2) S ebaga i pemba ya ra nutan g (stand ar d ofd efe rr ed paymen t). 3) Penimbun kekayaan artinya uang sanggup disimpan telebih dahulu. 4) Sebagai alat pembentukan modal dan pemindahan modal (transfer of value). 5) Sebagai ukuran harga atau pengukur nilai (standard of value). 2.8.3 Jenis-jenis Uang a. Berdasarkan materi 1) Uang logam, yaitu uang yang terbuat dari logam. 2) Uang kertas, yaitu uang yang terbuat dari kertas. b. Berdasarkan forum yang mengeluarkan 1) UangKartal (Chartal = kepercayaan). 2) Uang Giral (Giro = simpanan di bank) c. Berdasarkan nilai 1) Bernilai penuh, yaitu uang yang nilai bahannya (nilai intrinsik)sama dengan nilai nominalnya. 2) Tidak bernilai penuh, yaitu uang yang nilai bahannya (nilaiintrinsik) tidak sama dengan nilai nominalnya. d. Berdasarkan pemakai 1) Internal Value, yaitu kemampuan uang untuk membeli uang ataujasa di dalam negeri. 2) Eternal Value, yaitu kemampuan uang untuk ditukarkan denganuang asing. 2.8.4 Teori Nilai Uang a. Teori barang 1) Teori logam (katalistik) menyatakan bahwa uang diterima masyarakat lantaran bahannya dibentuk dari logam yang bernilai tinggi. 2) Teori nilai batas menyatakan bahwa uang diterima masyarakat lantaran adanya keperluan masyarakat akan barang dan adanya kepercayaan terhadap uang. b. Teori nominalisme 1) Teori perjanjian (konvensi), yaitu uang diterima oleh masyarakat lantaran adanya perjanjian untuk menggunakan suatu benda dalam pertukaran. 2) Teori kebiasaan, yaitu uang diterima oleh masyarakat lantaran kebiasaan masyarakat menggunakan benda tertentu dalam pertukaran. 3) Teori kenegaraan, yaitu uang diterima oleh masyarakat lantaran adanya ketetapan dari pemerintah dalam pertukaran. 4) Teori tuntutan (klaim), yaitu uang diterima oleh masyarakat lantaran ada tuntutan terhadap barang-barang yang dihasilkan masyarakat. 5) Teori realisme (fungsi), yaitu uang diterima oleh masyarakat lantaran adanya penilaian terhadap uang yang sanggup memudahkan pertukaran. c. Teori internal 1) Teori kuantitas (quantit theor ) menyatakan bahwa nilai uangtergantung pada jumlah uang yang beredar dalam masyarakat.Semakin banyak uang yang beredar semakin tinggi harga barang,dan sebaliknya.Hal tersebut sanggup dirumuskan secara matematis sebagai berikut. M = k . p Keterangan: M (mone ) = Jumlah uang yang beredar k (konstanta) = Perbandingan konstan P (price) = Harga barang 2) Teori transaksi (e change equation) Teori ini dipelopori oleh Irving Fisher yang beropini bahwanilai uang tergantung pada jumlah uang yang beredar, kecepatanuang beredar (berpindah tangan), dan jumlah barang yangdiperdagangkan. Secara matematis sanggup dirumuskan sebagaiberikut. M . V = P . T Keterangan: M (mone ) = Jumlah uang yang beredar V (velocit of circulation) = Kecepatan peredaran uang P (price) = Harga barang T (transaction of goods) = Jumlah barang yang diperdagangkan 3) Teori persediaan kas (cash balance theor )Teori ini dikemukakan oleh Alfred Marshall yang menyatakanbahwa nilai uang tergantung pada jumlah uang yang disimpanuntuk persediaan kas dari sebagian pendapatan masyarakat.Persediaan kas tergantung pada jumlah pendapatan dan tingkat suku bunga di pasar. Secara matematis sanggup dirumuskan sebagaiberikut. Keterangan: M = k . P . Y M (mone ) = Jumlah uang yang beredar (koefisien) = Jumlah uang untuk persediaan kas P (price) = Harga barang Y (income) = Pendapatan 2.8.5 Permintaan Uang dan Penawaran Uang a. Permintaan Uang Permintaan terhadap uang dipengaruhi oleh motif atau alasan rumah tangga menyimpan uang. Menurut J. M. Keynes dalam teorinya Liquidit Preference ada tiga motif orang menyimpang uang, yaitu sebagai berikut. 1) Motif transaksi (Transaction motive) Alasan menahan uang didasarkan pada keinginan untuk membiayai transaksi kebutuhan hidup sehari-hari. 2) Motif berjaga-jaga (Precautionar motive) Alasan berjaga-jaga yakni alasan untuk menghadapi keadaan darurat dan hal yang terjadi tanpa diduga. 3) Motif spekulasi (Speculative motive) Alasan spekulasi timbul lantaran adanya keinginan memperoleh laba berdasarkan ramalan dan penghitungan pada masa yang akan datang. b. Penawaran Uang Faktor-faktor yang memengaruhi penawaran uang yakni sebagai berikut. 1) Pendapatan Semakin tinggi pendapatan masyarakat, semakin besar pula jumlah uang yang beredar dalam masyarakat dan sebaliknya. 2) Tingkat suku bunga Bila tingkat suku bunga rendah, masyarakat engganmenyimpan uangnya di bank. Oleh lantaran itu, jumlah uang yangberedar akan meningkat dan sebaliknya. 3) Selera masyarakat Selera masyarakat akan memengaruhi jumlah uang yang beredar. 4) Harga barang 5) Fasilitas kredit Fasilitas kredit (cara pembayaran) dengan menggunakan kartukredit atau cara angsuran akan memengaruhi jumlah uang yangberedar dalam masyarakat. 6) Kekayaan yang dimiliki masyarakat Jumlah uang yang beredar dalam masyarakat semakin besarapabila ragam (variasi) bentuk kekayaan sediki dan sebaliknya. 2.9 Penelitian Terdahulu yang Relevan Metode pembelajaran Think Pair and Sharemerupakan cuilan dari model pembelajaran kooperatif, dimana menuntut siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Metode ini merupakan sistem kerja atau berguru kelompok yang terstruktur, yang di dalamnya terdapat lima unsur pokok yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian kerjasama, dan proses kelompok. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share oleh Denok Kurnia Sari dkk, mahasiswa jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang Tahun 2009 dengan judul “Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Problem Posing Dipadu Think Pair Share Melalui Lesson Study Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X-7 Sekolah Menengan Atas Negeri 7 Malang” menyatakan bahwa pelaksanaan PTK melalui LS dipandu Think Pair Sharedapat meningkatkan kualitas pembelajaran, kemampuan berpikir kritis, dan hasil belajar. Adapun studi lain yang telah dilakukan oleh Alfianti dkk, mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jember Tahun 2013 dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Model Reciprocal Teaching Dengan Teknik Example Non Example Terhadap Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar Siswa (Siswa Kelas XI Man 2 Jember)” menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif model Reciprocal Teaching dengan teknik Example Non Exampleberpengaruh terhadap berpikir kritis dan hasil berguru siswa kelas XI MAN 2 Jember. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh W. Kariasa dkk mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika, Program Pascasarjana Tahun 2014, Universitas Pendidikan Ganesha Singapraja, Indonesia dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dengan Pendekatan Pemecahan Masalah Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Ditinjau Dari Penalaran Formal” menyatakan bahwa kemampuan berpikir kritis matematis antara siswa yang pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe STAD berpendekatan pemecahan masalah lebih baik dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe STAD. Kemudian penelitian oleh Desi Anccillina, Hadi Soekamto, dan Sudarno HerlambangUniversitas Negeri Malang Tahun 2013 dengan judul “Pengaruh Think Pair Share Dengan Media Gambar Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA” menyatakan bahwa terdapat imbas yang signifikan model pembelajaran Think Pair Share dengan media gambar terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran geografi kelas XI IPS Sekolah Menengan Atas Negeri 02 Batu.Beradasarkan analisis uji t terdapat kemampuan berpikir kritis siswa didapatkan bahwa nilai (sig 2 tailed) yakni 0,004, dari hasil tersebut maka nilai probalitas < 0.05 dengan kata lain H0 ditolak dan rata-rata kemampuan berpikir kritis (gain score) kelas eksperimen (18,86) lebih besar daripada kelas kontrol (13,42) maka sanggup disimpulkan bahwa terdapat imbas model pembelajaran Think Pair Share dengan media gambar terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. 2.10 Kerangka Berpikir Pembelajaran yang terpusat pada guru menjadikan kiprah aktif siswa tidak nampak, kegiatan pembelajaran terkesan menjenuhkan dan membatasi pemikiran siswa, sehingga pada akhirnya siswa akan terus bergantung pada guru, karenanya kemampuan berpikir kritis siswa rendah. Berdasarkan kondisi dilapangan bahwa salah satu penyebab rendahnya hasil berguru siswa dikarenakan kemampuan berpikir kritis yang rendah. Hal ini perlu adanya tindakan untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis siswa. Untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis siswa yang optimal, dibutuhkan adanya suatu penemuan dalam pembelajaran. Salah satu metode pembelajaran yang membantu menjadikan siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran yaitu metode pembelajaran kooperatif. Dalam pembelajaran kooperatif siswa tidak hanya mendengarkan dan mencatat apa yang disampaikan oleh guru, tetapi turut aktif dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif terdapat banyak sekali macam model, salah satunya yaitu model Think Pair and Share. Metode pembelajaran tipe Think Pair and Share (TPS) memungkinkan siswa untuk bekerja sendiri dan bekerja sama dengan orang lain dan merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mengoptimalkan partisipasi siswa, Huda (2013:136). Siswa dituntut secara aktif untuk berpikir secara individu dalam memecahkan suatu permasalahan, namun juga sanggup berpikir secara kelompok dan menyampaikannya ke dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Dalam penelitian ini dibentuk mekanisme pembelajaran dengan dua metode pembelajaran, dengan membandingkan penerapan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share dan metode konvensioanal. Dimana nantinyakemampuan berpikir kritis siswa dari keduanya dianalisis, dan akan diketahui metode pembelajaran yang paling efektif terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Peneliti menggunakan 3 kelas sebagai objek penelitian yaitu kelas eksperimen, kelas kontroldan kelas uji coba. Selanjutnya dilakukan evaluasi. Kemudian hasilnya dianalisis dengan menggunakan uji kesamaan dua rata-rata uji dua pihak (rumus uji t). Hasilnya akan diketahui kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimendan kelas kontrol dan akan diketahui bahwa metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Sharelebih efektif terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Adapun kerangka mekanisme pembelajaran tersebut sanggup digambarkan sebagai berikut: 1. Pembelajaran terpusat pada guru 2. Peran peserta didik dalam pembelajaran rendah 3. Kemampuan bertanya dan mengemukakan pendapat rendah 4. Pembelajaran yang monoton dan kurang inovatif menjadikan siswa gampang jenuh Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Rendah Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Pembelajaran dengan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair and Share Pembelajaran dengan Metode Konvensional Evaluasi Evaluasi Uji kesamaan dua rata-rata uji dua pihak (rumus uji t) Metode Kooperatif Think Pair Share efektif terhadap Kemampuan berpikir kritis siswa Gambar 2.1 Kerangka Berpikir 2.11 Hipotesis Penelitian Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono, 2010:84). Suatu hipotesis akan diterima apabila data yang dikumpulkan mendukung pernyataan dan sebaliknya apabila data yang dikumpulkan tidak mendukung pernyataan maka hipotesis ditolak. Dengan mengacu pada pedoman diatas, dan permasalahan serta teori yang dikumpulkan, maka sanggup dirumuskan hipotesis dalam penelitaian ini yakni “Penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe think pair and share efektif terhadap kemampuan berpikir kritis materi permintaan dan penawaran uang pada siswa kelas X di Sekolah Menengan Atas Negeri 1 Rembang kabupaten Purbalingga tahun pelajaran 2014/2015”. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian eksperimen merupakan metode yang digunakan untuk mencari imbas perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2009:72). Metode eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat jawaban dari suatu perlakuan. Metode ini merupakan cuilan dari metode kuantitatif yang mempunyai ciri khas tersendiri yaitu adanya kelompok kontrolnya. Dengan menggunakan metode penelitian eksperimen, peneliti sengaja membangkitkan timbulnya suatu keadaan, kemudian diteliti akibatnya, dengan kata lain penelitian eksperimen dilakukan untuk mencari korelasi alasannya yakni akibat, antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengurangi faktor-faktor lain yang menganggu. Terdapat beberapa bentuk desain eksperimen yang sanggup digunakan dalam penelitian yaitu Pre-Eksperimen Design, True Eksperimental Design, Factoral Design, dan Quasi Eksperimental Design (Sugiyono, 2009:73). Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yakni quasi eksperimental design. Quasi eksperimentalbiasa disebut dengan eksperimen semu, lantaran dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan kelas sampel yang sudah ada, tanpa harus membentuk kelas eksperimen baru. Dalam penelitian ini, terdapat dua kelompok penelitian, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen diberikan perlakuan khusus dalam pembelajaran yaitu menggunakan 49 metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share sedangkan kelompok kontrol tidak (menggunakan metode pembelajaran konvensional). 3.2 Setting Penelitian dan Objek Penelitian 3.2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengan Atas Negeri 1 Rembang Kabupaten Purbalingga yang terletak di Jalan Monumen Jenderal Soedirman Rembang kabupaten Purbalingga. Penelitian dilakukan pada semester genap tahun pedoman 2014/2015, dimulai pada tanggal 5 Mei 2015 hingga dengan 30 Mei 2015. 3.2.2 Objek Penelitian 3.2.2.1 Populasi Populasi yakni wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2009:80). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yakni semua siswa kelas X semester II (Genap) Sekolah Menengan Atas Negeri 1 Rembang Kabupaten Purbalingga tahun pelajaran 2014/2015 yang yang terdiri dari7kelas dan 210 siswa. 3.2.2.2 Sampel Sampel yakni cuilan dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono,2009:81). Sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar representatif atau mewakili dari keseluruhan populasi. Sampel dalam penelitian ini yakni kelas X4 dan X5 Sekolah Menengan Atas Negeri 1 Rembang Kabupaten Purbalingga. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yakni teknik pengambilan sampel secara Purposive Sampling. Dengan menggunakan teknik purposive sampling diperoleh 2 kelas sebagai kelas sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Menurut Sugiyono (2009: 124) purposive sampling yakni teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Tujuan atau pertimbangan pemilihan kelas X4 dan X5 sebagai sampel yakni berdasarkan kondisi awal yaitu dilihat dari hasil berguru siswa pada ulangan harian, kedua kelas tersebut mempunyai nilai rata-rata yang tidak jauh berbeda, selain itu pemilihan sampel juga berdasarkan kesamaan guru pengampu mata pelajaran Ekonomi di Sekolah Menengan Atas Negeri 1 Rembang Kabupaten Purbalingga. 3.3 Variabel Penelitian Variabeldalam penelitian ini yakni pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share dan kemampuan berpikir kritis siswa materi permintaan dan penawaran uang pada siswa kelas X Sekolah Menengan Atas Negeri 1 Rembang Kabupaten Purbalingga Tahun Pelajaran 2014/2015. 3.4 Prosedur Penelitian 3.4.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan desain nonequivalent Posttest-Only control design yang merupakan cuilan dari quasi experiment. Menurut Sugiyono (2009: 79), bentuk desain nonequivalent ini pengambilan kelompok eksperimen dan kontrol tidak dipilih secara random. Penelitian ini mengambil sekelompok subyek dan populasi tertentu yang dikelompokan menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen dikenai variabel perlakuan tertentu dalam jangka waktu tertentu. Desain yang digunakan dalam penelitian ini yakni nonequivalent Posttest-Only controldesigndapat digambarkan sebagai berikut : Tabel 3.1 Desain Eksperimen E x O1 K O2 (Sugiyono, 2006:76) Keterangan: E : Kelas eksperimen K : Kelas kontrol x : Pembelajaran dengan model kooperatif tipe Think Pair and Share O1 : Kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen sesudah pembelajaran dengan model kooperatif tipe Think Pair and Share O2 : Kemampuan berpikir kritis siswa kelas kontrol sesudah pembelajaran 3.4.2 Rancangan Penelitian Prosedur penelitian yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian ini meliputi tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap pembuatan laporan penelitian. 1. Tahap Persiapan Penelitian a. Melakukan observasi untuk mengetahui kondisi sekolah dan proses pembelajaran Ekonomi kelas X. b. Penentuan populasi dan sampel penelitian dari subyek penelitian. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, hal ini disebabkan lantaran pengambilan sampel berdasarkan tujuan dan pertimbangan tertentu, yaitu berdasarkan kondisi awal yaitu dilihat dari hasil berguru siswa pada ulangan harian, kedua kelas tersebut mempunyai nilai rata-rata yang tidak jauh berbeda, selain itu pemilihan sampel juga berdasarkan kesamaan guru pengampu mata pelajaran Ekonomi di Sekolah Menengan Atas Negeri 1 Rembang Kabupaten Purbalingga. c. Pembuatan perangkat pembelajaran berupa silabus, RPP, dan Lomba Kompetensi Siswa yang menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share serta perangkat pembelajaran dengan menggunakan metode konvensional. d. Instrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua macam yaitu: instrumen pembelajaran (silabus dan RPP) dan instrumen penilaian (kisi- kisi soal dan soal tes). Tes berupa soal kemampuan berpikir kritis untuk penilaian yang diuji cobakan pada kelas diluar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yaitu kelas X selain yang dijadikan sebagai objek penelitian. e. Melakukan analisis instrumen uji coba butir soal kemampuan berpikir kritis. Menganalisis hasil uji coba soal sehingga diketahui validitas, reabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda. 2. Tahap Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengan Atas Negeri 1 Rembang Purbalingga dengan menggunakan 2 kelas yaitu kelas X4 sebagai kelas eksperimen dan kelas X5 sebagai kelas kontrol. Penelitian dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan dengan alokasi waktu setiap pertemuan 2 x 45 menit. Tahap pelaksanaan penelitian pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibentuk oleh peneliti. Secara garis besar pelaksanaan kegiatan yang dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yakni sebagai berikut. a. Pelaksanaan Penelitian Kelas Eksperimen 1) Guru melaksanakan pembelajaran sesuai RPP dengan metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share (TPS) pada materi permintaan dan penawaran uang, kegiatan ini berlangsung 2 kali pertemuan. 2) Guru memberikan soal penilaian kepada siswa pada pertemuan ketiga untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa sesudah pembelajaran. b. Pelaksanaan Penelitian Kelas Kontrol 1) Guru melaksanakan pembelajaran sesuai RPP dengan metode konvensional yaitu ceramah, tanya jawab dan penugasan pada materi permintaan dan penawaran uang, kegiatan ini berlangsung 2 kali pertemuan. 2) Guru memberikan soal penilaian kepada siswa pada pertemuan ketiga untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa sesudah pembelajaran. 3. Tahap Analisis Data a. Hasil penilaian yang telah dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dianalisis. b. Pengambilan kesimpulan berupa perbandingan hasil penilaian kelas eksperimen dan kelas kontrol yang merupakan jawaban dari hipotesis penelitian. 3.5 Data dan Metode Pengumpulan Data 3.5.1 Data Dalam penelitian ini terdapat empat data, yaitu kemampuan berpikir kritis siswa, keterlaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share (TPS) pada kelas eksperimen, dan kegiatan siswa. 3.5.2 Metode Pengumpulan Data 3.5.2.1 Metode Dokumentasi Metode dokumentasi yakni metode yang digunakan untuk memeperoleh keterangan-keterangan yang berwujud data catatan penting atau dokumen penting yang ada hubungannya dengan masalah yang akan diteliti dari forum yang berperan dalam masalah tersebut. Dalam penelitian ini metode ini digunakan untuk mengumpulkan data nama, jumlah siswa yang akan digunakan sebagai objek penelitian, daftar nilai, dan foto kegiatan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran selama penelitian. 3.5.2.2 Metode Tes Peneliti menggunakan instrumen tes atau soal tes untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share dan metod konvensional.Sebelum tes dilakukan siswa diberi materi terlebih dahulu yang meliputi wacana materi permintaan dan penawaran uang. Tes yang dilakukan yakni tes bentuk uraian. Tes dalam penelitian ini hanya dilakukan dalam satu tahap yaitu sesudah pembelajaran berlangsung. 3.5.2.3 Metode Observasi Metode observasi ini digunakan sebagai penunjang dalam melaksanakan suatu penelitian. Metode ini juga digunakan untuk memperoleh keterangan wacana kegiatan siswa selama proses pembelajaran dan untuk memperoleh keterangan mengenai kemampuan berpikir kritis siswa baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Jenis data, metode pengumpulan data, instrumen, subjek dan waktu pengambilan data dalam penelitian ini secara ringkas akan dijelaskan pada tabel berikut. Tabel 3.2 Jenis Data, Metode Pengumpulan Data, Instrumen, Objek, dan waktu Pengambilan Data NoJenis DataMetodeInstrumenObjekWaktu 1 Kemampuan berpikir kritis TesSoal kemampuan berpikir kritis Siswa Setelah pembelajaran 2 Keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS Observasi dan dokumentasiLembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS Siswa Saat pembelajaran 3 Aktivitas siswaObservasi dan dokumentasiLembar observasi kegiatan siswa Siswa Saat pembelajaran 4 Keefektifan Metode Pembelajaran Tes dan Observasi Soal tes dan Lembar Observasi SiswaSaat Pembelajaran dan sesudah Pembelajaran 3.6 Analisis Hasil Uji Coba 3.6.1 Validitas Pada penelitian ini yang diukur dalam analisis yakni validitas item. Rumus untuk menguji validitas berdasarkan Suharsimi (2013: 79) yakni sebagai berikut: ( )( ) √* ( ) +* ( ) + Keterangan: rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y N = jumlah siswa X = skor item Y = skor total = jumlah perkalian X dan Y Hasil rhitung dikonsultasikan dengan rtabel dengan taraf signifikasi 5%. Jika didapatkan harga rhitung> rtabel, maka butir instrumen sanggup dikatakan valid, akan tetapi sebaliknya kalau harga rhitung< rtabel, maka dikatakan bahwa instrumen tidak valid (Suharsimi, 2013:82). Hasil analisi validitas uji coba butir soal kemampuan berpikir kritis siswa materi Permintaan dan Penawaran Uang disajikan pada tabel 3.2 berikut. Tabel 3.3 Hasil Analisi Validitas Uji Coba Butir Soal Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Materi Permintaan dan Penawaran Uang Kelas X Sekolah Menengan Atas Negeri 1 Rembang PurbalinggaTahun Ajaran 2014/2015 Kriteria validitas Soal Nomor Soal Jumlah Soal 1Valid1, 2, 4, 8, 9, 11, 12, 14, 15, dan 16 102Tidak Valid3, 5, 6, 7, 10, dan 136Sumber: hasil analisis perhitungan validitas soal tahun 2015, selengkapnya lihat lampiran 8 dan 9. 3.6.2 Reliabilitas Untuk menguji reliabilitas instrument berbentuk soal uraian digunakan rumus alpha yaitu: [ [ ]] Dengan : r11 : reliabilitas yang dicari n : banyaknyaitem : jumlah varians skor tiap-tiap item : varias total Hasil rhitung dikonsultasikan dengan rtabel dengan taraf signifikasi 5%. Jika didapatkan harga rhitung> rtabel, maka butir instrumen sanggup dikatakan reliabel. Dari hasil analisis pada lampiran 10 didapatkan reliabilitas soal sebesar 0,886 dengan ttabel 0,374. Karena thitung > ttabel maka soal dikatakan reliabel.
3.6.3 Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran soal yakni peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Indeks tingkat kesukaran ini pada umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang besarnya berkisar 0,00 – 1,00. Semakin besar indeks tingkat kesukaran yang diperoleh dari hasil hitungan, berarti semakin mudah. Rumus yang digunakan untuk mencari taraf kesukaran soal bentuk soal uraian (Suharsimi, 2013:208) yakni sebagai berikut:
( )






Klasifikasi tingkat kesukaran soal sanggup kategorikan sebagai berikut:


soal termasuk kriteria sukar soal termasuk kriteria sedang soal termasuk kriteria mudah

Hasil analisis tingkat kesukaran uji coba butir soal kemampuan berpikir kritis siswa materi pengelolaan lingkungan disajikan pada tabel 3.3 berikut.






Tabel 3.4
Hasil Analisi Tingkat Kesukaran Uji Coba Butir Soal Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Materi Permintaan dan Penawaran Uang di kelas X Sekolah Menengan Atas Negeri 1 Rembang Purbalingga
Tahun Ajaran 2014/2015 Kriteria
Tingkat
No Kesukaran
Soal


Nomor Soal Jumlah Soal

1Sukar6, 7, 8, 9, 1552Sedang1, 3, 5, 13, 14, 16,63Mudah2, 4, 10, 11, 125Sumber: hasil perhitungan tingkat kesukaran tahun 2015, data selengkapnya
lihat lampiran11.

3.6.4. Daya Pembeda
Analisis daya pembeda digunakan untuk mengetahui kemampuan soal tersebut dalam membedakan peserta didik yang pintar dengan peserta didik yang kurang pandai. Rumus yang digunakan adalah:





Kriteria daya pembeda untuk soal uraian (Suharsimi, 2007:218)sebagai berikut:

Tabel 3.5
Kriteria daya Pembeda Soal Uraian
0,00 – 0,20 soal termasuk kriteria buruk (poor)

0,20 – 0,40 soal termasuk kriteria cukup (satisfactory)

0,40 – 0,70 soal termasuk kriteria baik (good)
0,70 – 1,00 soal termasuk kriteria baik sekali (excellent) Negatif soal termasuk kriteria tidak baik


Hasil analisis daya beda uji coba butir soal kemampuan berpikir kritis siswa materi permintaan dan penawaran uang, disajikan pada tabel 3.4 berikut.






Tabel 3.6
Hasil Analisi Daya Beda Uji Coba Butir Soal Kemampuan Berpikir
Kritis Siswa Materi Permintaan dan Penawaran Uang di kelas X SMA
Negeri 1 Rembang Purbalingga tahun pedoman 2014/2015
Kriteria Daya
Beda Soal Nomor Soal Jumlah Soal

1Negatif-02Jelek3, 5, 6, 7, 10, 1363Cukup1, 4, 8, 9, 11, 12, 14, 15, 1694Baik2,15Baik Sekali-0Sumber: hasil perhitungan daya beda tahun 2015, data selengkapnya lihat
lampiran12.

Berdasarkan analisis validitas, daya pembeda, tingkat kesukaran butir soal dan reliabilitas soal yang digunakan dalam penelitian ini yakni soal yang dinyatakan valid, reliabel, dan mempunyai daya pembeda dengan kriteria cukup, dan baik. Sedangkan untuk tingkat kesukaran butir soal ditentukan komposisi antara soal yang sukar, sedang, dan mudah. Soal yang akan digunakan dalam penelitian ini sanggup dilihat pada Tabel 3.7 berikut.
Tabel 3.7
Soal yang Digunakan Untuk Mengukur Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada MateriPermintaan dan Penawaran Uang di kelas X Sekolah Menengan Atas Negeri 1 Rembang Purbalingga tahun pedoman 2014/2015
Nomor Butir Soal
Digunakan Tidak Digunakan
1, 2, 4, 8, 9, 11, 12,
14, 15, 16

3, 5, 6, 7, 10, 13
10 6
Sumber: hasil perhitungan tingkat kesukaran tahun 2015, data selengkapnya lihat lampiran8.






3.7 Metode Analisis Data

3.7.1 Analisis Data Tahap Awal

3.7.1.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui sebaran data pada sampel yaitu pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terdistribusi normal atau tidak. Untuk melaksanakan uji normalitas menggunakan Chi-Kuadrat yang
dirumuskan sebagai berikut:


( )




Keterangan:

x2 = harga chi kuadrat

Oi = frekuensi hasil pengamatan

Ei = frekuensi hasil yang diharapkan

k= jumlah kelas interval (Sudjana, 2005:237)

Jika , maka data terdistribusi normal dan sebaliknya kalau maka data yang dianalisis tidak berdistribusi normal. Hasil
perhitungan uji normalitas, sanggup dilihat pada tabel 3.8 berikut:

Tabel 3.8
Hasil Uji Normalitas Kelas X4 dan X5
Sekolah Menengan Atas Negeri 1 Rembang Purbalingga
Tahun Ajaeran 2014/2015
Sumber Variasi X4 X5

2hitung4,204,36dk552tabel11,0711,07KriteriaNormalNormalSumber: Hasil Uji Normalitas diolah tahun 2015, selengkapnya lihat lampiran 13






Dari hasil perhitungan uji normalitas posttes diperoleh 2hitung kelas X4 sebesar 4,20 dan pada kelas X5 diperoleh 2hitung 4,36. Sedangkan dari tabel
distribusi chi kuadrat dengan dk 6-1 = 5 dan taraf signifikansi 5% diperoleh
2tabel 11,07. Karena 2hitung<2 maka data kelas X4 dan kelas X5 berdistribusi normal. 3.7.1.2 Uji Homogenitas Pada awal penelitian, peneliti harus mengetahui apakah populasi dan sampel yang akan diteliti bersifat sejenis ataukah tidak. Untuk menguji kesamaan variasns digunakan uji Bartlett. Langkah-langkah perhitungan yakni sebagai berikut : a. Menghitung S2 dari masing-masing kelas. b. Menghitung varians adonan dari semua kelas dengan rumus : ( ) ( ) c. Menghitung harga satuan B dengan rumus : ( ) ∑( ) d. Menghitung nilai statik chi-kuadrat dengan rumus : ( ) { ∑( ) } Keterangan : si2 = varians masing-masing kelompok s2 = varians adonan B = koefisien Bartlett ni = jumlah siswa dalam kelas Kriteria pengujian : Ho diterima kalau hitung ≤ (1-α)(k-1) , dimana (1-α)(k-1) didapat dari daftar distribusi chi kuadrat dengan peluang (1-α) dan dk = (k- 1)(Sudjana, 2005:263). Hasil perhitungan uji homogenitas sanggup dilihat pada tabel 3.9 berikut: Tabel 3.9 Hasil Uji Homogenitas Kelas X4 dan X5 Sekolah Menengan Atas Negeri 1 Rembang Purbalingga Tahun Ajaeran 2014/2015 Kelas Varians N χ2hitung χ2tabel Kriteria X4 16,19 26 0,952 3,841 Homogen X5 23,94 26 Sumber: Hasil Uji Normalitas diolah tahun 2015, selengkapnya lihat lampiran 14 Berdasarkan analisis uji homogenitas yang terlampir, sesudah dilakukan perhitungan didapatkan χ2hitung = 0,952. Pada taraf signifikasi 5% dengan dk = 2- 1 = 1 diperoleh χ2tabel sebesar 3,841. Nilai Nilai χ2hitung<χ2tabel sehingga H0 diterima dan populasi kedua kelas homogen. 3.7.2 Analisis Data Tahap Akhir 3.7.2.1 Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data hasil penelitian terdistribusi normal atau tidak. Untuk melaksanakan uji normalitas menggunakan Chi-Kuadrat yang dirumuskan sebagai berikut: ( ) ∑ Keterangan: x2 = harga chi kuadrat Oi = frekuensi hasil pengamatan Ei = frekuensi hasil yang diharapkan k = jumlah kelas interval (Sudjana, 2005:237) Jika , maka data terdistribusi normal dan sebaliknya kalau maka data yang dianalisis tidak berdistribusi normal. 3.7.2.2 Uji Hipotesis Pengujian untuk hipotesis ini yakni uji kesamaan rata-rata pihak kanan. Jika data berdistribusi normal dan mempunyai varian yang homogen, maka pengujian yang dilakukan yakni uji t. Uji ini selanjutnya digunakan untuk menentukan keefektifan pembelajaran. Hipotesis yang digunakan adalah: Ho : (rat-rata dua kelompok tidak berbeda secara signifikan) Ha : (rata-rata dua kelompok berbeda secara signifikan) Rumus yang digunakan adalah: √ ( ) √ √ Keterangan : ̅: Nilai rata-rata kelas eksperimen ̅: Nilai rata-rata kelas kontrol : simpangan baku kelas eksperimen : simpangan baku kelas kontrol : varians kelas eksperimen : varians kelas kontrol : korelasi antara dua sampel (Sugiyono, 2009: 197). Dengan √ Dari yang diperolehkemudian dibandingkan dengan dengan menggunakan dk = n1+n2-2 dan taraf signifikansi 5 %. Ho akan diterima kalau . 3.7.2.3 Analisis Data Kemampuan Berpikir Kritis Data kemampuan berpikir kritis siswa pada materi permintaan dan penawaran uang didapat dari hasil post tetsdiakhir pertemuan, dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Menghitung kemampuan berpikir kritis siswa melalui skor tes dengan cara: Dengan kriteria penilaian kemampuan Berpikir Kritis sebagai berikut: Tabel 3.10 Kategori Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis Siswa 81,25% ≤ N < 100% = Sangat Kritis 62,5% ≤ N < 81,25%=Kritis43,75% ≤ N < 62,5%=Cukup Kritis25% ≤ N < 43,75%=Kurang KritisSumber: Suherman et al (1990) dalam Prayoga (2013) 3.7.2.4 Uji Keefektifan Pembelajaran Tujuan uji keefektifan yakni untuk mengetahui keefektifan dari metode pembelajaran kooperatif tipe TPS terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas X pada materi permintaan dan penawaran uang. Efektivitas penggunaan seni administrasi berguru mengajar yang digunakan dalam suatu pembelajaran sanggup dilihat dari keberhasilan kelas berdasarkan teori ketuntasan belajar, yaitu kalau seluruh siswa bisa menyelesaikan/mencapai tujuan pembelajaran minimal 65% dan sekurang-kurangnya 85% dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut (Mulyasa, 2003:99). Rumus yang digunakan yakni sebagai berikut: x 100 BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan 1. Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and share yang diterapkan pada kelas eksperimen bisa membangkitkan dorongan kepada siswa untuk lebih berani dalam bertanya mengenai materi yang belum terperinci dan bisa berekspresi dalam mengemukakan pendapatnya selama kegiatan pembelajaran. Hal ini dikarenakan siswa berinteraksi dengan sobat sebaya, guru hanya berperan sebagai fasilitator dan bertugas meluruskan jawaban-jawaban maupun pendapat yang kurang tepat. Selain itu pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and share bisa meningkatkan kegiatan berguru siswa pada pelajaran Ekonomi materi permintaan dan penawaran uang. Hal ini ditunjukan oleh rata-rata persentase kegiatan berguru siswa kelas eksperimen yang lebih tinggi dari kelas kontrol yang diterapkan metode konvensional. 2. Metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and share efektif terhadap kemampuan berpikir kritis siswa, terbukti bahwa persentase kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen yang diterapkan metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and share yaitu sebesar 78,00%dengan kriteria kritis, sedangkan kelas kontrol dengan metode konvensional hanya 50,78% dengan kriteria cukup kritis. 85 86 5.2 Saran 1. Guru ekonomi sanggup mempertimbangkan metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share untuk materi-materi yang membutuhkan pemahaman yang tinggi dan analisis, lantaran terbukti efektif terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. 2. Siswa hendaknya lebih berani untuk bertanya dan mengemukakan pendapatnya. Guru hendaknya benar-benar memberikan perhatian kepada siswa yang aktif dengan memberikan reward berupa nilai tambah, biar siswa lebih termotivasi. DAFTAR PUSTAKA Alwi, Hasan. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Anccillina, Desi dkk. 2013. “Pengaruh Think Pair Share Dengan Media Gambar Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA”. Jurnal Program Studi Geografi Fakultas Ilmu Sosial. Malang: Universitas Negeri Malang. Arikunto, Suharsimi. 2007. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta ----------,----------------. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. ----------,-----------------.2013. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta Depdiknas.2003. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Sains. Jakarta:BSNP Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta Ennis., R.H, 2000. A Super- Steamlined Conception of Critical Thinking Tersedia : Http://www.ed.uine.edu/Eps/Pes.Year Book/92.does/ennis-htm Fakultas Ekonomi. 2011. Pedoman Penulisan Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang Fathurrohman, Pupuh dan Sobry Sutikno. 2009. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika Aditama. Fisher, Alec. 2009. Berpikir Kritis Sebuah Pengantar. Terjemahan Benyamin Hadinata. Jakarta: Erlangga. Hamalik, Oemar. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Hamid, Sholeh. 2014. Metode Edu Tainmen. Yogjakarta: Diva Press. Huda, Miftahul. 2014. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Husaini, Usman dan Purnomo Setyadi Akbar. 2008. Pengantar Statisitik. Jakarta : PT Bumi Aksara Ibrahim, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA Press. 86 Isjoni. 2006. Pendidikan Sebagai Investasi Masa Depan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. -------. 2013. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ismawanto. 2009. Ekonomi untuk Sekolah Menengan Atas dan MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Lie, Anita. 2004. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo. Kariasa, W dkk. 2014. “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dengan Pendekatan Pemecahan Masalah Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Ditinjau Dari Penalaran Formal”. Dalam Jurnal Program Studi Matematika Program Pascasarjana Vol. 3 Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Kemp, Jerrold E. 1994. Proses Perencanaan Pengajaran. Bandung: ITB Kowiyah. 2012. “Kemampuan Berpikir Kritis”. Dalam Jurnal Pendidikan Dasar Vol.3 No.5. Hal 176 Jakarta: UHAMKA Muhfahroyin. 2009. “Memberdayakan kemampuan berpikir kritis siswa melalui pembelajaran konstruktivik”. Dalam Jurnal Pendidikan & Pembelajaran 16 (1): 88-93. Mulyadiana T S. 2000. Kemampuan Berkomunikasi Siswa Madrasah Aliyyah Melalui Pembelajaran Kooperatif Pada Sistem Reproduksi Manusia. (Thesis). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Mulyani, Sri Nur. 2009. Ekonomi untuk Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Kelas X. Mulyasa, E. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosdakarya. -----------, E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Ngalimun. 2014. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo. Popham, W. James dan Baker. 2008. Teknik Mengajar secara Sistematis. Terjemahan Amirul Hadi. Jakarta: PT Rineka Cipta. Prayoga, Zumisa Nudia. 2013.”Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran Materi Pengelolaan Lingkungan Dengan Pendekatan Keterampilan Proses Sains”.Skripsi. Semarang: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam UNNES. Ruseffendi, H.E.T. 2005. Dasar-dasar Matematika Modern dan Komputer untuk Guru Edisi 5. Bandung: Tarsito. Sanjaya, Wina. 2014. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito Sugandi, Ahmad dkk. 2005. Teori Pembelajaran. Semarang: Unnes Press Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta. ------------. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Penerbit Alfabeta. Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta:Pustaka Pelajar Wiyanto. 2008. Menyiapkan Guru Sains Mengembangkankan Kompetensi Laboratorium. Semarang: UNNES Press Yamin, Martinis. 2013. Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran. Jakarta: Refertensi (GP Press Group). Yulianti Dwi, Wiyanto.2009.Perancangan Pembelajaran Inovatif. Semarang: UNNES Perss. LAMPIRAN Lampiran 1 DAFTAR SISWA KELAS EKSPERIMEN SISWA KELAS X Sekolah Menengan Atas NEGERI 1 REMBANG PURBALINGGA TAHUN AJARAN 2014/2015 No NIS Nama Siswa L/P 15110Adzin ArrasyidL25125Anisia Ardianti UtamiP35127Annisa Rizki AgustinP45141Dhea DheantiP55143Dian PratiwiP65156Ella BudhiartiP75178Gayuh Ilham WidadiL85181Gege AndriantoL95186Hana Muh RidoL105187Hayun Iqbal FirmansyahL115201IndrianiP125206IstiqomahP135208Juli SetiawanL145225Mely NastitiP155240Nova Radika SisdiantoL165270Risca Nurul AfrilianaP175271Rizki Abi OktavianL185273Roni HardiantoL195275Sastrika Bara UsyasaL205278Septiana Nur MawadahP215284Siti KhotijahP225290SuginL235298Titin FaradinaP245302Tri Wahyu LestariP255305Unik Puji RahayuP265318Zonia Niken Puspa TP Lampiran 2 DAFTAR SISWA KELAS KONTROL SISWA KELAS X Sekolah Menengan Atas NEGERI 1 REMBANG PURBALINGGA TAHUN AJARAN 2014/2015 No NIS Nama Siswa L/P15109Adisty Friscalia AtsilaP25120Amin SafangatL35133Ayu SaputriP45138Cahyo SembodoL55140Deni Anan Mugo PL65151Eka SiswantiP75152Eki CahyonoL85182Ghufron ZulfikarL95000Gustifang AlittiawanL105194Imam Wahyu NurdinL115203IramawatiP125214KristiyantoL135222Luluh JuniantoL145223Lung Mahasigg Widha SL155224Melani FulianitaP165235Nia PrihatinP175237Nita AriyantiP185255PurwatiP195259Raga Surya UtamaL205264Rido Purwo SasongkoL215267Rina RistianingsihP225282Siska Fiji LeoniP235285Siti MaryamP245294Tamziz IkmaludinL255299Titin WinarsihP265310Wahyu TrianiP Lampiran 3 DAFTAR SISWA KELAS UJI COBA SISWA KELAS X Sekolah Menengan Atas NEGERI 1 REMBANG PURBALINGGA TAHUN AJARAN 2014/2015 No NIS Nama Siswa L/P15108Adil Fathun SaifudinL25112Afra Nuna FebrianiP35113Aisyah Nurul HudaP45114Ajid Ragil SaputraL55139Dandi Indra SatriaL65144Dian PurnamasariP75158Erika Ayu SefiyantiP85168Fatimah PertiwiP95169Fatin Sismaida LumarisP105171Febri Piska YogaL115174Firman AnugerahL125175Fita LaelaP135176Friska Irma SusantiP145189Hendrik YuliokoL155195Iman Ade PratamaL165196Inayah WulandariP175198Indah Dwi LestariP185200Indri Dea MaretaP195204IrawatiP205205Ismi Dina SolikhaP215207Iwan SetiyantoL225217Lia NofitasariP235221Lufi Indar YatiP245227Muhamad Khaerul AmanL255238Nofiana HanifahP265252Puji Rahayuning PratiwiP275254PurwaningsihP285256Puspa WahyuningrumP295257Putri Lika MaulaniP305288Sri MugianiP315295Teti SetiyaniP325303Trispia EsimargitiwiP335309VidayatiP345315Yoga NugrohoL Lampiran 4 DAFTAR KELOMPOK METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR AND SHARE No Nama Kelompok1Adzin Arrasyid 12Ella Budhiarti3Istiqomah 24Zania Niken Puspa T5Siti Khotijah 36Indriani7Gayuh Ilham Widadi 48Nova Radika S9Mely Nastiti 510Unik Puji Rahayu11Annisa Rizki A 612Tri Wahyu Lestari13Rizca Nurul A 714Septiana Nurmawadah15Gege Andrianto 816Rizki Abi Oktavian17Roni Hardianto 918Hana Muh Rido19Sastrika Bara U 1020Sugin21Juli Setiawan 1122Hayun Iqbal F23Annisia Ardianti U 1224Dhea Dheanti25Titin Faradina 1326Dian Pratiwi Lampiran 5 REKAP AKTIVITAS SISWA KELAS X MATERI MIKRO MAKRO EKONOMI DAN PENDAPATAN NASIONAL TAHUN AJARAN 2014/2015 Kelas X 1 KodeAspek yang diamati Jumlah Nilai KriteriaMengajukan pertanyaanMengerjakan soalMenjawab pertanyaanKerja kelompokK-011111425Tidak aktifK-021211531,25Tidak aktifK-031211531,25Tidak aktifK-041212637,5KurangK-051111425Tidak aktifK-063231956,25cukupK-071211531,25Tidak aktifK-081111425Tidak aktifK-092223956,25cukupK-101211531,25Tidak aktifK-111112531,25Tidak aktifK-122211637,5KurangK-131121531,25Tidak aktifK-141112531,25Tidak aktifK-152211637,5KurangK-161212637,5KurangK-172111531,25Tidak aktifK-181212637,5KurangK-191121531,25Tidak aktifK-201111425Tidak aktifK-211331850KurangK-221111425Tidak aktifK-231221637,5KurangK-241111425Tidak aktifK-251211531,25Tidak aktifK-261231743,75KurangK-271121531,25Tidak aktifK-281121531,25Tidak aktifK-291211531,25Tidak aktifK-301211531,25Tidak aktifK-311311637,5KurangK-321221637,5KurangK-331111425Tidak aktifK-341221637,5Kurangrata-rata34,18Kurang Kelas X2 KodeAspek yang diamati Jumlah Nilai Kriteriamengajukan pertanyaanmengerjakan soalmenjawab pertanyaankerja kelompokK-011111425Tidak aktifK-021212637,5KurangK-031212637,5KurangK-041212637,5KurangK-051111425Tidak aktifK-063211743,75KurangK-071211531,25Tidak aktifK-082223956,25cukupK-092223956,25cukupK-101211531,25Tidak aktifK-111212637,5KurangK-122212743,75KurangK-131121531,25Tidak aktifK-141212637,5KurangK-152211637,5KurangK-161211531,25Tidak aktifK-172122743,75KurangK-181211531,25Tidak aktifK-191122637,5KurangK-201111425Tidak aktifK-211331850KurangK-221111425Tidak aktifK-231211531,25Tidak aktifK-241111425Tidak aktifK-251111425Tidak aktifK-261231743,75KurangK-271121531,25Tidak aktifK-281111425Tidak aktifK-291211531,25Tidak aktifK-301211531,25Tidak aktifK-311311637,5KurangK-321211531,25Tidak aktifK-331211531,25Tidak aktifK-341211531,25Tidak aktifrata-rata35,16Kurang Kelas X3 KodeAspek yang diamati Jumlah Nilai KriteriaMengajukan pertanyaanMengerjakan soalMenjawab pertanyaanKerja kelompokK-011111425Tidak aktifK-021212637,5KurangK-031121531,25Tidak aktifK-041211531,25Tidak aktifK-051111425Tidak aktifK-061221`531,25Tidak aktifK-071211531,25Tidak aktifK-081111425Tidak aktifK-091221637,5KurangK-101211531,25Tidak aktifK-111111425Tidak aktifK-121211531,25Tidak aktifK-131211531,25Tidak aktifK-141111425Tidak aktifK-151232850KurangK-161111425Tidak aktifK-1723321062,5cukupK-181212637,5KurangK-191212637,5KurangK-201212637,5KurangK-211211531,25Tidak aktifK-221122637,5KurangK-232223956,25cukupK-241212637,5KurangK-251212637,5KurangK-261121531,25Tidak aktifK-271112531,25Tidak aktifK-281111425Tidak aktifK-291112531,25Tidak aktifK-301111425Tidak aktifK-311121531,25Tidak aktifK-321211531,25Tidak aktifrata-rata33,59Kurang Kelas X4 KodeAspek yang diamati Jumlah Nilai KriteriaMengajukan pertanyaanMengerjakan soalMenjawab pertanyaanKerja kelompokE-011111425Tidak aktifE-021212637,5KurangE-031122637,5KurangE-041212637,5KurangE-051112531,25Tidak aktifE-061221`531,25Tidak aktifE-071212637,5KurangE-081111425Tidak aktifE-091221637,5KurangE-101211531,25Tidak aktifE-111111425Tidak aktifE-121212637,5KurangE-131211531,25Tidak aktifE-141222743,75KurangE-1532321062,5cukupE-161111425Tidak aktifE-171221637,5KurangE-181111425Tidak aktifE-191212637,5KurangE-201222743,75KurangE-211211531,25Tidak aktifE-221122637,5KurangE-231322850KurangE-241211531,25Tidak aktifE-251111425Tidak aktifE-261121531,25Tidak aktifE-271212637,5Kurangrata-rata34,95Kurang Kelas X5 KodeAspek yang diamati Jumlah Nilai KriteriaMengajukan pertanyaanMengerjakan soalMenjawab pertanyaanKerja kelompokE-011111425Tidak aktifE-021211531,25Tidak aktifE-031211531,25Tidak aktifE-041212637,5KurangE-051111425Tidak aktifE-063231956,25cukupE-071211531,25Tidak aktifE-081111425Tidak aktifE-092223956,25cukupE-101211531,25Tidak aktifE-111112531,25Tidak aktifE-122211637,5KurangE-131121531,25Tidak aktifE-141112531,25Tidak aktifE-152211637,5KurangE-161212637,5KurangE-172111531,25Tidak aktifE-181212637,5KurangE-191121531,25Tidak aktifE-201111425Tidak aktifE-211331850KurangE-221111425Tidak aktifE-231221637,5KurangE-241111425Tidak aktifE-251211531,25Tidak aktifE-261231743,75Kurangrata-rata34,38Kurang Kelas X6 KodeAspek yang diamati Jumlah Nilai KriteriaMengajukan pertanyaanMengerjakan soalMenjawab pertanyaanKerja kelompokE-011111425Tidak aktifE-021211531,25Tidak aktifE-031211531,25Tidak aktifE-041212637,5KurangE-051111425Tidak aktifE-063231956,25cukupE-071211531,25Tidak aktifE-081111425Tidak aktifE-092223956,25cukupE-101211531,25Tidak aktifE-111112531,25Tidak aktifE-122211637,5KurangE-131121531,25Tidak aktifE-141112531,25Tidak aktifE-152211637,5KurangE-161212637,5KurangE-172111531,25Tidak aktifE-181212637,5KurangE-191121531,25Tidak aktifE-201111425Tidak aktifE-211221637,5KurangE-221111425Tidak aktifE-231221637,5KurangE-241111425Tidak aktifE-251211531,25Tidak aktifE-261231743,75Kurangrata-rata33,89Kurang Kelas X7 KodeAspek yang diamati Jumlah Nilai KriteriaMengajukan pertanyaanMengerjakan soalMenjawab pertanyaanKerja kelompokE-011111425Tidak aktifE-021212637,5KurangE-031121531,25Tidak aktifE-041211531,25Tidak aktifE-051111425Tidak aktifE-061221`531,25Tidak aktifE-071211531,25Tidak aktifE-081111425Tidak aktifE-091221637,5KurangE-101211531,25Tidak aktifE-111111425Tidak aktifE-121211531,25Tidak aktifE-131211531,25Tidak aktifE-141111425Tidak aktifE-151232850KurangE-161111425Tidak aktifE-171221637,5KurangE-181111425Tidak aktifE-191212637,5KurangE-201222743,75KurangE-211211531,25Tidak aktifE-221122637,5KurangE-231111425Tidak aktifE-241211531,25Tidak aktifE-251212637,5KurangE-261121531,25Tidak aktifE-271112531,25Tidak aktifE-281111425Tidak aktifrata-rata31,70Tidak aktif Lampiran 6 KISI-KISI SOAL UJI COBA No IndikatorKemampuan Berpikir KritisDomain KognitifJumlah InstrumenButir InstrumenC1C2C3C4C51.Menjelaskan pengertian uang dan mengidentifikasi syarat suatu benda menjadi uangEksplanasi/penjelasan dan mengidentifikasi √ 1 No. 12.Mengidentifikasi fungsi uang dan jenis-jenis uang.Mengidentifikasi konsep, memecahkan masalah dan menganalisis √ √ 3 No. 2, 3, 43.Mendeskripsikan pengertian permintaan dan penawaran uang.Eksplanasi/penjelasan √ 1 No. 54.Mengidentifikasi faktor-faktor yang menghipnotis permintaan dan penawaran uang.Mengidentifikasi √ 2 No. 6, 75.Menggambar grafikMenganalisis√√2No. 8, 9 permintaan uang dan penawaran uang.6.Mendeskripsikan teori uang dan nilai uang.Menganalisis dan memecahkan masalah √ √ √ 3No. 10, 11, 127.Mendeskripsikanuang yang beredar dan uang inti serta faktor-faktor yang mempengaruhinyaEksplanasi/penjelasan dan menganalisis √ √ √ 2 No. 13, 148.Mengidentifikasi sistem standar moneter.Mengidentifikasi konsep dan menganalisis √ √ 2 No. 15, 16 Lampiran 7 SOAL TES UJI COBA Nama Sekolah : Sekolah Menengan Atas Negeri 1 Rembang Purbalingga Mata Pelajaran : Ekonomi Kelas/Semester : X/2 Alokasi Waktu : 90 menit Materi Pokok : Uang dan Perbankkan Kerjakan Soal dibawah ini dengan benar! 1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan uang! 2. Identifikasi syarat-syarat suatu benda sanggup dijadikan sebagai uang (min 5)! 3. Fungsi uang terbagi menjadi dua yaitu fungsi orisinil dan turunan. Identifikasi fungsi orisinil dari uang! 4. Mengapa uang kertas disebut juga uang fiduciary? Identifikasikan laba penggunaan alat tukar darikertas! 5. Jelaskan yang Anda ketahui wacana permintaan dan penawaran uang! 6. Identifikasi faktor-faktor yang menghipnotis permintaan uang dalam masyarakat! 7. Identifikasi faktor-faktor yang menghipnotis penawaran uang dalam masyarakat! 8. Buatlah grafik permintaan uang untuk tujuan transaksi dan berjaga-jaga! Sertakan pula penjelasan dari grafik tersebut! 9. Buatlah grafik permintaan uang untuk tujuan spekulasi! Sertakan pula penjelasan dari grafik tersebut! 10. Jelaskan yang Anda ketahui wacana uang inti dan identifikasi faktor yang menghipnotis uang inti! 11. Bila jumah uang yang beredar (M) sebesar Rp 100 miliar, kecepatan peredaran uang (V) sebesar 8 kali, dan jumlah barang yang diperdagangkan (T) sebesar 200. Hitunglah tingkat harga (P)! 12. Apa yang Anda ketahui tentang: a. nilai nominal uang, b. nilai intrinsik uang, c. nilai internal, dan d. nilai eksternal uang 13. Menurut pendapat Anda bagaimanakah korelasi antara jumlah uang yang beredar dengan meningkatnya pendapatan nasional? 14. Sebut dan jelaskan faktor-faktor yang menghipnotis jumlah uang yang beredar dalam masyarakat! 15. Berikan penjelasan mengapa Hukum Gresham bisa terjadi pada sistem standar kembar? 16. Apa yang Anda ketahui wacana depresiasi dan apresiasi? Jelaskan! Lampiran 8 KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA 1. Uang yaitu alat untuk mempermudah pertukaran (money was made to facility business transaction), yang secara umum sanggup diterima di dalam bentuk pembelian barang-barang atau jasa-jasa serta untuk pembayaran utang. 2. Alat pertukaran yang sanggup disebut sebagai uang, harus mempunyai syarat-syarat sebagai berikut. a. Digemari atau diterima oleh umum (acceptability). b. Mudah disimpan dan dipindahtangankan (portability). c. Tahan usang dan tidak lekas rusak (durability). d. Dapat dibagi-bagi dan tidak mengurangi nilainya (divisibility). e. Mempunyai nilai yang stabil atau tetap (stability of value). f. Jumlahnya memenuhi kebutuhan (scarcity) g. Mempunyai kesamaan kualitas (uniformity) 3. Fungsi orisinil uang: a. Sebagai alat tukar umum (medium of exchange), yaitu uang berfungsicsebagai alat untuk pertukaran dan mengatasi kesulitan dalam pertukaran secara natura (barter). b. Sebagai satuan hitung (unit of account), yaitu uang berfungsi untuk menentukan nilai dari suatu barang atau jasa, serta untuk menentukan besarnya harga. 4. Uang kertas merupakan uang fiduciary (uang kepercayaan), lantaran semua masyarakat mau mendapatkan uang tersebut sebagai alat pembayaran, walaupun nilai intrinsiknya jauh lebih kecil daripada nilai nominalnya. Keuntungan penggunaan alat tukar dari kertas: a. Uang logam tidak sanggup digunakan untuk jumlah yang sangat besar, sedangkan uang kertas tidak ada kesulitan. b. Biaya untuk membuat uang logam jauh lebih mahal daripada untuk membuat uang kertas. c. Uang logam kurang praktis, sukar dibawa ke tempat yang jauh dalam jumlah yang besar. 5. Permintaan uang yakni sejumlah uang tertentu yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk melaksanakan transaksi dalam perdagangan atau tujuan tertentu. Penawaran uang yakni sejumlah uang tertentu yang disediakan oleh pemerintah atau bank untuk sanggup dimiliki oleh masyarakat. 6. Faktor-faktor yang memengaruhi permintaan uang di antaranya sebagai berikut: a. Adanya keinginan untuk memegang uang atau motif memegang uang. b. Tingkat pendapatan riil, yaitu tingkat pendapatan yang benar-benar diterima oleh masyarakat dan telah memperhitungkan unsur inflasi. c. Tinggi rendahnya tingkat bunga. d. Adanya investasi atau pengembangan perjuangan sehingga membutuhkan dana/uang. e. Tingkat harga yang berlaku di pasar 7. Faktor-faktor yang memengaruhi penawaran uang di antaranya sebagai berikut: a. Kebutuhan pemerintah, untuk memenuhi anggaran, untuk menekan tingkat inflasi (kenaikan harga) dan untuk menambah jumlah uang yang beredar. b. Keadaan internasional yang tidak stabil. c. Perkembangan perdagangan luar negeri (kegiatan ekspor dan impor). d. Sistem perbankan yang berlaku. e. Penciptaan uang yang gres untuk menambah jumlah uang yang beredar. 8. Grafik permintaan uang untuk untuk tujuan transaksi dan berjaga-jaga. Pendapatan Nasional Yb D Ya 0 Ma Mb Permintaan uang Dari kurva permintaan tersebut tampak bahwa makin tinggi pendapatan, makin besar permintaan uang untuk kedua tujuan tersebut. Sementara itu, pada ketika pendapatan sebesar Ya, maka jumlah uang yang dibutuhkan untuk transaksi dan berjaga-jaga sebesar Ma.Tetapi bila pendapatan nasional Yb maka uang yang dibutuhkan sebesar Mb. 9. Grafik permintaan uang untuk untuk tujuan spekulasi Pendapatan Nasional ia ib 0 Ma Mb Petrmintaan uang Kurvapermintaanuanguntukspekulasi menunjukkanbahwamakin tinggi tingkatbunga (ia), makin kecil permintaan uang(Mb),sebaliknya makin rendah tingkatbunga (ib), makinbesar permintaan uang (Mb). LP padagambar tersebut memperlihatkan kurva preferensi likuiditas. 10. Uang inti yakni saldo rekening koran (giro) milik bank-bank umum atau masyarakat pada Bank Indonesia.Uang tunai yang dipegang baik oleh bank-bank umum maupun masyarakat umum.Sedangkan faktor-faktor yang memengaruhi uang inti antara lain: 1) pajak ekspor 2) sertifikasi ekspor 3) bea masuk/pajak impor 4) pengeluaran pemerintah 11. Tingkat harga (P) adalah: MV = PT 100 × 8= P × 200 200 P= 800 miliar 12. Nilai Uang a. nilai nominal uang yakni nilai yang tertera pada setiap mata uang yang bersangkutan. b. Nilai intrinsik yakni nilai uang berdasarkan bahan-bahan pembuatan uang. c. Nilai internal yakni kemampuan suatu mata uang apabila ditukarkan dengan barang. d. Nilai eksternal yakni kemampuan uang dalam negeri apabila dibandingkan dengan mata uang aneh (valuta asing). 13. Jika dilihat dari faktor-faktor yang menghipnotis jumlah uang yang beredar salah satunya yaitu pendapatan masyarakat, pendapatan nasional sendiri merupakan jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh masyarakat dalam suatu negara selama satu tahun. Apabila penfdapatan masyarakat naik, semakin banayak jumlah uang yang dibutuhkan sehingga menambah jumlah uang yang beredar maka jumlah uang yang beredar akan bertambah. 14. Faktor-faktor yang menghipnotis jumlah uang yang beredar dalam masyarakat. a. Kebijakanmoneter, yaitukebijakanbanksentraldalammengaturjumlahuang beredar dan hak oktroi(haktunggal) untuk mencetak uang. b. Bank umum dalam membuat uang giral, yaitu membeli surat-surat berharga dari masyarakat. c. Pendapatanmasyarakat di mana semakin tinggi pendapatan masyarakatsemakin banyak jumlahuangyangdibutuhkan sehinggamenambah jumlah uang yang beredar. d. Tingkat suku bunga bank, yaitu apabila suku bunga tinggi akan mendorong masyarakat untuk menabungsehingga mengurangi jumlah uang yang beredar, demikian juga sebaliknya. e. Kebijakan kredit, yaitu kebijakan uang ketat yang mempersulitpemberian kredit (tight money policy)sehingga akan mengurangi jumlahuang yang beredar.Sebaliknya kebijakan uang longgar yang mempermudah pemberiankredit(easy money policy)akan menambahjumlah uang yang beredar. f. Harga barang, di manahargatinggi akan mendorongjumlah uangyangdibutuhkan sehinggabertambahnya jumlah uang yang beredar akan bertambah, begitu juga sebaliknya. g. Selera konsumen, di mana peningkatan selera masyarakat pada suatu barang akan mendorong jumlah uang yang beredar, dan sebaliknya. 15. Hukum Gresham berbunyi “uang yang nilai bahannya lebih rendah akan mendesak uang yang nilai bahannya lebih tinggi dari peredaran”. Negara yang menggunakan standar kembar, artinya suatu negara menggunakan dualogam sebagai logam standar, maka negara tersebut akan menghadapi adanya daya tarik menarik antara permintaan dan penawaran logam (emas/perak).Bisa saja terjadi uang yang manis (emas) semakin usang semakin diturunkan menjadi uang yang buruk (perak/kertas elektronik) 16. Depresiasi yakni suatu proses penurunan mata uang dalam negeri yang disebabkan adanya mekanisme perdagangan.Apresiasi yakni suatu proses peningkatan nilai mata uang dalam negeri yang disebabkan oleh adanya mekanisme perdagangan. Lampiran 9 ANALISIS HASIL UJI COBA SISWA KELAS X Sekolah Menengan Atas NEGERI 1 REMBANG PURBALINGGA TAHUN AJARAN 2014/2015 23 24 25 26 27 28UC-07 UC-28 UC-18 UC-23 UC-03 UC-125 2 2 2 2 22 2 2 2 1 12 2 3 1 2 22 2 4 2 2 11 2 2 3 2 21 1 1 1 1 21 1 1 1 1 11 1 1 0 0 00 0 0 0 0 03 3 3 3 5 51 2 2 1 2 11 2 2 2 1 23 3 1 3 3 23 2 2 1 3 10 0 0 0 0 00 0 0 0 0 026 25 26 22 25 22676 625 676 484 625 484 Validitas Butir SoalX X2 XY rxy rtabel Keterangan98 400 4180 0,561 0,374111 501 4869 0,919 0,37476 238 3157 0,317 0,374105 437 4497 0,739 0,37472 206 2963 0,262 0,37435 63 1446 0,155 0,37431 37 1275 0,307 0,37435 57 1578 0,829 0,37435 63 1629 0,894 0,374107 433 4350 0,170 0,374107 475 4716 0,900 0,374106 462 4633 0,842 0,37469 199 2852 0,254 0,37471 209 3037 0,598 0,37433 71 1610 0,884 0,37435 75 1461 0,857 0,374112648470ValidValidTidak ValidValidTidak ValidTidak ValidTidak ValidValidValidTidak ValidValidValidTidak ValidValidValidValid Tingkat KesukaranP Keterangan 0,70 0,79 0,54 0,75 0,64 0,25 0,22 0,25 0,25 0,76 0,76 0,76 0,49 0,51 0,24 0,31 Sedang Mudah Sedang Mudah Sedang Sukar Sukar Sukar Sukar Mudah Mudah Mudah Sedang Sedang Sukar Sedang Daya Pembeda BA BB Skor Maks D Keterangan 4,36 2,64 5 0,34 5,00 2,93 5 0,41 2,79 2,64 5 0,03 4,64 2,86 5 0,36 2,64 2,50 4 0,04 1,29 1,21 5 0,01 1,14 1,07 5 0,01 1,79 0,71 5 0,21 1,79 0,71 5 0,21 4,07 3,57 5 0,10 4,86 2,79 5 0,41 4,64 2,93 5 0,34 2,86 2,07 5 0,16 3,07 2,00 5 0,21 2,00 0,36 5 0,33 2,00 0,50 4 0,38 Cukup Baik Jelek Cukup Jelek Jelek Jelek Cukup Cukup Jelek Baik Cukup Jelek Cukup Cukup Cukup Reliabilitas2,112,261,171,600,770,710,100,490,710,892,452,251,071,071,191,1620,02 118,10r110,886Keteranganr11> r tabel = ReliabelKeterangan
Dipakai
Dipakai
Dibuang
Dipakai
Dibuang
Dibuang
Dibuang
Dipakai
Dipakai
Dibuang
Dipakai
Dipakai
Dibuang
Dipakai
Dipakai
Dipakai



Lampiran 10



Rumus:



PERHITUNGAN VALIDITAS SOAL UJI COBA



Butir soal Valid kalau rxy> rtabel

Berikut ini perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh ibarat pada tabel analisis butir soal.


No.Butir
soal no
1 (X)Skor
Total
(Y)
X2
Y2
XY1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
282
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
2
2
3
2
2
3
5
3
2
2
5
2
2
2
2
253
53
51
51
49
49
48
50
46
47
51
47
45
45
43
47
43
39
36
34
28
25
26
25
26
22
25
224
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
4
4
9
4
4
9
25
9
4
4
25
4
4
4
4
42809
2809
2601
2601
2401
2401
2304
2500
2116
2209
2601
2209
2025
2025
1849
2209
1849
1521
1296
1156
784
625
676
625
676
484
625
484106
265
255
255
245
245
240
250
230
235
255
235
90
90
129
94
86
117
180
102
56
50
130
50
52
44
50
44981126400484704180






Dengan menggunakan rumus tersebut diperoleh :


rxy
=
28
x
4180
98
x
112628x400-98
228x48470-11262rxy=0,5606
Hasil perhitungan bahwa nilai rhitung yakni = 0,5606

Karena r hitung > r tabel, maka soal no 1 valid.






Lampiran 11


Rumus:







Keterangan:

PERHITUNGAN RELIABILITAS SOAL UJI COBA

n : banyaknya butir soal

 varian total

t2 : Jumlah Varian

Apabila r11> r tabel, maka instrumen tersebut reliabel.

Berdasarkan tabel pada analisis ujicoba diperoleh:=1+2+3+ . . .+16=2,1111+2,2579+1,1746+ . . .+1,1574=20,0159







Lampiran 12




PERHITUNGAN TINGKAT KESUKARAN SOAL UJI COBA


Rumus:




Dengan Kriteria

Interval TKKriteria0,110,30Sukar0,310,70Sedang0,710,90Mudah
Berikut ini referensi perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh ibarat pada tabel analisis butir soal.


Kelompok AtasKelompok BawahNoKodeSkorNoKodeSkor1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14UC-04
UC-05
UC-24
UC-26
UC-09
UC-21
UC-10
UC-17
UC-25
UC-19
UC-20
UC-13
UC-22
UC-082
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
2
21
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14UC-02
UC-14
UC-01
UC-11
UC-06
UC-15
UC-27
UC-16
UC-07
UC-28
UC-18
UC-23
UC-03
UC-123
2
2
3
5
3
2
2
5
2
2
2
2
2Mean4,36Jumlah2,642857
TK
=3,505=0,700
Berdasarkan kriteria, maka soal no 1 mempunyai tingkat kesukaran yang sedang.





Lampiran 13


PERHITUNGAN DAYA PEMBEDA SOAL UJI COBA



Rumus:



Dengan kriteria

Interval DPKriteria0,000,20Jelek0,210,40Cukup0,410,70Baik0,711,00Sangat Baik
NegativeSangat tidak baik,
sebaiknya dibuang
Berikut ini referensi perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh ibarat pada tabel analisis butir soal.


Kelompok AtasKelompok BawahNoKodeSkorNoKodeSkor1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14UC-04
UC-05
UC-24
UC-26
UC-09
UC-21
UC-10
UC-17
UC-25
UC-19
UC-20
UC-13
UC-22
UC-082
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
2
21
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14UC-02
UC-14
UC-01
UC-11
UC-06
UC-15
UC-27
UC-16
UC-07
UC-28
UC-18
UC-23
UC-03
UC-123
2
2
3
5
3
2
2
5
2
2
2
2
2Mean4,36Mean2,643
D
=4,362,6435
=
0,343
Berdasarkan kriteria, maka soal no 1 mempunyai daya pembeda cukup.





Lampiran 14


NILA UJI COBA SOAL
SISWA KELAS X Sekolah Menengan Atas NEGERI 1 REMBANG PURBALINGGA TAHUN AJARAN 2014/2015



No.

Kode Responden

Nilai1UC-04752UC-05753UC-24734UC-26735UC-09716UC-21717UC-10708UC-17729UC-256810UC-196911UC-207312UC-136913UC-226714UC-086715UC-026516UC-146917UC-016518UC-116119UC-065820UC-155621UC-275022UC-164723UC-074824UC-284725UC-184826UC-234427UC-034728UC-1244





Lampiran 15

UJI NORMALITAS POPULASI
SISWA KELAS X Sekolah Menengan Atas NEGERI 1 REMBANG PURBALINGGA TAHUN AJARAN 2014/2015

KELAS X4

NONilaiUrutFrekuensi18270128274137775
24847557875
26797677076

48787797877108077118078

3127778138178148378

41580791684791790791875801197680
22078802185801228081
2237681248683125798412679901
nilai tertinggi90nilai terendah70Range20banyak kelas6panjang interval kelas4banyak data26



Tabel Frekuensi Diharapkan dan Pengamatan

Interval
fBatas
KelasZ untuk batas
KelasPeluang
ZLuas tiap kelas
intervalfrekuensi
diharapkan(Ei)frekuensi
Pengamatan(Oi)
270−73169,5-2,580,495174−77573,5-1,590,44410,0511,3310,0878−811277,5-0,590,22240,22175,7650,182−85681,50,400,15540,37789,82120,4886−89185,51,400,41920,26386,8660,1190−93189,52,390,49160,07241,8810,4193,5 3,38 0,49960,0080,2113,02Jumlah4,2
2hitung4,20dk55%2tabel11,072hitung<2tabel Ho diterima Normal Untuk  = 5%, dengan dk = 6 - 1 = 5 diperoleh 2tabel = 11.07 Daerah penerimaan Ho Daerah penolakan Ho 4.20 11.07 Karena ² berada pada kawasan penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal UJI NORMALITAS POPULASI SISWA KELAS X Sekolah Menengan Atas NEGERI 1 REMBANG PURBALINGGA TAHUN AJARAN 2014/2015 KELAS X5 NONilaiUrutFrekuensi17765128169137470148074156575 26787577676 28787697977 2108177118078 4128078139078148478158379 3167679177579187080 4197780208080217880226981 2237581247983125798412678901 nilai tertinggi90nilai terendah65Range25banyak kelas6panjang interval kelas4banyak data26 Tabel Frekuensi Diharapkan dan Pengamatan Interval f Batas KelasZ untuk batas Kelas Peluang ZLuas tiap kelas intervalfrekuensi diharapkan(Ei)frekuensi Pengamatan(Oi) 265−68164,5-2,710,496669−72268,5-1,890,47060,0260,6810,1673−76472,5-1,080,35990,830521,59217,7877−801376,5-0,260,1026-0,2573-6,694-17,0881−84480,50,560,21230,31498,19132,8385−88184,51,380,41620,20395,3040,3288,5 2,19 0,48570,06951,8110,36Jumlah4,36078 2hitung<2tabel Ho diterima Normal Untuk  = 5%, dengan dk = 6 - 1 = 5 diperoleh 2tabel = 11.07 Daerah penerimaan Ho Daerah penolakan Ho 4.36 11.07 Karena ² berada pada kawasan penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal Lampiran 16 UJI HOMOGENITAS POPULASI SISWA KELAS X Sekolah Menengan Atas NEGERI 1 REMBANG PURBALINGGA TAHUN AJARAN 2014/2015 Kelas X4 Kelas X5 NONilai18228237748457867977087897810801180127713811483158016841790187519762078218522802376248625792679Ʃ2077mean79,88  16,194,02n26 Hipotesis Ho : Anggota populasi berdasarkan nilai ulangan bersifat sejenis Ha : Anggota populasi berdasarkan nilai ulangan bersifat tidak sejenis Pengujian Hipotesis Dengan harga satuan Barlet sebesar dan harga varians populasi sebesar Kriteria yang digunakan : Ho diterima bila χ2 hitung < χ2 tabel Ha diterima bila χ2 hitung ≥ χ2 tabel χ2 tabel = χ2 (1-α)(dk), derajat kebebasan (dk)= k-1, kesalahan relatif (α)= 5% dengan k = 3 Pengujian Hipotesis Noni(ni-1)   log (ni-1)(ni-1)log1262516,191,209404,65430,2292262523,941,379598,61534,480Ʃ501003,26964,709 logB 20,065 1,302 65,122 0,952 Uji Homogenitas Keterangan χ2hitung χ2tabel 0,952 3,841 sejenis Lampiran 17 SILABUS Nama Sekolah Mata Pelajaran : Sekolah Menengan Atas Negeri 1 Rembang Purbalingga : EkonomiKelas/Program Semester: X/IPS : 2Standar Kompetensi Alokasi: 7. Memahami uang dan perbankan : 6 x 45 menit Kompetensi DasarMateri PembelajaranKegiatan Pembelajaran Indikator PenilaianAlokasi Waktu (menit)Sumber/ Bahan/ Alat 7.1 Menjelaskan konsep permintaan dan penawaran uang7.1.1. Pengertian permintaan dan penawaran uang. 7.1.2. Faktor-faktor yang mempengaru hi permintaan dan penawaran uang.Mendeskripsikan pengertian dan faktor \faktor yang menghipnotis permintaan dan penawaran uang melalui kajian referensi.1. Menjelaskan pengertian uang dan mengidentifikasi syarat suatu benda menjadi uang. 2. Mengidentifikasi fungsi uang dan jenis-jenis uang. 3. Mendeskripsikan pengertian permintaan dan penawaran uang 4. Mengidentifikasi faktor- faktor yang menghipnotis permintaan dan penawaran uang. 5. Menggambar grafik1. Tugas Individu 2. Tugas kelompok 3. Presentasi6 x45 menit1. Hand out Ekonomi 2. Buku Ekonomi BSE- Sukardi 3. Buku Ekonomi Kelas X Ismawant o – Gema Ilmu 4. Buku permintaan dan penawaran uang. 6. Mendeskripsikan teori uang dan nilai uang. 7. Mendeskripsikan uang beredar dan uang inti serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. 8. Menjelaskan pengertian sistem standar moneter. 9. Mengidentifikasi sistem standar moneter.Ekonomi untuk kelas X, BSE Sri Nur MulyaniMengetahui, Guru Mapel Ekonomi, Peneliti Wahidah Widiati, S.Pd. Cita Nursasi NIP 198006192008012014 NIM 7101411236 Lampiran 18 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN Nama Sekolah : Sekolah Menengan Atas Negeri 1 Rembang Purbalingga Mata Pelajaran : Ekonomi Kelas/Semester : X/2 Alokasi Waktu : 6 X 45 Menit I. Standar Kompetensi Memahami uang dan perbankan II. Kompetensi Dasar III. Menjelaskan konsep permintaan dan penawaran uang IV. Indikator Pertemuan 1 1. Menjelaskan pengertian uang dan mengidentifikasi syarat suatu benda menjadi uang. 2. Mengidentifikasi fungsi uang dan jenis-jenis uang. 3. Mendeskripsikan pengertian permintaan dan penawaran uang. 4. Mengidentifikasi faktor-faktor yang menghipnotis permintaan dan penawaran uang. 5. Menggambar grafik permintaan uang dan penawaran uang. Pertemuan 2 1. Mendeskripsikan teori uang dan nilai uang. 2. Mendeskripsikanuang yang beredar dan uang inti serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. 3. Menjelaskan pengertian sistem standar moneter. 4. Mendinetifikasi sistem standar moneter. Pertemuan 3 Evaluasi/Penilaian V. Tujuan Pembelajaran Pertemuan 1 1. Siswa sanggup menjelaskan pengertian uang dan mengidentifikasi syarat suatu benda menjadi uang. 2. Siswa sanggup mengidentifikasi fungsi uang dan jenis-jenis uang. 3. Siswa sanggup mendeskripsikan pengertian permintaan dan penawaran uang. 4. Siswa sanggup mengidentifikasifaktor-faktor yang menghipnotis permintaan dan penawaran uang. 5. Siswa sanggup menggambar grafik permintaan dan penawaran uang. 6. Siswa sanggup mendeskripsikan teori uang dan nilai uang. Pertemuan 2 1. Siswa sanggup mendeskripsikanuang yang beredar dan uang inti serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. 2. Siswa sanggup menjelaskan pengertian sistem standar moneter. 3. Siswa sanggup mengidentifikasi sistem standar moneter. Pertemuan 3 Evaluasi/Penilaian VI. Materi Pembelajaran 1. Pengertian uang. 2. Jenis-jenis uang. 3. Permintaan uang dan penawaran uang 4. Faktor-faktor yang menghipnotis permintaan dan penawaran uang 5. Teori uang dan nilai uang. 6. Sistem Standar Moneter VII. Metode Pembelajaran Think Pair and Share VIII. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran 1. Media Pembelajaran : Power point, Papan Tulis 2. Alat Pembelajara : Laptop, LCD proyektor, spidol 3. Sumber Pembelajaran : Buku Ekonomi Kelas X Ismawanto 2009 Buku Ekonomi Kelas X Sri Nur Mulyani 2009 Buku Ekonomi Kelas X Sukardi 2009 Buku catatan IX. Langkah-langkah Pembelajaran Kegiatan Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran WaktuAspek Life SkillPertemuan Kesatu90 menitKegiatan Awal1. Peserta didik bersama guru memberikan salam dan berdoa 2. Guru mengecek kehadiran peserta didik 3. Guru memberikan tujuan pembelajaran wacana konsep dasar permintaan dan penawaran uang dengan metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and share. 4. Guru memotivasi dan mengkondisikan siswa untuk masuk dalam kegiatan pembelajaran.10 menit1. Disiplin 2. KerjasamaIntiEksplorasi Mengkaji referensi dengan memfasilitasi siswa untuk berpikir wacana perkembangan uang, fungsi uang, dan pengertian permintaan dan penawaran uang. Elaborasi 1. Peserta didik diminta untuk berpikir wacana materi/permasalahan yang disampaikan guru wacana permintaan dan penawaran uang. 2. Guru membentuk kelompok, setiap kelompok terdiri dari 2 siswa (berpasangan), kemudian guru membagikan tema mengenai materi permintaan dan penawaran uang kepada setiap kelompok, terdapat 13 tema yang didiskusikan yaitu pengertian dan syarat benda menjadi uang, fungsi uang dan jenis uang, pengertian dan faktor permintaan uang, pengertian dan faktor penawaran uang, grafik permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga, grafik permintaan uang untuk70 menit1. Disiplin 2. Kerjasama 3. Uji diri 4. Eksistensi spekulasi, Teori kuantitas uang Irving Fisher, nilai uang, pengertian dan faktor uang beredar, sitem standar tunggal, sistem standar kembar dan berlakunya aturan Gresham, sistem standar pincang dan sistem standar kertas. 3. Guru meminta siswa untuk memikirkan tema yang telah dibagikan secara individu dengan alokasi waktu 10 menit. Setelah siswa selesai mengerjakan kemudian siswa bergabung dengan sobat kelompoknya untuk menyatukan dan memikirkan kembali hasil pemikiran masing-masing. 4. Setelah siswa selesai menyatukan dan memikirkan kembali hasil pemikiran masing-masing untuk mendapatkan hasil yang tepat, kemudian guru menunjuk salah satu kelompok untuk membagikan hasil pemikirannya di depan kelas, dan kelompok yang lain berhak untuk mengajukan pertanyaan maupun berpendapat. Dari kegiatan ini akan terlihat cara berpikir kritis dari masing-masing siswa. 5. Berawal dari kegiatan tersebiut guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahn dan menambah materi yang belum disampaikan oleh setiap kelompok. 6. Penutup Konfirmasi Memberi umpan balik positif berupa penguatan dalam bentuk verbal kepada seluruh siswa.Kegiatan Penutup1. Guru mengarahkan semua peserta didik pada kesimpulan mengenai permintaan dan penawaran uang sebagai kegiatan refleksi terhadap proses pembelajaran.10 menit1. Uji diri 2. Potensi diri 2. Guru mengakhiri kegiatan berguru dengan memberikan pesan untuk tetap belajar. 3. Pembelajaran di akhiri dengan do‟a bahu-membahu Kegiatan Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran WaktuAspek Life SkillPertemuan Kedua90 menitKegiatan Awal1. Peserta didik bersama guru memberikan salam dan berdoa. 2. Guru mengecek kehadiran peserta didik 3. Guru memberikan tujuan pembelajaran wacana konsep dasar permintaan dan penawaran uang dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share. 4. Guru memotivasi dan mengkondisikan siswa untuk masuk dalam kegiatan pembelajaran.10 menit1. Disiplin 2. KerjasamaIntiEksplorasi Mengkaji referensi dengan memfasilitasi siswa untuk berpikir wacana perkembangan uang, fungsi uang, dan pengertian permintaan dan penawaran uang. Elaborasi 1. Peserta didik diminta untuk berpikir wacana materi/permasalahan yang disampaikan guru wacana permintaan dan penawaran uang. 2. Guru membentuk kelompok, setiap kelompok terdiri dari 2 siswa (berpasangan), kemudian guru membagikan tema mengenai materi permintaan dan penawaran uang kepada setiap kelompok, terdapat 13 tema yang didiskusikan yaitu pengertian dan syarat benda menjadi uang, fungsi uang dan jenis uang, pengertian dan faktor permintaan uang, pengertian dan faktor penawaran uang, grafik permintaan uang untuk transaksi dan70 menit1. Disiplin 2. Kerjasama 3. Uji diri 4. Eksistensi berjaga-jaga, grafik permintaan uang untuk spekulasi, Teori kuantitas uang Irving Fisher, nilai uang, pengertian dan faktor uang beredar, sitem standar tunggal, sistem standar kembar dan berlakunya aturan Gresham, sistem standar pincang dan sistem standar kertas. 3. Guru meminta siswa untuk memikirkan tema yang telah dibagikan secara individu dengan alokasi waktu 10 menit. Setelah siswa selesai mengerjakan kemudian siswa bergabung dengan sobat kelompoknya untuk menyatukan dan memikirkan kembali hasil pemikiran masing-masing. 4. Setelah siswa selesai menyatukan dan memikirkan kembali hasil pemikiran masing-masing untuk mendapatkan hasil yang tepat, kemudian guru menunjuk salah satu kelompok untuk membagikan hasil pemikirannya di depan kelas, dan kelompok yang lain berhak untuk mengajukan pertanyaan maupun berpendapat. Dari kegiatan ini akan terlihat cara berpikir kritis dari masing-masing siswa. 5. Berawal dari kegiatan tersebiut guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahn dan menambah materi yang belum disampaikan oleh setiap kelompok. 6. Penutup Konfirmasi Memberi umpan balik positif berupa penguatan dalam bentuk verbal kepada seluruh siswa.Kegiatan Penutup1. Guru mengarahkan semua peserta didik pada kesimpulan mengenai permintaan dan penawaran uang sebagai kegiatan refleksi terhadap proses10 menit1. Uji diri 2. Potensi diri pembelajaran. 2. Guru mengakhiri kegiatan berguru dengan memberikan pesan untuk tetap belajar. 3. Pembelajaran di akhiri dengan do‟a bersama-sama.Pertemuan Ketiga90 menitKegiatan Awal1. Peserta didik bersama guru memberikan salam dan berdoa. 2. Guru mengecek kehadiran peserta didik 3. Guru mempersiapkan kondisi berguru siswa. 4. Guru memberikan tata tertib ulangan yang akan dilaksanakan.15 menit1. Disiplin 2. KerjasamaInti1. Guru membagi soal UH (Ulangan Harian). 2. Guru mengawasi jalannya ulangan harian Guru mengambil jawaban siswa ketika waktu ulanganharian selesai60 menit1. Disiplin 2. Kerjasama 3. Uji diri 4. Eksistensi diriKegiatan Penutup1. Guru mengakhiri kegiatan berguru dengan memberikan pesan untuk tetap belajar. 2. Pembelajaran di akhiri dengan do‟a bersama-sama.15 Menit1. Uji diri 2. Potensi diri X. Penilaian a. Teknik Penilaian : Tes tulis b. Instrumen : Soal Uraian, Lembar Observasi c. Aspek yang dinilai : Kemampuan Berpikir Kritis, kegiatan siswa Rembang, 20 April 2015 Guru Mata Pelajaran Ekonomi Peneliti Wahidah Widiati, S.Pd Cita Nursasi NIP 198006192008012014 NIM 7101411236 Lampiran 19 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL Nama Sekolah : Sekolah Menengan Atas Negeri 1 Rembang Purbalingga Mata Pelajaran : Ekonomi Kelas/Semester : X/2 Alokasi Waktu : 6 X 45 Menit I. Standar Kompetensi Memahami uang dan perbankan II. Kompetensi Dasar III. Menjelaskan konsep permintaan dan penawaran uang IV. Indikator Pertemuan 1 1. Menjelaskan pengertian uang dan mengidentifikasi syarat suatu benda menjadi uang. 2. Mengidentifikasi fungsi uang dan jenis-jenis uang. 3. Mendeskripsikan pengertian permintaan dan penawaran uang. 4. Mengidentifikasi faktor-faktor yang menghipnotis permintaan dan penawaran uang. 5. Menggambar grafik permintaan uang dan penawaran uang. Pertemuan 2 1. Mendeskripsikan teori uang dan nilai uang. 2. Mendeskripsikanuang yang beredar dan uang inti serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. 3. Menjelaskan pengertian sistem standar moneter. 4. Mendinetifikasi sistem standar moneter. Pertemuan 3 Evaluasi/Penilaian V. Tujuan Pembelajaran Pertemuan 1 1. Siswa sanggup menjelaskan pengertian uang dan mengidentifikasi syarat suatu benda menjadi uang. 2. Siswa sanggup mengidentifikasi fungsi uang dan jenis-jenis uang. 3. Siswa sanggup mendeskripsikan pengertian permintaan dan penawaran uang. 4. Siswa sanggup mengidentifikasifaktor-faktor yang menghipnotis permintaan dan penawaran uang. 5. Siswa sanggup menggambar grafik permintaan dan penawaran uang. 6. Siswa sanggup mendeskripsikan teori uang dan nilai uang. Pertemuan 2 1. Siswa sanggup mendeskripsikanuang yang beredar dan uang inti serta faktor- faktor yang mempengaruhinya. 2. Siswa sanggup menjelaskan pengertian sistem standar moneter. 3. Siswa sanggup mengidentifikasi sistem standar moneter. Pertemuan 3 Evaluasi/Penilaian VI. Materi Pembelajaran 1. Pengertian uang. 2. Jenis-jenis uang. 3. Permintaan uang dan penawaran uang 4. Faktor-faktor yang menghipnotis permintaan dan penawaran uang 5. Teori uang dan nilai uang. 6. Sistem Standar Moneter VII. Metode Pembelajaran Konvensional (ceramah, tanya jawab, dan penugasan) VIII. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran 1. Media Pembelajaran : Power point, Papan Tulis 2. Alat Pembelajara : Laptop, LCD proyektor, spidol 3. Sumber Pembelajaran : Buku Ekonomi Kelas X Ismawanto 2009 Buku Ekonomi Kelas X Sri Nur Mulyani 2009 Buku Ekonomi Kelas X Sukardi 2009 Buku catatan IX. Langkah-langah Pembelajaran Kegiatan Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran WaktuAspek Life SkillPertemuan Kesatu90 menitKegiatan Awal1. Peserta didik bersama guru memberikan salam dan berdoa 2. Guru mengecek kehadiran peserta didik 3. Guru memberikan tujuan pembelajaran wacana konsep dasar permintaan dan penawaran uang 4. Guru memotivasi dan mengkondisikan siswa untuk masuk dalam kegiatan pembelajaran.10 menit1. Disiplin 2. KerjasamaIntiEksplorasi Menggali pengetahuan awal dengan memberikan beberapa pertanyaan terkait materi yang akan disampaikan. Elaborasi 1. Guru menjelaskan wacana pengertian uang, fungsi uang, jenis-jenis uang, dan pengertian permintaan dan penawaran uang. 2. Setelah menjelaskan materi, guru memperlihatkan kepada siswa untuk bertanya materi yang belum jelas. 3. Guru memberikan sejumlah pertanyaan terkait dengan materi yang telah disampaikan untuk mengetahui keterserapan materi dan pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru. 4. Guru memberikan kiprah terstruktur kepada siswa untuk dikerjakan secara individu dengan alokasi waktu 10 menit. Konfirmasi Memberi umpan balik positif berupa penguatan dalam bentuk verbal kepada seluruh siswa.71 menit1. Disiplin 2. Kerjasama 3. Uji diri 4. Eksistensi Kegiatan Penutup1. Guru mengarahkan semua peserta didik pada kesimpulan mengenai permintaan dan penawaran uang sebagai kegiatan refleksi terhadap proses pembelajaran. 2. Guru memberikan kiprah sebagai pekerjaan rumah (PR) kepada peserta didik untuk pembelajaran berdikari dirumah wacana kecepatan peredran uang, dan standar moneter. 3. Guru mengakhiri kegiatan berguru dengan memberikan pesan untuk tetap belajar. 4. Pembelajaran di akhiri dengan do‟a bersama-sama10 menit1. Uji diri 2. Potensi diri Kegiatan Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran WaktuAspek Life SkillPertemuan Kedua90 menitKegiatan Awal1. Peserta didik bersama guru memberikan salam dan berdoa 2. Guru mengecek kehadiran peserta didik 3. Guru memberikan tujuan pembelajaran wacana konsep dasar permintaan dan penawaran uang 4. Guru memotivasi dan mengkondisikan siswa untuk masuk dalam kegiatan pembelajaran.10 menit1. Disiplin 2. KerjasamaIntiEksplorasi Menggali pengetahuan awal dengan memberikan beberapa pertanyaan terkait materi yang akan disampaikan. Elaborasi 1. Guru menjelaskan wacana pengertian uang, fungsi uang, jenis-jenis uang, dan pengertian permintaan dan penawaran uang. 2. Setelah menjelaskan materi, guru memperlihatkan kepada siswa untuk bertanya materi yang belum jelas.70 menit1. Disiplin 2. Kerjasama 3. Uji diri 4. Eksistensi 3. Guru memberika sejumlah pertanyaan terkait dengan materi yang telah disampaikan untuk mengetahui keterserapan materi dan pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru. 4. Guru memberikan kiprah terstruktur kepada siswa untuk dikerjakan secara individu dengan alokasi waktu 10 menit. Konfirmasi Memberi umpan balik positif berupa penguatan dalam bentuk verbal kepada seluruh siswa.Kegiatan Penutup1. Guru mengarahkan semua peserta didik pada kesimpulan mengenai permintaan dan penawaran uang sebagai kegiatan refleksi terhadap proses pembelajaran. 2. Guru mengakhiri kegiatan berguru dengan memberikan pesan untuk tetap belajar. 3. Pembelajaran di akhiri dengan do‟a bersama-sama.10 menit1. Uji diri 2. Potensi diri Kegiatan Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran WaktuAspek Life SkillPertemuan Ketiga90 menitKegiatan Awal1. Peserta didik bersama guru memberikan salam dan berdoa. 2. Guru mengecek kehadiran peserta didik 3. Guru mempersiapkan kondisi berguru siswa. 4. Guru memberikan tata tertib ulangan yang akan dilaksanakan.15 menit1. Disiplin 2. KerjasamaInti1. Guru membagi soal UH (Ulangan Harian). 2. Guru mengawasi jalannya ulangan harian 3. Guru mengambil jawaban siswa ketika waktu ulanganharian selesai60 menit1. Disiplin 2. Kerjasama 3. Uji diri 4. Eksistensi diri Kegiatan Penutup1. Guru mengakhiri kegiatan berguru dengan memberikan pesan untuk tetap belajar. 2. Pembelajaran di akhiri dengan do‟a bersama-sama.16 Menit1. Uji diri 2. Potensi diri XI. Penilaian a. Teknik Penilaian : Tes tulis b. Instrumen : Soal Uraian, Lembar Observasi c. Aspek yang dinilai : Kemampuan Berpikir Kritis, kegiatan siswa XII. Tugas Terstruktur 1. Berikan penjelasan sebatas apa yang kau ketahui mengenai pengertian uang yang beredar! Menurutmu apakah jumlah uang yang beredar sanggup meningkatkan pendapatan nasional? 2. Berikan penjelasan mengapa Hukum Gresham bisa terjadi pada sistem standar kembar dan cara-cara mengatasinya! XIII. Tidak tidak Terstruktur Seperti kalian ketahui bahwa banyak sekali uang yang beredar dalam masyarakat untuk melaksanakan transaksi keuangan. Coba diskusikan dengan teman-temanmu, apa saja yang beredar di masyarakat dalam rangka melaksanakan transaksi, baik transaksi dagang maupun transaksi jasa! Rembang, 20 April 2015 Guru Mata Pelajaran Ekonomi Peneliti Wahidah Widiati, S.Pd Cita Nursasi NIP 198006192008012014 NIM 7101411236 Lampiran 20 KISI-KISI SOAL POST TEST No IndikatorKemampuan Berpikir KritisDomain KognitifJumlah InstrumenButir InstrumenC1C2C3C4C51.Menjelaskan pengertian uang dan mengidentifikasi syarat suatu benda menjadi uangEksplanasi/penjelasan dan mengidentifikasi √ √ 2 No. 1, 22.Mengidentifikasi jenis-jenis uang.Mengidentifikasi konsep, memecahkan masalah dan menganalisis √ 1 No. 33.Menggambar grafik permintaan uang dan penawaran uang.Menganalisis √ √ 2 No. 4, 56.Mendeskripsikan teori uang dan nilai uang.Menganalisis dan memecahkan masalah √ √ √ 2 No. 6, 77.Mendeskripsikanuang yang beredar dan uang inti serta faktor-faktor yang mempengaruhinyaEksplanasi/penjelasan dan menganalisis √ √ √ 2 No. 6, 8 Lampiran 21 SOAL POST TEST Nama Sekolah : Sekolah Menengan Atas Negeri 1 Rembang Purbalingga Mata Pelajaran : Ekonomi Kelas/Semester : X/2 Alokasi Waktu : 90 menit Materi Pokok : Uang dan Perbankkan Kerjakan Soal dibawah ini dengan benar! 1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan uang! 2. Identifikasi syarat-syarat suatu benda sanggup dijadikan sebagai uang (min 5)! 3. Mengapa uang kertas disebut juga uang fiduciary? Identifikasikan laba penggunaan alat tukar darikertas! 4. Buatlah grafik permintaan uang untuk tujuan transaksi dan berjaga-jaga! Sertakan pula penjelasan dari grafik tersebut! 5. Buatlah grafik permintaan uang untuk tujuan spekulasi! Sertakan pula penjelasan dari grafik tersebut! 6. Bila jumah uang yang beredar (M) sebesar Rp 100 miliar, kecepatan peredaran uang (V) sebesar 8 kali, dan jumlah barang yang diperdagangkan (T) sebesar 200. Hitunglah tingkat harga (P)! 7. Apa yang Anda ketahui tentang: e. nilai nominal uang, f. nilai intrinsik uang, g. nilai internal, dan h. nilai eksternal uang 8. Sebut dan jelaskan faktor-faktor yang menghipnotis jumlah uang yang beredar dalam masyarakat! 9. Berikan penjelasan mengapa Hukum Gresham bisa terjadi pada sistem standar kembar? 10. Apa yang Anda ketahui wacana depresiasi dan apresiasi? Jelaskan! Lampiran 22 KUNCI JAWABAN SOAL POST TEST 1. Uang yaitu alat untuk mempermudah pertukaran (money was made to facility business transaction), yang secara umum sanggup diterima di dalam bentuk pembelian barang-barang atau jasa-jasa serta untuk pembayaran utang. 2. Alat pertukaran yang sanggup disebut sebagai uang, harus mempunyai syarat- syarat sebagai berikut. h. Digemari atau diterima oleh umum (acceptability). i. Mudah disimpan dan dipindahtangankan (portability). j. Tahan usang dan tidak lekas rusak (durability). k. Dapat dibagi-bagi dan tidak mengurangi nilainya (divisibility). l. Mempunyai nilai yang stabil atau tetap (stability of value). m. Jumlahnya memenuhi kebutuhan (scarcity) n. Mempunyai kesamaan kualitas (uniformity) 3. Uang kertas merupakan uang fiduciary (uang kepercayaan), lantaran semua masyarakat mau mendapatkan uang tersebut sebagai alat pembayaran, walaupun nilai intrinsiknya jauh lebih kecil daripada nilai nominalnya. Keuntungan penggunaan alat tukar dari kertas: d. Uang logam tidak sanggup digunakan untuk jumlah yang sangat besar, sedangkan uang kertas tidak ada kesulitan. e. Biaya untuk membuat uang logam jauh lebih mahal daripada untuk membuat uang kertas. f. Uang logam kurang praktis, sukar dibawa ke tempat yang jauh dalam jumlah yang besar. 4. Grafik permintaan uang untuk untuk tujuan transaksi dan berjaga-jaga. Pendapatan Nasional Yb D Ya 0 Ma Mb Permintaan uang Dari kurva permintaan tersebut tampak bahwa makin tinggi pendapatan, makin besar permintaan uang untuk kedua tujuan tersebut. Sementara itu, pada ketika pendapatan sebesar Ya, maka jumlah uang yang dibutuhkan untuk transaksi dan berjaga-jaga sebesar Ma.Tetapi bila pendapatan nasional Yb maka uang yang dibutuhkan sebesar Mb. 5. Grafik permintaan uang untuk untuk tujuan spekulasi Pendapatan Nasional ia ib 0 Ma Mb Petrmintaan uang Kurvapermintaanuanguntukspekulasi menunjukkanbahwamakin tinggi tingkatbunga (ia), makin kecil permintaan uang(Mb),sebaliknya makin rendah tingkatbunga (ib), makinbesar permintaan uang (Mb). padagambar tersebut memperlihatkan kurva preferensi likuiditas.LP6.Tingkat harga (P) adalah:MV = PT 100 × 8= P × 200 200 P= 800miliar 7. Nilai Uang e. nilai nominal uang yakni nilai yang tertera pada setiap mata uang yang bersangkutan. f. Nilai intrinsik yakni nilai uang berdasarkan bahan-bahan pembuatan uang. g. Nilai internal yakni kemampuan suatu mata uang apabila ditukarkan dengan barang. h. Nilai eksternal yakni kemampuan uang dalam negeri apabila dibandingkan dengan mata uang aneh (valuta asing). 8. Faktor-faktor yang menghipnotis jumlah uang yang beredar dalam masyarakat. h. Kebijakanmoneter, yaitukebijakanbanksentraldalammengaturjumlahuang beredar dan hak oktroi(haktunggal) untuk mencetak uang. i. Bank umum dalam membuat uang giral, yaitu membeli surat-surat berharga dari masyarakat. j. Pendapatanmasyarakat di mana semakin tinggi pendapatan masyarakatsemakin banyak jumlahuangyangdibutuhkan sehinggamenambah jumlah uang yang beredar. k. Tingkat suku bunga bank, yaitu apabila suku bunga tinggi akan mendorong masyarakat untuk menabungsehingga mengurangi jumlah uang yang beredar, demikian juga sebaliknya. l. Kebijakan kredit, yaitu kebijakan uang ketat yang mempersulitpemberian kredit (tight money policy)sehingga akan mengurangi jumlahuang yang beredar.Sebaliknya kebijakan uang longgar yang mempermudah pemberiankredit(easy money policy)akan menambahjumlah uang yang beredar. m. Harga barang, di manahargatinggi akan mendorongjumlah uangyangdibutuhkan sehinggabertambahnya jumlah uang yang beredar akan bertambah, begitu juga sebaliknya. n. Selera konsumen, di mana peningkatan selera masyarakat pada suatu barang akan mendorong jumlah uang yang beredar, dan sebaliknya. 9. Hukum Gresham berbunyi “uang yang nilai bahannya lebih rendah akan mendesak uang yang nilai bahannya lebih tinggi dari peredaran”. Negara yang menggunakan standar kembar, artinya suatu negara menggunakan dualogam sebagai logam standar, maka negara tersebut akan menghadapi adanya daya tarik menarik antara permintaan dan penawaran logam (emas/perak).Bisa saja terjadi uang yang manis (emas) semakin usang semakin diturunkan menjadi uang yang buruk (perak/kertas elektronik) 10. Depresiasi yakni suatu proses penurunan mata uang dalam negeri yang disebabkan adanya mekanisme perdagangan. Apresiasi yakni suatu proses peningkatan nilai mata uang dalam negeri yang disebabkan oleh adanya mekanisme perdagangan.

Demikian goresan pena wacana

Download 25 Contoh Judul Beserta Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Ekonomi untuk Sekolah Menengan Atas dan MA .

Semoga bermanfaat dan salam sukses selalu!

0 Response to "Download 25 Teladan Ptk Ekonomi Sma/Ma Gratis"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel