Pembahasan Lengkap Model Pembelajaran Savi
Model pembelajaran SAVI yang dibahas dalam goresan pena ini meliputi: definisi atau pengertian, prinsip dasar, karakteristik, dan langkah-langkah.
Definisi atau Pengertian Model Pembelajaran SAVI
Model Pembelajaran SAVI : SAVI merupakan kependekan dari Somatik, Auditori, Visual, dan Intelektual. Teori Pembelajaran SAVI menganut aliran ilmu kognitif modern yang menyatakan berguru yang paling baik yaitu melibatkan emosi, seluruh tubuh, semua indera, dan segenap kedalaman serta keluasan pribadi, menghormati gaya berguru individu lain dengan menyadari bahwa orang berguru dengan cara-cara yang berbeda.Menurut Suyatno (2009: 65), model SAVI merupakan model pembelajaran yang memanfaatkan alat indra berguru siswa semaksimal mungkin. Pembelajaran akan berlangsungoptimal bila keempat komponen SAVI sanggup dilaksanakan dengan terpadu saatproses pembelajaran.
Prinsip Dasar Model Pembelajaran SAVI
Dikarenakan model SAVI sejalan dengan metode Accelerated Learning, maka prinsipnya juga sejalan dengan AL yaitu:(1) pembelajaran melibatkan seluruh pikiran dan tubuh,
(2) pembelajaran berarti berkreasi bukan mengkonsumsi,
(3) kerjasama membantu proses pembelajaran,
(4) berguru berasal dari mengerjakan pekerjaan itu sendiri dengan umpan balik,
(5) emosi positif sangat membantu pembelajaran (Herdian, 2009).
Karakteristik Model Pembelajaran SAVI
Sesuai dengan kependekan dari SAVI sendiri yaitu Somatik, Auditori, Visual, dan Intelektual, maka karakteristiknya ada empat bagian. Bagian-bagian tersebut dijelaskan sebagai berikut.Somatik
”Somatic” berasal dari bahasa yunani yaitu badan – soma. Jika dikaitkan dengan berguru maka sanggup diartikan berguru dengan bergerak dan berbuat. Sehingga pembelajaran somatic yaitu pembelajaran yang memanfaatkan dan melibatkan badan (indera peraba, kinestetik, melibatkan fisik dan menggerakkan badan sewaktu acara pembelajaran berlangsung) ( Meier, 2002).
Adi W Gunawan (2004: 97)menyatakan bahwa somatic memiliki arti sama dengan kinestetik, yaitu gerakan. Belajar somatic merupakan berguru yang melibatkan acara fisik. Secara umum berguru somatic melalui gerakan tubuh. Orang kinestetik sangat suka berguru dengan menyentuh dan memanipulasi obyek atau model peralatan. Cara berguru yang paling disukai orang kinestetik : (1) Keterlibatan fisik, (2) Membuat model, (3) Memainkan peran/scenario, (4) Berjalan, (5) Membuat mind mapping (peta pikiran).
Berdasarkan pengertian tersebut bahwa berguru somatic yaitu berguru dengan melaksanakan (learning to do). Belajar somatic sanggup mengaktifkan suasana berguru dikelas, alasannya somatic merupakan acara yang dilakukan siswa dengan bergerak.
Belajar auditori merupakan berguru dengan berbicara dan mendengar. Pikiran kita lebih berpengaruh daripada yang kita sadari, pendengaran kita terus menerus menangkap dan menyimpan informasi bahkan tanpa kita sadari. Ketika kita membuat bunyi sendiri dengan berbicara beberapa area penting di otak kita menjadi aktif. Hal ini sanggup diartikan dalam pembelajaran siswa hendaknya mengajak siswa membicarakan apa yang sedang mereka pelajari, menerjemahkan pengalaman siswa dengan suara. Mengajak mereka berbicara dikala memecahkan masalah, membuat model, mengumpulkan informasi, membuat planning kerja, menguasai keterampilan, membuat tinjauan pengalaman belajar, atau membuat makna-makna pribadi bagi diri mereka sendiri (Dave Meier, 2002).
Berbagai informasi diatas menyebutkan bahwa berguru auditory memerlukan media atau sarana pembelajaran. Penggunaan sarana auditory merupakan cara peningkatan hasil berguru siswa. Belajar auditory dilakukan dengan keadaan bangga alasannya didalamnya diselingi acara mendengarkan melalui auditory.
Visual
Visual dalam berguru sanggup diartikan dengan mengamati dan menggambarkan. Terdapat lebih banyak perangkat untuk memproses informasi visual daripada semua indera yang lain di dalam otak. Setiap siswa yang memakai visualnya lebih gampang berguru bila sanggup melihat apa yang sedang dibicarakan seorang penceramah atau sebuah buku atau jadwal computer. Secara khusus pembelajaran visual mengajak siswa untuk melihat permasalahan dari dunia nyata, diagram, presentasi interktif, dan visualisasi lain ketika berguru (Meier, 2002: 97-99).
Intelektual
Intelektual dalam berguru sanggup dilaksanakan dengan memecahkan persoalan dan merenung. Siswa memikirkan cara dalam menyelesaiakan suatu permasalahan yang ada untuk menambah pengalaman dan kreativitas dalam belajar. Siswa melakukannya dengan pikiran mereka secara internal untuk membuat hubungan, makna, rencana, dan nilai dari pengalaman tersebut. Hal ini diperkuat
dengan makna intelektual yaitu bab diri yang merenung, mencipta, dan memecahkan persoalan (Meier, 2002: 99-100).
Langkah-Langkah Model Pembelajaran SAVI
Pembelajaran SAVI sanggup dilakasanakan dalam empat tahap. Keempat tahap yang dimaksud yaitu sebagai berikut.Langkah 1: Tahap persiapan
Pada tahap ini guru membangkitkan minat siswa, menunjukkan sugesti positif pada pembelajaran, dan menempatkan mereka dalam situasi optimal untuk belajar. Secara spesifik tahap ini meliputi:
(1) menunjukkan sugesi positif,
(2) menunjukkan pernyataan yang memberi manfaat kepada siswa,
(3) memberikan tujuan pembelajaran,
(4) membuat lingkungan fisik, emosional, dan sosial yang positif,
(5) menenangkan rasa takut dan menyingkirkan hambatan-hambatan belajar,
(6) merangsang rasa ingin tahu siswa, dan
(7) mengajak siswa terlibat penuh semenjak awal.
Pada tahap ini guru hendaknya membantu siswa menemukan bahan berguru yang gres dengan cara menarik, menyenangkan, relevan, dan melibatkan indera belajar. Hal- hal yang sanggup dilakukan pada tahapan ini yaitu sebagai berikut.
(1) Pengamatan fenomena dunia kasatmata dilakukan dengan memberikanpermasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
(2) Pembelajaran dengan berdiskusi dan melibatkan seluruh indra pembelajaran. Hal ini sanggup dilakukan dengan presentasi interaktif dan pembentukan kelompok belajar.
(3) Latihan menemukan sendiri, berpasangan, atau berkelompok. Hal ini dapat
dilakukan dengan bimbingan dari guru melalui CD pembelajaran atau LKPD dan juga sanggup dilakukan dengan meminta siswa untuk bekerja dalam kelompok.
(4) Pengalaman berguru di dunia kasatmata yang kontekstual dan memecahkan
masalah.
Langkah 3: Tahap Pelatihan
Pada tahap ini guru hendaknya membantu siswa mengintegrasikan dan menyerap pengetahuan dan keterampilan gres dengan aneka macam cara. Secara spesifik yang sanggup dilakukan pada tahapan ini yaitu sebagai berikut.
(1) Penerapan dalam dunia kasatmata yang sanggup dilakukan dengan menunjukkan soal yang berkaitan dengan permasalahan sehari-hari.
(2) Aktivitas pemecahan persoalan dengan menunjukkan permasalahan pada siswa.
(3) Refleksi dan artikulasi individu. Hal ini sanggup dilakukan dengan menunjukkan kesempatan kepada siswa untuk menuntaskan dan memberikan permasalahan di depan kelas kepada teman-temannya.
(4) Menyelesaikan permasalahan secara berpasangan atau berkelompok.
Langkah 4: Tahap Penampilan Hasil
Pada tahap ini guru hendaknya membantu siswa menerapkan dan memperluas pengetahuan atau keterampilan gres mereka pada pekerjaan sehingga hasil berguru akan menempel dan penampilan hasil akan terus meningkat. Hal-hal yang sanggup dilakukan yaitu sebagai berikut.
(1) Aktivitas penguatan penerapan yang sanggup dilakukan dengan menunjukkan soal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari yang diselesaikan secara individu.
(2) Pelatihan terus menerus yang sanggup dilakukan dengan menunjukkan latihan menuntaskan masalah.
(3) Memberikan kuis sebagai umpan balik dan penilaian kinerja.
Demikian goresan pena ihwal model pembelajaran SAVI. Semoga bermanfaat dan salam sukses selalu!
Sumber: GALIH SUCI PRATAMA. 2013. PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENDEKATAN SOMATIC AUDITORY VISUALIZATION INTELLECTUALY (SAVI)DENGAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV SDN 01 GUNUNGPATI KOTA SEMARANG. Library Unnes. Semarang
0 Response to "Pembahasan Lengkap Model Pembelajaran Savi"
Posting Komentar