Banjir Keluhan Guru Dikala Jalankan Kurikulum 2013 (K-13)
Terapkan Kurikulum 2013, Guru Banyak Merasa Kesulitan
Akan tetapi, faktanya, terdapat beberapa sekolah yang justru menerapkan K-13 untuk kelas selain tingkat kelas yang telah diatur oleh Kemdikbud. Hal ini semakin menciptakan para guru yang belum diajarkan mengenai K-13 menjadi relatif bingung. Buku pembelajaran berbasis K-13 juga belum tersedia. Menurut beliau, guru tetap membutuhkan training K-13 supaya tidak resah ketika mengajar.
Retno yang juga merupakan seorang tenaga pendidik turut menjelaskan, dinas pendidikan seyogyanya mematuhi arahan dari Kemdikbud. Untuk kelas-kelas yang belum saatnya menerapkan Kurikulum 2013 maka tetap menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Di tempat terpisah, Totok Suprayitno selaku Kepala Balitbang Kemdikbud RI tidak menampik fakta bahwa memang tidak semua kelas di sekolah yang gres menjalankan K-13 telah menerapkan penggunaan K-13 tersebut. Beliau kembali mengulang sesuai apa yang menjadi hukum dari Kemdikbud bahwa di sekolah gres itu, K-13 gres diajarkan di kelas 1, 4, 7, dan 10 saja. Kecuali bagi sekolah yang minimal telah menerapkan K-13 selama 3 tahun, seluruh tingkat kelas boleh menggunakan K-13 secara reguler. Hal ini sudah disosialisasikan dengan maksimal kepada kawasan oleh Ditjen Dikdasmen (Pendidikan Dasar dan Menengah) Kemdikbud RI.
Informasi yang berhasil dirangkum sebelumnya, sekolah yang telah menjalankan K-13 yakni berjumlah sekitar 17 ribu. Dan di tahun ini Kemdikbud sudah menambah cukup banyak sekolah pelaksana K-13. Jumlah total di semua jenjang, terdapat sekitar 38 ribuan unit sekolah yang gres menjalankan K-13 ini. Jadi, perhitungan total tahun ini ada 55 ribu sekolah, mulai SD hingga SMA/SMK yang telah mulai memberlakukan K-13.
0 Response to "Banjir Keluhan Guru Dikala Jalankan Kurikulum 2013 (K-13)"
Posting Komentar