Download Buku Guru Pjok Kelas 10,11,12 Sma/Ma-Smk/Mak Kurikulum 2013 Revisi 2017

 ini dirancang sebagai partner guru dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Download Buku Guru PJOK Kelas 10,11,12 SMA/MA-SMK/MAK Kurikulum 2013 Revisi 2017

Download Buku Guru Pendidikan Olahraga, Jasmani, dan Kesehatan (PJOK) Kelas 10,11,12 SMA/MA-SMK/MAK Kurikulum 2013 Revisi 2017 pdf






Buku Guru PJOK Kelas 10,11,12 SMA/MA-SMK/MAK Kurikulum 2013 Revisi 2017 ini dirancang sebagai partner guru dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan ialah suatu proses pembelajaran melalui acara gerak yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, membuatkan keterampilan gerak, pengetahuan dan sikap hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. aspek contoh hidup sehat dan pengenalan lingkungan higienis melalui acara jasmani, olahraga dan kesehatan yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

Pendidikan sebagai suatu proses training insan yang berlangsung seumur hidup, pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang diajarkan di sekolah mempunyai peranan sangat penting, yaitu menunjukkan kesempatan kepada akseptor didik untuk terlibat langsung dalam banyak sekali pengalaman berguru melalui acara jasmani, olahraga dan kesehatan yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman berguru itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk contoh hidup sehat dan bugar. Melalui proses pembelajaran yang dilakukan, diharapkan siswa terampil dalam berolahraga.

Terampil berolahraga bukan berarti akseptor didik dituntut untuk menguasai cabang olahraga tertentu, melainkan mengutamakan proses perkembangan gerak dari waktu kewaktu. Dalam aktivitasnya, akseptor didik dibawa dalam suasana gembira, sehingga sanggup bereksplorasi dan menemukan sesuatu secara langsung maupun tidak langsung. Untuk mengaktualisasikan pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan ibarat ini, akseptor didik tidak selalu menjadi obyek.

Harapan penulis biar Buku Guru Pendidikan Olahraga, Jasmani, dan Kesehatan (PJOK) Kelas 10,11,12 SMA/MA-SMK/MAK Kurikulum 2013 Revisi 2017 ini sanggup menunjukkan derma yang berarti bagi pengembangan pendidikan, khususnya Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Sekolah SMA/MA/SMK/MAK/SMALB/ Paket C.

Berikut ialah tautan Download Buku Guru Pendidikan Olahraga, Jasmani, dan Kesehatan (PJOK) Kelas 10,11,12 SMA/MA-SMK/MAK Kurikulum 2013 Revisi 2017 pdf:





Berikut kami kutipkan sebagian isi dari buku tersebut:

A. Latar Belakang

Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (selanjutnya disingkat PJOK) pada hakikatnya ialah proses pendidikan yang memanfaatkan acara fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Sebagai mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental- emosional-sportivitas-spiritual-sosial), serta adaptasi contoh hidup sehat yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

Dalam struktur kurikulum 2013, mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan dikelompokkan ke dalam mata pelajaran kelompok B, yaitu kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh sentra dan dilengkapi dengan konten kearifan lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah. Pola penerapannya sanggup diintegrasikan dengan kompetensi dasar yang sudah termuat di dalam kurikulum SMP/MTs/ SMA/MA, atau sanggup dirumuskan dengan menambahkan kompetensi dasar tersendiri.

Dalam kurikulum, alokasi waktu untuk mata pelajaran PJOK ialah 3 jam pelajaran setiap minggu. Alokasi waktu jam pembelajaran tersebut, merupakan jumlah minimal yang sanggup ditambah sesuai dengan kebutuhan akseptor didik. Kurikulum 2013 menekankan bahwa mata pelajaran PJOK mempunyai konten yang unik untuk memberi warna pada pendidikan huruf bangsa, di samping diarahkan untuk membuatkan kompetensi gerak dan gaya hidup sehat. Adapun muatan kearifan lokal dari kurikulum
2013 diharapkan bisa membuatkan apresiasi terhadap kekhasan
multikultural dengan mengenalkan permainan dan olahraga tradisional
yang berakar dari budaya bangsa Indonesia.
Sesuai dengan klarifikasi tersebut William H Freeman (2007:27-28) menyatakan bahwa pendidikan jasmani memakai acara jasmani untuk menghasilkan peningkatan secara menyeluruh terhadap kualitas fisik, mental, dan emosional akseptor didik. Pendidikan jasmani memperlakukan setiap akseptor didik sebagai satu kesatuan yang utuh, tidak lagi menganggap individu sebagai pemilik jiwa dan raga yang terpisah, sehingga di antaranya dianggap sanggup saling memengaruhi. Pendidikan jasmani merupakan bidang kajian yang luas yang sangat menarik dengan titik berat pada peningkatan pergerakan insan (human movement). Pendidikan jasmani memakai acara jasmani sebagai wahana untuk membuatkan setiap individu secara menyeluruh, membuatkan pikiran, tubuh, dan jiwa menjadi satu kesatuan, hingga secara konotatif sanggup disampaikan bahwa penjas diistilahkan sebagai proses membentuk “tubuh yang baik bagi tempat pikiran atau jiwa”.

Sementara itu, Marilyn M. Buck dan kawan-kawan (2007:15) menerjemahkan pendidikan jasmani sebagai kajian, praktik, dan apresiasi atas seni dan ilmu gerak insan (human movement). Pendidikan jasmani merupakan bab dari proses pendidikan umum. Gerak merupakan sifat alamiah dan merupakan ciri dasar eksistensi insan sebagai makhluk hidup. Pendidikan jasmani bukan merupakan bidang kajian yang tertutup. Perubahan yang terjadi di masyarakat, perubahan teknologi, pemeliharaan kesehatan, dan pendidikan secara umum membawa dampak bagi kualitas acara pendidikan jasmani.

Hakikat tujuan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan diberikan di sekolah ialah untuk membentuk “insan yang terdidik secara jasmaniah (physically-educated person)”. National Association for Sport and Physical Education (NASPE) sebagaimana yang dikutip oleh Michel W. Metzler (2005:14) menggambarkan bahwa sosok “insan yang terdidik secara jasmaniah” ini mempunyai ciri sebagai berikut:

1) Mendemonstrasikan kemampuan keterampilan motorik dan contoh gerak yang dibutuhkan untuk menampilkan banyak sekali acara fisik;

2) Mendemonstrasikan pemahaman akan konsep gerak, prinsip-prinsip, strategi, dan taktik sebagaimana yang mereka terapkan dalam pembelajaran dan kinerja banyak sekali acara fisik;

3) Berpartisipasi secara regular dalam acara fisik;

4) Mencapai dan memelihara peningkatan kesehatan dan derajat kebugaran,

5) Menunjukkan tanggung jawab personal dan sosial berupa respek terhadap diri sendiri dan orang lain dalam suasana acara fisik, dan 6) Menghargai acara fisik untuk kesehatan, kesenangan, tantangan, ekspresi diri, dan atau interaksi sosial.

Berangkat dari pandangan tersebut, maka sanggup disimpulkan bahwa Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) merupakan bab integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk membuatkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek contoh hidup sehat dan pengenalan lingkungan higienis melalui acara jasmani, olahraga dan kesehatan yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

Untuk mengusung tujuan yang demikian komprehensif di atas, mata pelajaran PJOK tentu perlu diubahsuaikan dengan dasar paradigma perubahan Kurikulum 2013 yang menekankan pada penyempurnaan contoh pikir, sebagai berikut:

1. Pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada akseptor didik. Peserta didik harus mempunyai pilihan- pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk mempunyai kompetensi yang sama.

2. Pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran interaktif (interaktif antara guru, akseptor didik, masyarakat, lingkungan alam, dan sumber/media lainnya).

3. Pola pembelajaran yang terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik sanggup menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang sanggup dihubungi serta diperoleh melalui internet);

4. Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif mencari (pembelajaran akseptor didik aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains);
5. Pola berguru sendiri menjadi berguru kelompok (berbasis tim);
6. Pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia;

7. Pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap akseptor didik;

8. Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan
9. Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.

C. Konsep Dasar Pembelajaran

1. Karakterisktik Pembelajaran PJOK
Pembelajaran merupakan proses yang interaktif antara guru dengan akseptor didik. Pembelajaran melibatkan multi pendekatan degnan memakai teknologi yang akan membantu memecahkan permasalahan faktual/riil di dalam kelas. Ada tiga komponen dalam definisi pembelajaran, yaitu: pertama, pembelajaran ialah suatu proses, bukan sebuah produk, sehingga nilai tes dan kiprah ialah ukuran pembelajaran, tetapi bukan proses pembelajaran. Kedua, pembelajaran ialah perubahan dalam pengetahuan, keyakinan, perilaku/sikap. Perubahan ini memerlukan waktu, terutama dikala pembentukan keyakinan, sikap dan sikap. Guru dilarang menafsirkan kekurangan akseptor didik dalam pemahaman sebagai kekurangan dalam pembelajaran, alasannya ialah mereka memerlukan waktu untuk mengalami perubahan. Ketiga, Pembelajaran bukan sesuatu yang dilakukan kepada akseptor didik, tetapi sesuatu yang mereka kerjakan sendiri. Kualitas pembelajaran PJOK dipengaruhi oleh empat komponen yaitu: peluang untuk belajar, konten yang sesuai, intruksi yang tepat, serta evaluasi akseptor didik dan pembelajaran.

Pendidikan Jasmani mengandung makna pendidikan memakai acara jasmani untuk menghasilkan peningkatan secara menyeluruh terhadap kualitas fisik, mental, dan emosional akseptor didik. Kata acara jasmani mengandung makna pembelajaran ialah berbasis acara fisik. Kata olahraga mengandung makna acara jasmani yang dilakukan dengan tujuan untuk memelihara kesehatan dan memperkuat otot-otot tubuh. Kegiatan ini sanggup dilakukan sebagai kegiatan yang menghibur, menyenangkan atau juga dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi. Sementara kualitas fisik, mental dan emosional disini bermakna, pembelajaran PJOK menciptakan akseptor didik mempunyai kesehatan yang baik, kemampuan fisik, mempunyai pemahaman yang benar, mempunyai sikap yang baik perihal acara fisik, sehingga sepanjang hidupnya mereka akan mempunyai gaya hidup sehat dan aktif.

Berdasarkan uraian tersebut, secara substansi PJOK mengandung acara jasmani, olahraga, dan kesehatan. Dimana tujuan utama PJOK ialah meningkatkan life-long physical activity dan mendorong perkembangan fisik, psikologis dan sosial akseptor didik. Jika ditelaah lebih lanjut, tujuan ini mendorong perkembangan motivasi diri untuk melaksanakan acara fisik, memperkuat konsep diri, berguru bertanggung jawab, dan keterampilan kerjasama. Peserta didik akan berguru mandiri, mengambil keputusan dalam proses pembelajaran, berguru bertanggung jawab dengan diri dan orang lain. Dan proses menuju mempunyai rasa tanggung jawab ini, setahap demi setahap beralih dari guru kepada akseptor didik.

Mata pelajaran PJOK selalu terkait dengan konsep acara jasmani (physical activities), bermain (play), olahraga (sport), rekreasi, dan dansa.

Aktivitas jasmani ialah seluruh gerak badan yang dihasilkan oleh konstraksi otot-otot rangka yang secara nyata meningkatkan pengeluaran energi (energy expenditure) di atas level kebutuhan dasar (Wuest and Bucher; 2009; hal. 11). Secara sederhana acara jasmani sanggup pula diartikan sebagai seluruh gerak badan yang melibatkan kelompok otot besar dan memerlukan suplai energi. Artinya, dikala anak diinstruksikan begerak, gerak yang mereka lakukan harusnya melibatkan kelompok otot besar dan mengakibatkan mereka mengolah energi melalui metabolisme otot yang terlibat.

Bermain pada pada dasarnya ialah acara yang dipakai sebagai hiburan. Kita mengartikan bermain sebagai hiburan yang bersifat fisikal yang tidak kompetitif, meskipun bermain tidak harus selalu bersifat fisik. Bermain bukanlah berarti olahraga dan pendidikan jasmani, meskipun elemen dari bermain sanggup ditemukan di dalam keduanya.

Dari kata bermain kemudian lahir kata benda permainan, yang dengan tetap mengelompokkannya ke dalam garis lurus yang bersifat fisikal, permainan diartikan sebagai “aktivitas fisik yang di dalamnya sudah mengandung unsur-unsur yang menyenangkan.” Unsur ini sanggup berupa kompetisi, imaginasi atau fantasi, termasuk adanya modifikasi aturan.

Olahraga di pihak lain ialah suatu bentuk bermain yang terorganisir dan bersifat kompetitif (Freeman, 2001). Olahraga ialah acara jasmani yang sudah benar-benar terorganisir dan tingkat kompetisinya tinggi serta didukung oleh peraturan yang mengaturnya. Peraturan menetapkan standar-standar kompetisi dan situasi, sehingga individu atlet sanggup bertanding secara fair dan mencapai sasaran yang spesifik. Olahraga juga menyediakan kesempatan untuk mendemostrasikan kompetensi seseorang dan menantang batas-batas kemampuan maksimal.

Bermain, olahraga, dan pendidikan jasmani melibatkan bentuk- bentuk gerakan, dan ketiganya sanggup melumat secara pas dalam konteks pendidikan bila dipakai untuk tujuan-tujuan kependidikan. Olahraga dan bermain sanggup eksis meskipun secara murni untuk kepentingan kesenangan, untuk kepentingan pendidikan, atau untuk kombinasi keduanya. Kesenangan dan pendidikan tidak harus dipisahkan secara eksklusif; keduanya sanggup beriringan bersama.

Di pihak lain, rekreasi ialah acara untuk mengisi waktu senggang. Rekreasi sanggup pula memenuhi salah satu definisi “penggunaan berharga dari waktu luang.” Dalam pandangan itu, acara diseleksi oleh individu sebagai fungsi memperbaharui ulang kondisi fisik dan jiwa, sehingga tidak berarti hanya membuang-buang waktu. Rekreasi ialah acara yang menyehatkan pada aspek fisik, mental, dan sosial. Dalam pendidikan jasmani, rekreasi tidak bisa lepas dari pelajaran rekreasi secara aktif dengan memanfaatkan cabang-cabang olahraga yang sudah dipelajari.

Penekanan dari rekreasi ialah nuansa “mencipta kembali” (re- creation). Apa yang dicipta kembali itu, mencakup upaya revitalisasi badan dan jiwa yang terwujud alasannya ialah ‘menjauh’ dari acara rutin dan kondisi yang menekan dalam kehidupan sehari-hari. Landasan kependidikan dari rekreasi sekarang diangkat kembali, sehingga sering diistilahkan dengan pendidikan rekreasi, yang tujuan utamanya ialah mendidik orang dalam memanfaatkan waktu senggang mereka. Rekreasi memungkinkan individu anak terlibat dalam acara yang dipilih secara bebas, termasuk acara fisik yang menghasilkan manfaat kesehatan. Oleh alhasil penting bahwa guru PJOK bisa memberi kesadaran perihal gaya hidup aktif, membekali dan meningkatkan keterampilan-keterampilan waktu luang (leisure skills) dan mengintegrasikan individu ke dalam kegiatan rekreasional di komunitas lingkungan anak tinggal.

Demikian goresan pena perihal

Download Buku Guru Pendidikan Olahraga, Jasmani, dan Kesehatan (PJOK) Kelas 10,11,12 SMA/MA-SMK/MAK Kurikulum 2013 Revisi 2017 pdf

Semoga bermanfaat dan salam sukses selalu!

0 Response to "Download Buku Guru Pjok Kelas 10,11,12 Sma/Ma-Smk/Mak Kurikulum 2013 Revisi 2017"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel