Model Pembelajaran Berbasis Masalah/Problem Based Learning (Pbl)

 Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah Model Pembelajaran Berbasis Masalah/Problem Based Learning (PBL)

Model Pembelajaran Berbasis Masalah/Problem Based Learning (PBL): Pengertian, Karakteristik, Langkah-langkah, Manfaat, Kelebihan dan Kelemahan

Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah/ Problem Based Learning



Menurut Arends dalam Sani (2013:138), pembelajaran berbasis dilema atau problem based learning  (PBL) sanggup membantu penerima didik untuk berbagi ketrampilan berpikir dan mengatasi masalah, mempelajari peran-peran orang dewasa, dan menjadi mencar ilmu mandiri. Menurut Hamdani (2011:87), pembelajaran menurut dilema atau Problem Based Instruction (PBI) menekankan dilema kehidupannya yang
bermakna bagi siswa dan kiprah guru dalam menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan, dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog

Problem Based Learning (PBL) dikembangkan semenjak tahun 1970-an di McMaster University di Canada dan metode ini sudah merambah ke aneka macam jenjang pendidikan. Dengan keunggulan metode ini, jenjang pendidikan yang lebih rendah pun sudah mulai memakai metode ini. Dengan perkembangannya yang pesat, rumusannya juga beragam. Salah satu yang cukup mewakili, yaitu rumusan yang diungkapkan Prof. Howard Barrows dan Kelson (Amir, 2009:21).

 Mengacu rumusan dari Dutch (1994) bahwa PBL merupakan Metode instruksional yang menantang penerima didik agar-belajar untuk belajar, bekerja sama dalam kelompok untuk mencari solusi bagi dilema yang nyata. Masalah ini dipakai untuk mengaitkan rasa keingintahuan serta kemampuan analisis penerima didik dan inisiatif atas materi pelajaran. PBL mempersiapkan penerima didik untuk
berfikir kritis dan analistis dan untuk mencari serta memakai sumber pembelajaran yang sesuai (Amir, 2009:21).

Dari definisi-definisi di atas, sanggup disimpulkan bahwa materi pembelajaran terutama bercirikan masalah. Dalam proses PBL, sebelum kegiatan mencar ilmu mengajar dimulai, penerima didik diberikan masalah-masalah. Masalah yang disajikan yaitu dilema yang konteks dengan dunia nyata. Semakin bersahabat dengan dunia nyata, akan semakin baik pengaruhnya pada peningkatan kecakapan penerima didik. Dari dilema yang diberikan oleh pendidik, penerima didik berhubungan membentuk kelompok, mencari informasi-informasi gres yang relevan untuk solusinya kemudian mencoba memecahkan dilema yang diberikan dengan pengetahuan yang mereka miliki. Selanjutnya kiprah pendidik adalah
sebagai fasilitator yang mengarahkan penerima didik dalam mencari dan menemukan solusi yang dibutuhkan (hanya mengarahkan, bukan menunjukkan) sekaligus menentukan indikator pencapaian proses pembelajaran tersebut.

Karakteristik Problem Based Learning (PBL)

Berdasarkan pendapat Tan dalam Amir (2009:13), karakteristik yang tercakup dalam proses problem based learning (PBL) yaitu:

1. Masalah yang dipakai sebagai awal pembelajaran

2. Biasanya, dilema yang dipakai merupakan dilema dunia nyata yang disajikan secara  mengambang (ill-structured)

3. Masalah biasanya menuntut perspektif beragam (multiple perspective).

Solusinya menuntut pembelajar memakai dan mendapat konsep daribeberapa materi pelajaran atau lintas ilmu ke bidang lainnya.

4. Masalah menciptakan pembelajar tertantang untuk mendapat pembelajaran di ranah pembelajaran yang baru.

5. Sangat mengutamakan mencar ilmu sanggup berdiri diatas kaki sendiri (self directed learning).

6. Memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi, tidak dari satu sumber saja. Pencarian, penilaian serta penggunaan pengetahuan ini menjadi kunci penting.

7. Pembelajarannya kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif. Pembelajar bekerja dalam kelompok, berinteraksi, saling mengajarkan (peer teaching) dan melaksanakan presentasi.

Langkah-langkah Problem Based Learning (PBL)

Menurut Taufiq Amir (2009:24), proses pembelajaran berbasis dilema akan sanggup dijalankan bila pengajar siap dengan segala perangkat yang dibutuhkan (masalah, formulir pelengkap, dan lain-lain). Pembelajar pun harus sudah memahami prosesnya, dan telah membentuk kelompok-kelompok kecil. Langkahlangkah dalam PBL secara umum ada tujuh, yaitu sebagai berikut:

1. Langkah 1: Mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas.

Memastikan setiap anggota memahami aneka macam istilah dan konsep yang ada dalam masalah. Langkah pertama ini sanggup dikatakan tahap yang menciptakan setiap penerima berangkat dari cara memandang yang sama atas
istilah – istilah atau konsep yang ada dalam masalah.

2. Langkah 2: Merumuskan masalah

Fenomena yang ada dalam dilema menuntut penjelasan kekerabatan – kekerabatan apa yang terjadi diantara fenomena itu. Terkadang, ada kekerabatan yang masih belum nyata antara femomenanya, atau ada yang sub – sub dilema yang harus diperjelas dahulu.

3. Langkah 3: Menganalisis masalah

Anggota mengeluarkan pengetahuan terkait apa yang sudah dimiliki anggota wacana masalah. Terjadi diskusi yang membahas informasi faktual (yang tercantum pada masalah), dan juga informasi yang ada dalam pikiran anggota. Brainstorming (curah gagasan) dilakukan dalam tahap ini. Anggota
kelompok mendapat kesempatan melatih bagaimana menjelaskan, melihat alternatif atau hipotesis yang terkait dengan masalah.

4. Langkah 4: Menata gagasan dan secara sistematis menganalisisnya dengan dalam

Bagian yang sudah dianalisis dilihat keterkaitannya satu sama lain, dikelompokkan mana yang saling menunjang, mana yang bertentangan dan sebagainya.

5. Langkah 5: Memformulasikan tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran akan dikaitkan dengan analisis dilema yang dibuat. Inilah yang akan menjadi dasar gagasan yang akan dibentuk di laporan.
Tujuan pembelajaran ini juga yang dibentuk menjadi dasar penugasan – penugasan individu di setiap kelompok.

6. Langkah 6: Mencari informasi tambahan dari sumber yang lain ( di luar diskusi kelompok)

Setiap anggota harus bisa mencar ilmu sendiri dengan efektif untuk tahapan ini, semoga mendapat informasi yang relevan, menyerupai contohnya menentukan kata kunci dalam pemilihan, memperkirakan topik penulis, publikasi dari sumber pembelajaran. Pembelajar harus memilih, meringkas sumber
pembelajaran itu dengan kalimatnya sendiri dengan mencantumkan sumber.

7. Langkah 7: Mensintesa (menggabungkan) dan menguji informasi gres dan menciptakan laporan untuk guru / kelas

Kelompok sudah sanggup menciptakan sintesis, menggabungkannya dan mengkombinasikan hal-hal yang relevan. Dalam tahap ini, keterampilan yang dibutuhkan yaitu bagaimana meringkas, mendiskusikan dan meninjau ulang hasil diskusi.

Manfaat Model Problem Based Learning (PBL)

1. Menjadi lebih ingat dan meningkat pemahamannya atas materi ajar.

Apabila pengetahuan didapat lebih bersahabat dengan konteks praktiknya, maka akan lebih sanggup diingat. Dengan konteks yang dekat, dan sekaligus melaksanakan deep learning (karena banyak mengajukan pertanyaan menyelidik) bukan surface learning (yang sekedar hafal saja), maka pembelajar akan lebih memahami materi.

2. Meningkatkan fokus pada pengetahuan yang relevan.

Dengan adanya Pembelajaran Berbasis Masalah, maka pembelajar lebih sanggup  "merasakan”manfaatnya, alasannya dengan dibangunnya dilema yang sarat dengan konteks praktik, maka siswa merasa lebih gampang dalam konteks operasinya di lapangan.

3. Mendorong untuk berfikir

Dengan proses yang mendorong pembelajar untuk mempertanyakan, kritis, reflektif, maka manfaat ini bisa berpeluang terjadi. Nalar dari siswa dilatih dan kemampuan berfikirnya ditingkatkan.

4. Membangun kerja tim, kepemimpinan, dan keterampilan sosial

Karena dikerjakan dalam kelompok-kelompok kecil, maka Pembelajaran Berbasis Masalah yang baik sanggup mendorong terjadinya pengembangankecakapan kerja tim dan kecakapan. Soft skills berupa kekerabatan interpersonal sanggup dikembangkan oleh para siswa.

5. Membangun kecakapan mencar ilmu (life-long learning skills)

Siswa sanggup berbagi bagaimana kemampuan untuk mencar ilmu (learn how to learn) melalui PBL, dimana dengan struktur dilema yang agak mengambang dan merumuskannya, serta dengan tuntutan mencari sendiri pengetahuan yang relevan akan melatih siswa.

6. Memotivasi Pembelajar

Dengan PBL, maka terdapat peluang untuk membangkitkan minat dalam diri pembelajar, alasannya dilema tercipta dengan konteks pekerjaan. Dengan dilema yang menantang, para siswa sanggup berangasan untuk menyelesaikannya.

Keuntungan dan Kelemahan Model Problem Based Learning (PBL)

1. Keuntungan Model Problem Based Learning

Keuntungan dari Model problem based learning, antara lain:

1) Pemecahan dilema merupakan teknik yang cukup cantik untuk lebih memahami isi bacaan.

2) Pemecahan dilema sanggup memantang kemampuan siswa serta memperlihatkan kepuasan untuk menemukan pengetahuan gres bagi siswa.

3) Pemecahan dilema sanggup meningkatkan acara pembelajaran siswa.

4) Pemecahan dilema sanggup membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami dilema dalam kehidupan siswa.

5) Pemecahan dilema sanggup membantu siswa untuk berbagi pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.

6) Melalui pemecahan dilema bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran, intinya merupakan cara berpikir,dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa,bukan hanya sekedar mencar ilmu dari guru atau dari buku-buku saja.

7) Pemecahan dilema dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.

8) Pemecahan dilema sanggup berbagi kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan berbagi kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.

9) Pemecahan dilema sanggup memperlihatkan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.

10) Pemecahan dilema sanggup berbagi minat siswa untuk secaraterus-menerus mencar ilmu sekalipun mencar ilmu pada pendidikan formal telah berakhir.

2. Kelemahan Model Problem Based Learning

Kelemahan dari model problem based learning antara lain:

1) Manakala siswa tidak mempunyai minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa dilema yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.

2) Keberhasilan model pembelajaran berbasis dilema membutuhkan cukup waktu untk persiapan.

3) Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan dilema yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan mencar ilmu apa yang mereka ingin pelajari.

Demikian goresan pena wacana model pembelajaran berbasis dilema atau problem based learning. Semoga bermanfaat dan salam sukses selalu!

Sumber: 

Rizkiani Utami Yusuf. 2015. MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN STRATEGI MIND MAPPING (PETA PIKIRAN) PADA MATERI INDEKS HARGA DAN INFLASI KELAS XI IIS Sekolah Menengan Atas NEGERI 1 KERTEK WONOSOBO TAHUN PELAJARAN 2015/2016. Semarang. Unnes. Diakses Melalui: http://lib.unnes.ac.id/23510/1/7101411176.pdf

Kata Kunci: Model Pembelajaran Berbasis Masalah, Problem Based Learning, PBL, manfaat model pembelajaran berbasis masalah, manfaat problem based learning, manfaat pbl, kelemahan model pembelajaran berbasis masalah, kelemahan problem based learning, kelemahan pbl, pengertian model pembelajaran berbasis masalah, pengertian problem based learning, pengertian pbl,
karakteristik model pembelajaran berbasis masalah, karakteristik problem based learning,
karakteristik pbl, keuntungan model pembelajaran berbasis masalah, keuntungan problem based learning, keuntungan pbl

0 Response to "Model Pembelajaran Berbasis Masalah/Problem Based Learning (Pbl)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel